Peran PGN Saka dalam Dekarbonisasi: Menuju Masa Depan Energi yang Berkelanjutan

Peran PGN Saka dalam Dekarbonisasi Menuju Masa Depan Energi yang Berkelanjutan

Dekarbonisasi adalah proses pengurangan emisi karbon di atmosfer akibat penggunaan energi fosil. Proses ini penting untuk dilakukan guna mengatasi perubahan iklim global yang membahayakan kehidupan di bumi.

Salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk melakukan dekarbonisasi adalah sektor energi, khususnya minyak dan gas bumi. PGN Saka sebagai anak perusahaan dari Pertamina yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, memiliki komitmen kuat untuk berpartisipasi dalam program dekarbonisasi.

Hal ini sejalan dengan target ambisius yang dicanangkan oleh Pertamina, yaitu mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060.

Langkah PGN Saka dalam Mengurangi Emisi Karbon

Untuk mewujudkan target tersebut, PGN Saka telah mengambil langkah-langkah strategis dalam mengurangi emisi karbon dari operasionalnya. Langkah-langkah tersebut meliputi:

1. Penggunaan Peralatan yang Lebih Efisien

Salah satu cara untuk menekan emisi karbon adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi. PGN Saka telah mengoptimalkan penggunaan peralatan mereka, sehingga menghemat pemakaian energi tanpa mengorbankan kualitas produksi.

Misalnya, PGN Saka telah memasang solar panel dengan kapasitas total 18,36 kilowatt peak (kWp) di well head platform C (WHP-C) dan WHP-D di proyek Sidayu. Solar panel ini dapat memenuhi kebutuhan energi listrik di platform tersebut, sekaligus mengurangi jejak karbon sebesar 67,42 ton CO2 per semester.

2. Pengurangan Emisi dari Proses dan Fugitive

Emisi karbon tidak hanya berasal dari pembakaran bahan bakar, tetapi juga dari kebocoran atau peristiwa tidak terduga lainnya. PGN Saka sangat fokus pada mengurangi emisi dari proses dan fugitive ini.

Dalam hal ini, PGN Saka telah mengimplementasikan kebijakan nol pembakaran rutin (zero routine flaring) dan memanfaatkan gas yang sebelumnya terbuang sia-sia (flare gas) untuk menghasilkan energi tambahan.

Selain itu, PGN Saka juga telah memperkuat sistem pemantauan dan pengendalian emisi fugitive, seperti menggunakan sealless pump dan leak detection and repair (LDAR).

3. Pemakaian Energi Rendah Karbon

Selain mengurangi emisi, PGN Saka juga berupaya untuk menggunakan sumber energi yang lebih bersahabat dengan lingkungan. Salah satu contohnya adalah penggunaan absorption chiller untuk memulihkan gas buang dari gas turbine generator (GTG).

Absorption chiller ini dapat menurunkan temperatur gas buang dari GTG, sekaligus menghasilkan pendingin untuk proses refrigerasi. Dengan demikian, PGN Saka dapat menghemat pemakaian listrik dan bahan bakar, serta mengurangi emisi CO2.

4. Penanaman Mangrove sebagai Carbon Offset

PGN Saka tidak hanya melakukan dekarbonisasi secara internal, tetapi juga secara eksternal. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penanaman mangrove sebagai carbon offset.

Adapun carbon offset itu sendiri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menetralkan emisi karbon dengan cara menyerap atau menyimpan karbon di tempat lain. Mangrove merupakan salah satu jenis tanaman yang mampu menyerap karbon dengan efektif, sekaligus memberikan manfaat ekologis dan sosial lainnya.

Dalam hal ini, PGN Saka telah menanam mangrove di sekitar area industri di Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, dengan potensi penyerapan karbon sebesar 16.417 ton CO2 ekuivalen per tahun.

Dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, PGN Saka telah menunjukkan peran aktifnya dalam dekarbonisasi. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan masa depan energi yang berkelanjutan.

Selain itu, PGN Saka juga berharap dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam melakukan transformasi energi yang lebih hijau dan bersih.