Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan Ginjal Urine Proses Metabolisme Tubuh
Pada bab sebelumnya, Anda telah mempelajari materi mengenai sistem pernapasan pada manusia. Organ utama pada sistem pernapasan manusia adalah paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara oksigen dan karbondioksida.
Tahukah Anda bahwa selain merupakan organ pernapasan, paruparu juga merupakan organ ekskresi? Karbondioksida yang dikeluarkan oleh paru-paru merupakan sisa metabolisme di dalam sel. Selain itu, apabila Anda mengembuskan napas di depan cemin, akan terlihat adanya H2O dalam bentuk uap air.
Pada bab ini, Anda akan mempelajari materi mengenai sistem ekskresi pada manusia dan hewan. Apa sajakah organ ekskresi pada manusia selain paru-paru? Bagaimanakah mekanisme ekskresi pada manusia? Dapatkah sistem ekskresi manusia mengalami gangguan atau penyakit? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus memahami materi pada bab ini terlebih dahulu. Selamat belajar.
Sistem Ekskresi pada Manusia
Apakah Anda pernah merasa haus setelah berolahraga berat? Atau setelah berjalan di bawah terik matahari? Setelah berolahraga berat atau aktivitas lainnya, kita akan merasa haus. Hal itu disebabkan tubuh telah kehilangan banyak cairan (keringat). Keringat merupakan sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Sisa-sisa metabolisme tersebut dapat dikeluarkan dalam bentuk gas maupun cairan. Manusia memiliki sistem ekskresi yang cukup kompleks. Untuk itu, sistem ekskresi pada manusia dilengkapi dengan organ-organ khusus yang berperan dalam proses ekskresi.
Organ-Organ Ekskresi
Manusia memiliki organ ekskresi yang kompleks dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Organ-organ ekskresi tersebut sangat penting dalam menjalankan fungsinya, seperti mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, mengatur homeostatis tubuh, dan mengatur kadar pH cairan tubuh. Apa sajakah organ ekskresi pada manusia? Simaklah penjelasan berikut ini.
Ginjal
Setiap hari, kita akan selalu mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk cairan. Proses tersebut salah satunya adalah buang air kecil (urine). Urine yang dibuang setiap hari merupakan hasil dari sistem urinaria. Pusat atau organ utama dari sistem urinaria adalah ginjal.
Fungsi sistem urinaria
Fungsi utama dari sistem urinaria adalah memproduksi urine. Selain itu, sistem urinaria dapat mempertahankan keseimbangan air di dalam tubuh, mempertahankan volume dan komposisi cairan dalam tubuh, serta mengatur pH cairan tubuh. Hal-hal tersebut terjadi karena ginjal dapat mengeluarkan secara selektif sisa-sisa metabolisme dan air dalam jumlah tertentu. Dengan begitu, komposisi cairan tubuh berada dalam keadaan optimal. Sistem urinaria terdiri atas dua ginjal, dua ureter, satu vesica urinaria (kantung kemih), dan satu uretra. Perhatikan Gambar 7.1.
Struktur ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk menyerupai kacang. Ginjal memiliki ukuran panjang 11–12 cm, lebar 6 cm, dan tebal 3 m. Organ ini terletak di dekat ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal pada manusia terdiri atas satu pasang (kiri dan kanan). Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dari ginjal kiri. Hal ini disebabkan di atas ginjal kanan terdapat hati.
Bagian-bagian ginjal
Ginjal terdiri atas tiga bagian, yaitu
Korteks
Medula
Pelvis
Ginjal mengandung jutaan unit fungsional terkecil yang disebut nefron.
Nefron
Setiap nefron terdiri atas saluran (tubulus) nefron yang berhubungan dengan pembuluh darah. Nefron merupakan miniatur (bentuk kecil) dari fungsi ginjal. Nefron bekerja dengan cara mengolah sejumlah darah menjadi urine. Setiap nefron memiliki ujung dan pangkal pada bagian korteks.
Kapsula Bowman
Pada nefron terdapat pula kapsula Bowman, suatu bagian berbentuk seperti mangkuk. Pada ujung lainnya dari nefron terdapat tubulus kolektivus (saluran pengumpul).
Gambar 7.2 menunjukkan struktur nefron secara detail beserta pembuluh darahnya. Di dalam kapsula Bowman terdapat suatu kumpulan pembuluh darah kapiler yang disebut glomerulus. Glomerulus berfungsi dalam filtrasi darah untuk pembentukan urine. Saluran (tubulus) pada nefron terdiri atas tiga bagian, yaitu tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal.
Proses pembentukan urine
Proses pembentukan urine terjadi di bagian nefron. Pembentukan urine terjadi melalui tiga proses, yaitu
Filtrasi
Reabsorpsi
Sekresi
(Campbell, 1998: 888).
Selama filtrasi, air dan molekul-molekul kecil lainnya masuk dari kapiler menuju saluran-saluran pada nefron melalui glomerulus. Setelah filtrasi, darah akan mengalami reabsorpsi. Pada proses reabsorpsi, air, glukosa, garam, asam amino, dan ion-ion lainnya akan dikembalikan ke dalam darah. Adapun pada proses sekresi, substansi di dalam darah akan dikembalikan ke dalam filtrat. Misalnya, jika terdapat kelebihan H+ di dalam darah, maka ion H+ akan disekresikan kembali ke dalam filtrat. Hal ini untuk menjaga agar darah tidak menjadi asam. Sekresi juga berfungsi menghilangkan berbagai bahan beracun di dalam darah. Proses terakhir adalah ekskresi. Urine hasil filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi akan keluar dari tubuh melalui ureter. Untuk mengetahui secara detail proses yang terjadi dalam pembentukan urine, perhatikan gambar berikut ini.
Sekarang kita akan mempelajari bagaimana proses pembentukan urine oleh satu nefron dan tubulus kolektivus. Darah yang masuk ke glomerulus akan mengalami proses filtrasi.
Urine primer atau filtrat glomerulus
Hasil filtrasi darah glomerulus disebut urine primer atau filtrat glomerulus. Filtrat glomerulus tersebut akan masuk ke tubulus kontortus proksimal.
Tubulus kontortus proksimal
Pada tubulus kontortus proksimal, glukosa dan asam amino dari filtrat akan direabsorpsi menuju kapiler. NaCl akan direabsorpsi di tubulus kontortus proksimal dan kontortus distal. Pada saat NaCl direabsorpsi, air akan berosmosis pula ke dalam darah. Selain itu, sekresi H+ dan reabsorpsi HCO3– terjadi pula di tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
Lengkung Henle dan tubulus kolektivus memiliki satu fungsi utama yaitu reabsorpsi air.
Lengkung Henle
Lengkung Henle akan membawa filtrat ke bagian medula dan kembali ke bagian korteks. Air akan meninggalkan tubulus karena cairan interstitial (darah) pada bagian medula memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan pada filtrat. Pada bagian lengkung Henle ascenden (naik), reabsorpsi air akan berhenti karena tubulus tersebut impermeabel (tidak dapat ditembus) terhadap air. Pada bagian ini, terjadi reabsorpsi NaCl dari filtrat menuju darah.
Tulubus kolektivus
Tahap terakir filtrasi terjadi pada bagian tulubus kolektivus. Pada bagian ini terjadi reabsorpsi NaCl. Proses ini menentukan kadar garam di dalam urine. Pada bagian medula, tubulus kolektivus menjadi permeabel (dapat ditembus) terhadap urea. Akibatnya, urea akan direabsorpsi menuju darah. Ketika filtrat menuju medula, air akan lebih banyak direabsorpsi sebelum masuk ke pelvis.
Beberapa tubulus kolektivus akan bermuara di bagian pelvis yang kemudian akan menuju ureter sebelum akhirnya sampai di kantung kemih. Urine akan ditampung pada kantung kemih sebelum akhirnya dikeluarkan melalui uretra.
Percobaan Biologi Komposisi urine
Tujuan
Menguji adanya glukosa dalam urine
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. Beaker glass
3. Pemanas air
4. Larutan Benedict
5. Urine
Langkah Kerja
- Masukkan 5–6mL larutan Benedict ke dalam tabung reaksi.
- Kemudian, tabung reaksi ini dimasukkan ke dalam Beaker glass berisi air yang dipanaskan di atas kaki tiga dan lampu spiritus kurang lebih 10 menit.
- Selanjutnya, ke dalam tabung reaksi diteteskan 8–10 tetes urine yang telah Anda siapkan. Biarkan sampai beberapa menit di dalam Beaker glass yang dipanaskan.
- Kemudian, tabung reaksi tersebut diangkat untuk diamati perubahan warnanya.
Pertanyaan
- Perubahan warna apakah yang terjadi setelah urine diteteskan ke dalam larutan Benedict yang dipanaskan?
- Apakah arti perubahan warna yang terjadi dalam percobaan ini?
Kulit
Fungsi kulit
Kulit pada manusia memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai pelindung tubuh, pengatur suhu tubuh, peraba, tempat sintesis vitamin D, serta pelindung jaringan di bawahnya. Dalam kajian ekskresi, kulit berfungsi mengeluarkan sisa metabolisme berupa garam dan senyawa lainnya dalam bentuk keringat.
Lapisan jaringan kulit manusia
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu
Epidermis
Dermis
Epidermis tersusun atas lapisan sel-sel epitel. Apabila lapisan sel epitel paling atas rusak atau mati, akan digantikan oleh sel-sel epitel yang baru.
Adapun dermis mengandung beberapa jaringan ikat, seperti jaringan lemak. Pada dermis terdapat pula folikel rambut. Folikel tersebut menghasilkan rambut. Selain itu, pada dermis terdapat kelenjar minyak (glandula sebacea), pembuluh darah, kelenjar keringat, dan ujung-ujung saraf. Sebagai proses ekskresi, kelenjar keringat mengeluarkan keringat sebagai sisa metabolisme.
Paru-Paru
Fungsi paru-paru
Pada pelajaran sebelumnya, kita mengenal bahwa paru-paru berperan sebagai organ pada sistem pernapasan. Pada sistem pernapasan, paru-paru berfungsi menarik O2 dari atmosfer ke dalam tubuh dan mengeluarkan CO2 dari darah ke atmosfer (luar tubuh). Oleh karena itu, paru-paru dapat dimasukkan ke dalam organ ekskresi karena berfungsi mengeluarkan CO2 dan uap air hasil metabolisme sel-sel tubuh. Perhatikan Gambar 7.6.
Hati (liver)
Hati merupakan organ yang terletak di sebelah komponen kanan atas rongga perut di bawah diafragma.
Fungsi hati (liver)
Hati (Gambar 7.7) memiliki beberapa fungsi, seperti memproduksi protein plasma; pusat metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat; pusat penetralan zat-zat beracun; dan gudang penyimpanan berbagai zat.
Dalam proses ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu.
Cairan empedu
Cairan empedu mengandung beberapa bahan, seperti garam-garam empedu, pigmen empedu (bilirubin), kolesterol, mineral, dan air.
Bilirubin
Bilirubin merupakan hasil perombakan hemoglobin darah yang berlangsung di dalam hati. Hemoglobin pada sel-sel darah merah yang rusak akan dipecah menjadi heme dan globin, serta zat besi. Globin dan zat besi akan digunakan kembali oleh tubuh. Adapun hemin diubah menjadi bilirubin. Di dalam hati, bilirubin tersebut diubah menjadi urobilin yang akan diserap kembali oleh usus.
Urobilin
Urobilin tersebut akan diekskresikan oleh ginjal di dalam urine. Urobilin memberikan warna kuning pada urine, sedangkan bilirubin memberikan warna kuning pada feses.
Gangguan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi Manusia
Sistem ekskresi manusia dapat mengalami gangguan dan penyakit. Gangguan dan penyakit tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurang minum, infeksi bakteri, kelainan fungsi hormon, serta kelainan fisiologis organ-organ ekskresi. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh gangguan dan penyakit pada sistem ekskresi.
Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan pada ginjal sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai organ ekskresi. Hal ini tentu saja akan memengaruhi fisiologis darah dan homeostatis tubuh. Untuk mengatasi gagal ginjal, sebaiknya dilakukan cuci darah (hemodialisis) atau transplantasi ginjal. Penyebab gagal ginjal yang utama adalah diabetes. Hipertensi dan cacat bawaan juga dapat menyebabkan gagal ginjal.
Vrolitiasis (Batu Ginjal)
Vrolitiasis merupakan gangguan fungsi ginjal akibat adanya pembentukan batu pada saluran urine. Batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kelainan hormon paratinoid sehingga ekskresi kalsium dan fosfat bertambah; kurang minum; terlalu banyak mengonsumsi mineral terutama kalsium dan fosfor; dan urine yang terlalu asam. Batu ginjal dapat menyebabkan sakit pada saat buang air kecil, infeksi saluran urine, dan kerusakan sel-sel ginjal.
Pielonefritis
Pielonefritis adalah peradangan ginjal pada bagian korteks dan medula. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Escherichia coli.
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah peradangan ginjal khususnya bagian glomerulus. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus. Peradangan pada glomerulus mengakibatkan terganggunya proses filtrasi. Penyakit ini ditandai dengan adanya protein dalam darah (proteinuria), adanya darah dalam urine (hematuria), serta hipertensi.
Sistem Ekskresi pada Hewan
Seperti halnya manusia, hewan pun perlu untuk mengeluarkan sisasisa metabolisme di dalam tubuhnya. Sistem ekskresi pada hewan berbeda-beda. Hal itu bergantung kepada organ ekskresi yang dimilikinya. Apa sajakah organ ekskresi pada hewan?
Sistem Ekskresi pada Planaria
Planaria memiliki organ ekskresi yang sederhana. Organ ekskresi pada planaria berupa jaringan menyerupai pipa yang bercabang-cabang. Organ tersebut dinamakan nefridia. Ujung dari setiap jaringan tersebut terdapat sel api (flame cell). Cara kerja dari sel api yaitu terus bergerak untuk menyerap dan menyaring sisa-sisa metabolisme. Sisa-sisa metabolisme tersebut akan dialirkan ke nefridia untuk dikeluarkan melalui saluran ekskretori. Perhatikan Gambar 7.8.
Sistem Ekskresi pada Cacing Tanah
Cacing tanah memiliki organ ekskresi yang disebut nefridia. Cacing tanah dapat mengeluarkan sampah nitrogen. Nefridia pada cacing tanah terdapat pada setiap segmen tubuhnya. Pada nefridia bagian depan, terdapat silia yang disebut nefrostom. Nefrostom ini berada dekat pada setiap sekat antarsegmen tubuh. Nefrostem berfungsi menyaring cairan yang kemudian akan masuk menuju saluran (tubulus), perhatikan Gambar 7.9. Saluran tersebut diliputi oleh pembuluh darah kapiler. Di sinilah terjadi reabsorpsi senyawa-senyawa yang masih dibutuhkan oleh tubuh.
Sistem Ekskresi pada Belalang
Belalang memiliki organ ekskresi yang disebut tubulus Malpighi. Tubulus tersebut berada pada rongga perut dan melekat pada usus belalang. Proses ekskresi diawali dengan masuknya sampah nitrogen dari darah ke dalam tubulus Malpighi, perhatikan Gambar 7.10. Sisa metabolisme tersebut diekskresikan ke dalam usus, kemudian dikeluarkan bersama sampah metabolisme padat melalui rektum.
Sistem Ekskresi pada Ikan (Pisces)
Organ ekskresi pada ikan adalah sepasang ginjal opistonefros. Opistonefros ini berbentuk lonjong dan berwarna cokelat (Gambar 7.11). Opistonefros berhubungan dengan sistem reproduksi.
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara yang khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses ekskresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.
Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. Adapun ginjal ikan air laut menyeksresikan sedikit urine. Hal ini menjaga agar ikan air laut tidak kekurangan air di dalam tubuhnya.
Ikan air tawar memiliki cara yang berbeda. Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjalnya membantu dengan menyekresikan urine dengan konsentrasi air yang tinggi.
Rangkuman
- Sisa metabolisme sel-sel tubuh harus dikeluarkan, baik dalam bentuk gas maupun cairan. Sisa-sisa metabolisme itu dikeluarkan melalui sistem ekskresi. Sistem ekskresi berfungsi mengeluarkan sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh.
- Sistem ekskresi pada manusia didukung oleh beberapa organ ekskresi, yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Semua organ ekskresi tersebut memiliki struktur dan fungsi khusus dalam pengeluaran sisa metabolisme.
- Ginjal pada manusia berjumlah sepasang. Ginjal berfungsi menghasilkan urine. Ginjal terdiri atas tiga bagian, yaitu korteks, medula, dan pelvis. Ginjal mengandung jutaan unit fungsional yang disebut nefron. Nefron tersebut terdiri atas kapsula Bowman, glomerulus, tubulus kolektivus, tubulus kontortus distal, tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle.
- Proses pembentukan urine di nefron terjadi melalui tiga proses, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Pada proses filtrasi, air dan molekul-molekul lainnya akan disaring di glomerulus. Reabsorpsi adalah proses penyerapan air dan molekul-molekul lainnya yang masih berguna bagi tubuh. Pada proses sekresi, substansi di dalam darah akan dikembalikan ke dalam filtrat dan menghilangkan berbagai bahan beracun di dalam darah.
- Selain berperan sebagai pelindung tubuh, kulit berperan juga di dalam proses ekskresi. Kulit akan mengeluarkan sisa metabolisme berupa garam dan senyawa lainnya dalam bentuk keringat. Kulit manusia tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu epidermis dan dermis. Keringat dibentuk oleh kelenjar keringat yang berada di lapisan dermis kulit.
- Paru-paru termasuk pula ke dalam organ ekskresi karena paru-paru mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air yang merupakan hasil metabolisme sel-sel tubuh.
- Organ tubuh yang berperan pula dalam proses ekskresi adalah hati. Dalam proses ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu. Cairan empedu mengandung beberapa bahan, seperti garam-garam empedu, pigmen empedu (bilirubin), kolesterol, mineral, dan air.
- Hewan juga perlu untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dari dalam tubuhnya. Sistem ekskresi pada hewan berbeda-beda. Pada planaria dan cacing tanah, organ ekskresi berupa nefridia. Belalang memiliki organ ekskresi yang disebut tubulus Malpighi. Adapun pada ikan, organ ekskresinya berupa sepasang ginjal opistonefros.
Peta Konsep
Refleksi
Bagaimana pendapat Anda setelah mempelajari materi Sistem Ekskresi ini? Menarik, bukan? Banyak hal yang bisa Anda dapatkan setelah mempelajari bab ini. Misalnya, Anda dapat menjaga organ-organ ekskresi agar terhindar dari penyakit sistem ekskresi. Dapatkah Anda menyebutkan manfaat lainnya?
Tujuan Anda mempelajari bab ini adalah agar Anda mampu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau penyakit pada sistem ekskresi. Apakah Anda dapat mencapai tujuan tersebut?
Apabila Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari materi tertentu pada bab ini, diskusikanlah bersama teman-teman Anda. Kemudian, bertanyalah kepada guru Anda untuk memecahkan permasalahanpermasalahan berkenaan dengan materi pada bab ini. Agar Anda mampu memahami materi pada bab ini dengan lebih baik, pastikanlah Anda menguasai materi bab ini dengan belajar lebih giat.
Evaluasi Kompetensi Bab 7
A. Pilihan Ganda
1.Eksresi sebagai salah satu ciri makhluk hidup berfungsi untuk ….
a. membuang sampah sisa metabolisme | d. menambah zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh |
b. merangsang pengeluaran hormon | e. menjaga keseimbangan tekanan osmosis tubuh |
c. mengeluarkan zat yang berperan dalam metabolisme |
2. Sebagai organ ekskresi, kulit mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk ….
a. urine | d. uap air |
b. feses | e. keringat |
c. hormon |
3. Perhatikan gambar berikut.
Bagian kulit yang berfungsi menghasilkan keringat ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1 | d. 4 |
b. 2 | e. 5 |
c. 3 |
4. Paru-paru dimasukkan pula ke dalam organ ekskresi karena mengeluarkan hasil metabolisme sel-sel tubuh berupa ….
a. O2 | d. keringat |
b. urine | e. hormon |
c. CO2 |
5. Dalam sistem ekskresi, hati mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk ….
a. O2 | d. cairan empedu |
b. urine | e. CO2 |
c. keringat |
6. Organ ekskresi yang berfungsi mengeluarkan sisa metabolisme berupa urine adalah ….
a. paru-paru | d. hati |
b. ginjal | e. jantung |
c. kulit |
7. Organ ekskresi pada manusia yang berfungsi dalam filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi adalah ….
a. ginjal | d. paru-paru |
b. kulit | e. usus halus |
c. hati |
8. Bagian terluar dari ginjal disebut dengan ….
a. medula | d. korteks |
b. pelvis | e. kapsula Bowman |
c. glomerulus |
9. Unit fungsional terkecil dari ginjal yaitu ….
a. nukleus | d. glomerulus |
b. neuron | e. medul |
c. nefron |
10. Saluran urine yang menghubungkan ginjal dan vesica urinaria (kantung kemih) adalah ….
a. uretra | d. glomerulus |
b. ureter | e. kapsula Bowman |
c. pelvis |
11. Badan Malpighi pada ginjal terdiri atas ….
a. glomerulus dan pelvis | d. nefron dan kapsula Bowman |
b. glomerulus dan kapsula Bowman | e. kapsula Bowman dan pelvis |
c. nefron dan glomerulus |
12 Perhatikan gambar berikut
Struktur ginjal secara berurutan korteks, medula, dan pelvis ditunjukkan oleh nomor
a. 1, 2, dan 3 | d. 1, 3, dan 4 |
b. 1, 2, dan 4 | e. 3, 2, dan 1 |
c. 2, 3, dan 4 |
Untuk soal nomor 13-15, perhatikanlah gambar berikut.
13. Secara berturut-turut, nomor 1–4 menunjukkan organ
14. Proses pembentukan urine terjadi pada organ dengan nomor ….
a. 1 | d. 4 |
b. 2 | e. 1 dan 3 |
c. 3 |
15. Urine akan dikeluarkan keluar tubuh melalui organ yang ditunjukkan oleh nomor
a. 1 | d. 4 |
b. 2 | e. 1 dan 3 |
c. 3 |
16. Pada proses filtrasi, glukosa dan asam amino merupakan zat yang lolos dalam penyaringan. Akan tetapi, zat ini tidak terdapat di urine karena adanya proses reabsorpsi yang terjadi di ….
a. kapsula Bowman | d. tubulus kontortus proksimal |
b. glomerulus | e. tubulus kontortus distal |
c. tubulus kolektivus |
17. Zat berikut yang tidak ditemukan pada urine orang normal adalah ….
a. urea | d. garam |
b. air | e. glukosa |
c. natrium |
18. Jika pada urine seseorang mengandung protein berarti terjadi kerusakan bagian ginjal di ….
a. glomerulus | d. lengkung Henle |
b. tubulus proksimal | e. kapsula Bowman |
c. tubulus distal |
19. Planaria mengeluarkan hasil metabolisme nitrogen melalui ….
a. nefrion | d. ginjal |
b. tubulus Malpighi | e. nefridia |
c. opistonefron |
20. Adaptasi pada ikan air laut untuk mempertahankan keseimbangan garam di dalam tubuhnya adalah ….
a. mengeluarkan banyak urine | d. banyak minum air |
b. mengeluarkan sedikit urine | e. bergerak aktif |
c. mengeluarkan sedikit garam |
B. Soal Uraian
- Jelaskan fungsi sistem ekskresi bagi tubuh manusia.
- Tuliskan organ-organ ekskresi pada manusia beserta zat yang dikeluarkannya.
- Apakah yang terjadi apabila zat-zat sisa hasil metabolisme di dalam tubuh tidak dikeluarkan?
- Jelaskan secara singkat proses pembentukan urine.
- Tuliskan beberapa gangguan yang dapat terjadi pada sistem ekskresi manusia beserta penyebabnya.
C. Soal Tantangan
- Sesudah melakukan perlombaan olahraga profesional, panitia atau juri harus mengadakan uji urine kepada para atlet yang akan bertanding. Apakah maksud uji urine kepada para atlet?
- Ginjal merupakan organ pertama yang sukses dalam transplantasi. Menurut Anda, hal apa sajakah yang harus diperhatikan dalam transplantasi ginjal?
- Tabel berikut menunjukkan pengaruh perubahan suhu terhadap jumlah urine dan keringat yang dikeluarkan.
a. Pada suhu berapakah ketika jumlah urine yang dikeluarkan sama dengan jumlah keringat yang dikeluarkan?
b. Bagaimana pengaruh suhu terhadap jumlah urine yang dikeluarkan?
c. Mengapa jumlah urine yang dikeluarkan cenderung bertambah seiring dengan pertambahan suhu?
4. Tabel berikut menunjukkan zat-zat yang berada dalam daerah yang menuju ginjal di dalam nefron dan di urine (mg/dm3).
a. Zat apakah yang banyak tekandung di nefron?
b. Zat-zat apakah yang dapat menembus nefron?
c. Zat-zat apakah yang mengalami reabsorpsi di nefron?
d. Mengapa jumlah garam-garam mineral di urine bertambah?