Permintaan dan Penawaran Uang Ekonomi Moneter Lembaga Perbankan Kurva Teori Pasar

eko10 gambar bab 9 gambar 9 9
Daftar Isi: tampilkan

Permintaan Uang

Apa yang Anda ketahui tentang permintaan uang? Permintaan uang dalam ilmu ekonomi tentu berbeda dari pengertian sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari Anda biasa meminta uang kepada orang tua untuk membeli perlengkapan sekolah. Hal ini bisa disebut permintaan uang. Namun, dalam ilmu ekonomi permintaan uang memiliki arti berbeda. Permintaan uang merupakan keinginan masyarakat untuk mewujudkan kekayaannya dalam bentuk uang kas.

Jenis-Jenis Permintaan Uang

Menurut J.M. Keynes, permintaan uang oleh masyarakat dikategorikan menjadi:

Keinginan untuk Bertransaksi

Uang dibutuhkan untuk transaksi sehari-hari.

Gambar 9.1 Uang dibutuhkan untuk transaksi sehari-hari.

Anda membutuhkan uang tunai untuk membeli keperluan sekolah. Ibu Anda membutuhkan uang tunai untuk membeli keperluan rumah tangga. Perusahaan membutuhkan uang kas untuk membiayai pembelian mesin dan bahan baku. Pengeluaran ini sering terjadi lebih dahulu sebelum pemasukan/ pendapatan, sehingga sangat diperlukan adanya uang kas di tangan. Kebutuhan untuk melakukan transaksi menyebabkan masyarakat ingin memegang uang kas.

Apakah yang menentukan besar kecilnya permintaan uang untuk tujuan transaksi tersebut? Coba pikirkan, ketika pendapatan keluarga Anda meningkat, keluarga Anda tentu mampu membeli barang dan jasa lebih banyak. Jadi, permintaan uang kas untuk tujuan transaksi tergantung dari besar kecilnya pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan seseorang, makin besar keinginan menyimpan uang kas untuk kebutuhan transaksi.

Jumlah uang yang dipakai untuk transaksi-transaksi ini sering disebut uang aktif. Karena uang itu dipakai untuk dibelanjakan dan dengan demikian selalu ”berputar” dan menggerakkan proses produksi, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menciptakan kesempatan kerja.

Keinginan untuk Berjaga-jaga

Dalam kenyataan, tidak semua uang akan digunakan untuk tujuan transaksi. Tentu ada sebagian uang yang ditahan dalam bentuk uang kas dengan tujuan tidak untuk dibelikan barang pada saat itu, tetapi untuk berjaga-jaga. Kondisi masa depan yang tidak terduga mendorong orang untuk menyimpan uang kas berdasarkan motif berjaga-jaga.

Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan seseorang. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka kemampuan menyimpan uang kas untuk berjaga-jaga semakin tinggi. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga-jaga. Secara keseluruhan, semakin tinggi pendapatan, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga semakin tinggi.

Keinginan untuk Berspekulasi

Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Motivasi menyimpan uang untuk memperoleh keuntungan disebut motif spekulasi. Motif spekulatif diwujudkan dalam pembelian surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi (surat utang). Motif ini dipengaruhi oleh tingkat bunga.

Pendapatan dari memegang obligasi adalah pendapatan bunga dan dari selisih harga penjualan obligasi. Pada tingkat bunga yang terlalu tinggi, permintaan uang kas menjadi rendah. Bila tingkat bunga yang berlaku dianggap terlalu rendah, masyarakat menganggap lebih menguntungkan jika memegang uang kas, sehingga keinginan untuk berspekulasi turun.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Anda telah memahami motif-motif memegang uang, lantas apa saja yang memengaruhi permintaan uang tersebut? Ya, dua faktor utama yang memengaruhi permintaan uang adalah pendapatan dan tingkat bunga.

Selain itu, permintaan uang dipengaruhi oleh:

Selera Masyarakat

Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya, peningkatan selera masyarakat terhadap barang-barang impor yang mahal akan meningkatkan permintaan terhadap uang kas untuk tujuan transaksi.

Kekayaan dari Masyarakat

Apabila suatu masyarakat semakin kaya, maka permintaan terhadap uang cenderung meningkat. Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan yang cukup besar akan secara otomatis meningkatkan permintaan uang kas. Mungkin, ada sebagian yang diwujudkan dalam bentuk tabungan atau surat berharga jangka pendek.

Tersedianya Fasilitas Kredit

Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu kredit dan pembayaran angsuran maka permintaan uang kas semakin kecil.

Kepastian tentang Pendapatan yang Diharapkan

Apabila masyarakat memiliki kepastian tentang pendapatan yang diharapkan di masa mendatang maka permintaan uang cenderung turun. Sebaliknya, apabila masyarakat tidak yakin bahwa pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan maka permintaan uang kas cenderung naik.

Harapan tentang Harga

Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari hargaharga barang dan jasa akan turun mereka akan cenderung menahan uang kas dan menunda pembelian barang. Sebaliknya, apabila diperkirakan harga akan naik, permintaan uang oleh masyarakat cenderung turun.

Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku

Cara pembayaran ini berhubungan erat dengan sistem atau proses produksi barang. Apabila proses produksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi dan distribusinya dilakukan oleh beberapa perusahaan berbeda dengan pembayaran kontan maka permintaan uang kas semakin besar.

Kurva Permintaan Uang

Sebelumnya, Anda telah mempelajari berbagai motif yang memengaruhi permintaan uang. Permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya pendapatan. Sedangkan motif spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga. Tingkat bunga yang dimaksud adalah tingkat bunga riil, yaitu tingkat bunga yang sudah disesuaikan dengan perubahan tingkat harga barang dan  jasa secara umum.

Kurva permintaan uang.

Gambar 9.2 Kurva permintaan uang.

Perhatikan gambar 9.2. Kurva ini adalah kurva permintaan uang. Sumbu tegak menunjukkan tingkat bunga riil. Sedangkan sumbu mendatar menunjukkan kuantitas uang yang diminta masyarakat secara keseluruhan. Kurva permintaan uang memiliki lereng negatif.

Orang akan menyimpan uangnya ketika tingkat bunga bank lebih tinggi daripada keuntungan menggunakannya untuk kegiatan usaha. Jadi, peningkatan tingkat bunga akan menurunkan permintaan terhadap uang kas (ceteris paribus).

Pergeseran kurva permintaan uang karena perubahan pendapatan/kekayaan.

Gambar 9.3 Pergeseran kurva permintaan uang karena perubahan pendapatan/kekayaan.

Posisi kurva permintaan uang dapat bergeser karena perubahan tingkat pendapatan dan kekayaan masyarakat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 9.3. Jika pendapatan atau kekayaan masyarakat meningkat, maka kurva permintaan uang akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, kurva permintaan uang akan bergeser ke kiri ketika pendapatan atau kekayaan masyarakat turun.

Penawaran Uang

Penawaran uang adalah banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Jenis-Jenis Uang yang Beredar di Masyarakat

Uang yang beredar dalam suatu perekonomian terdiri atas M1, M2, dan M3. M1 merupakan jenis uang yang paling cair (liquid) karena dapat segera dibelanjakan. M2 adalah M1 ditambah tabungan bank yang kurang liquid (hanya bisa dicairkan menggunakan cek). Sedangkan M3 adalah M2 ditambah deposito jangka panjang dan aset lain. Penawaran uang dinyatakan dalam rumus:

L = M1 + M2 + M3

Keterangan :

L (Liquidity) = Penawaran uang

M1 = Uang logam + uang kartal

M2 = M1 + tabungan yang tidak bisa dicairkan dengan cek + deposito jangka pendek

M3 = M2 + deposito jangka panjang

M1 (Uang Kartal + Uang Giral)

Uang kartal atau uang tunai merupakan uang yang biasa Anda gunakan setiap hari untuk membeli barang dan jasa. Uang kartal terdiri atas uang logam dan uang kertas. Tahukah Anda siapa yang menerbitkan uang kartal tersebut? Ambillah satu keping uang dan perhatikanlah. Anda akan menemukan tulisan Bank Indonesia di salah satu permukaan uang. Uang kartal diterbitkan oleh bank sentral, yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia.

Uang giral adalah alat pembayaran berupa surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh bank umum. Contoh uang giral adalah cek dan bilyet giro. Cek merupakan surat perintah dari pemilik rekening di bank untuk membayar sejumlah uang kepada pihak lain. Sedangkan bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah uang kepada pihak lain.

Cek merupakan uang giral.

Gambar 9.4 Cek merupakan uang giral.

M2 (M1 + Uang Kuasi)

Anda telah mengetahui jenis-jenis uang apa saja yang tergolong dalam M1. Definisi tentang uang yang lebih luas sering disebutkan sebagai M2. M2 diperoleh dengan menjumlahkan M1 (uang kartal dan uang giral) dengan ”uang kuasi”.

Apakah pengertian ”uang kuasi” itu? Uang kuasi juga disebut ”near money” atau ”uang dekat”, yaitu bentuk kekayaan finansial yang dapat segera diuangkan. Meskipun secara langsung ia tidak berfungsi sebagai media tukar atau alat pembayaran, tetapi dapat diubah dengan cepat menjadi uang kartal maupun uang giral. Contoh uang kuasi adalah deposito berjangka pendek (jatuh temponya kurang dari 1 tahun) dan rekening simpanan/tabungan di bank umum.

M3 (M2 + Deposito Jangka Panjang)

M3 merupakan penggabungan dari uang kartal, uang giral, uang kuasi, dan deposito berjangka panjang (lebih dari satu tahun). Apabila perekonomian suatu negara semakin maju, porsi penggunaan uang kartal (kertas dan logam) semakin sedikit, digantikan uang giral dan uang kuasi.

Eko.net

Jumlah uang beredar dan komposisinya dapat menggambarkan perkembangan perekonomian suatu barang. Jumlah uang beredar di Indonesia pun bertambah dengan cepat. Untuk mengetahui berapa jumlah uang beredar dan komposisinya, bukalah alamat www.bi.go.id. Tulislah hasilnya dalam tabel seperti berikut.

Tabel Jumlah Uang Beredar Tahun 2001-2006

TahunJumlah Uang Beredar ( Miliar Rupiah )
Uang KartalUang GiralM1Uang KuasaiM2
2001
2002
2003
2004
2005
2006

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Besar Kecilnya Penawaran Uang

Pada dasarnya, jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian ditetapkan oleh bank sentral melalui pengaturan kredit perbankan. Perkembangan jumlah uang yang beredar mencerminkan perkembangan ekonomi. Apabila perekonomian tumbuh dan berkembang, jumlah uang yang beredar juga berubah termasuk komposisinya. Beberapa faktor yang memengaruhi penawaran uang, di antaranya:

Tingkat Bunga

Tingkat bunga merupakan faktor utama yang menentukan jumlah uang beredar. Ketika tingkat bunga tinggi, permintaan uang kas akan turun karena masyarakat menganggap jika uang disimpan (tidak dibelanjakan) akan lebih menguntungkan. Akibatnya, permintaan terhadap barang dan jasa pun mengalami penurunan serta kegiatan perekonomian menjadi lesu. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan menambah jumlah uang beredar melalui kebijakan moneter (menurunkan suku bunga SBI).

Tingkat Inflasi atau Deflasi

Pada kondisi inflasi, bank sentral akan cenderung mengurangi penawaran uang. Tujuannya adalah untuk mengurangi atau meredam agar inflasi tidak semakin memburuk. Deflasi pun membawa dampak negatif bagi perekonomian. Karena penurunan harga secara terus-menerus akan melemahkan gairah berusaha dan berinvestasi.

Tingkat Produksi atau Pendapatan Nasional

Pada tingkat produksi atau pendapatan nasional yang rendah, pemerintah cenderung akan memperbanyak jumlah uang yang beredar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan permintaan agregat, sehingga dunia usaha dapat meningkatkan kegiatan produksi.

Kurva Penawaran Uang

Kurva penawaran uang oleh bank umum.

Gambar 9.5 Kurva penawaran uang oleh bank umum.

Kurva penawaran uang merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah uang beredar dengan tingkat bunga. Kurva ini memiliki lereng positif, artinya semakin tinggi tingkat bunga, semakin banyak jumlah penawaran uang kas (uang beredar) di masyarakat. Sebaliknya, semakin rendah tingkat bunga maka semakin rendah pula penawaran uang (ceteris paribus). Mengapa demikian?

Kurva penawaran uang oleh Bank Indonesia.

Gambar 9.6 Kurva penawaran uang oleh Bank Indonesia.

Ketika tingkat bunga tinggi, bank akan lebih terpacu untuk memberikan kredit pada dunia usaha. Hal ini, karena keuntungan meminjamkan uang akan lebih besar ketika tingkat bunga pinjaman tinggi (ceteris paribus). Dengan demikian, perubahan tingkat bunga akan menyebabkan pergerakan di sepanjang kurva penawaran uang.

Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan gambar 9.5. Kurva tersebut menunjukkan pada tingkat bunga setinggi r1, penawaran uang oleh bank umum adalah M0 dan ketika tingkat bunga naik, penawaran uang oleh bank umum (misalnya dalam bentuk kredit usaha) naik menjadi M1.

Dalam praktiknya, penawaran uang sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter Bank Indonesia. Oleh karena itu, bentuk kurvanya berupa garis vertikal yang berarti jumlahnya telah ditetapkan tertentu. Perhatikanlah gambar 9.6. Jumlah uang beredar ditetapkan oleh Bank Indonesia berada pada titik M1.

Keseimbangan Pasar Uang

Kurva keseimbangan pasar uang.

Gambar 9.7 Kurva keseimbangan pasar uang.

Bagaimanakah terjadinya keseimbangan di pasar uang? Coba ingat kembali, bagaimana keseimbangan di pasar barang, keseimbangan terjadi ketika permintaan sama dengan penawaran. Anda dapat menganalogkan keseimbangan di pasar uang dengan keseimbangan di pasar barang. Jadi, pada tingkat keseimbangan, jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat sama dengan kuantitas uang yang diedarkan oleh Bank Indonesia.

Perhatikan gambar 9.7! Kurva penawaran uang berbentuk vertikal karena jumlah uang yang beredar dalam kurun waktu tertentu telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam tingkat tertentu melalui kebijakan moneter. Sedangkan kurva permintaan berlereng negatif karena semakin tinggi tingkat bunga, semakin rendah permintaan terhadap uang.

Tingkat bunga keseimbangan terjadi ketika jumlah uang yang diminta tepat sama persis dengan jumlah uang yang ditawarkan. Tepatnya, pada perpotongan kurva MS dan MD. Dalam kurva tersebut, tingkat bunga keseimbangan adalah pada r* dan jumlah uang beredar pada M* (jumlah ini telah ditentukan oleh Bank Indonesia).

Pergeseran Permintaan Uang dalam Pasar Uang

Kurva pergeseran permintaan uang dalam pasar uang.

Gambar 9.8 Kurva pergeseran permintaan uang dalam pasar uang.

Anda tentu masih ingat faktor-faktor apa yang dapat menggeser kurva permintaan uang bukan? Nah, bagaimanakah dampak pergeseran kurva permintaan uang terhadap keseimbangan pasar uang?

Sekarang coba perhatikan gambar 9.8, dalam kurva tersebut terlihat bahwa kurva permintaan uang mengalami pergeseran dari MD1 ke MD2.

Karena penawaran uang (jumlah uang beredar) telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka kenaikan permintaan uang akan meningkatkan tingkat bunga dari r1 ke r2. Keseimbangan pasar uang pun berubah. Demikian sebaliknya, jika kurva permintaan uang bergeser ke bawah.

Pergeseran Penawaran Uang dalam Pasar Uang

Kurva pergeseran penawaran uang dalam pasar uang.

Gambar 9.9 Kurva pergeseran penawaran uang dalam pasar uang.

Apa yang terjadi dalam pasar uang seandainya permintaan uang tidak berubah sedangkan penawaran uang (jumlah uang beredar) dari Bank Indonesia berubah? Perhatikanlah kurva 9.9, ketika kurva penawaran uang bergeser dari MS1 ke MS2. Kebijakan menambah jumlah uang beredar ini disebut kebijakan moneter ekspansif, tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menambah pembelian barang dan jasa.

Tugas Individu

Diskusikan dengan kelompok Anda. a. Bagaimana dampak penurunan permintaan uang terhadap keseimbangan pasar uang (ceteris paribus)? b. Bagaimana dampak penurunan penawaran uang beredar terhadap keseimbangan pasar uang (ceteris paribus)? Lengkapilah penjelasan Anda dengan kurva!

Pengaruh Jumlah Uang yang Beredar terhadap Tingkat Harga

Jumlah uang beredar ternyata membawa pengaruh pada tingkat harga. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar tersebut?

Menurut teori klasik, bertambahnya jumlah uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga. Mengapa demikian? Menurut teori klasik, bertambahnya jumlah uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja. Jumlah output yang dihasilkan dalam perekonomian tidak berubah.

Beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut antara lain:

Teori David Ricardo

 David Ricardo (1772–1823)

Gambar 9.10 David Ricardo (1772–1823)

David Ricardo berpendapat bahwa jumlah atau kuantitas uang yang beredar akan memengaruhi tingkat harga. Jika uang beredar bertambah maka harga-harga akan naik. Dan sebaliknya, jika jumlah uang beredar berkurang maka hargaharga barang cenderung turun. Jadi secara matematis, jumlah uang beredar berbanding lurus dengan tingkat harga.

Perhatikan persamaan sederhana berikut.

M = kP

Keterangan:

M = jumlah uang beredar

k = konstanta

P = tingkat harga

Dalam teori ini, David Ricardo mengasumsikan bahwa uang hanya berfungsi sebagai alat/media pertukaran. Oleh karena itu, setiap pengurangan atau pertambahan uang beredar berhubungan langsung dengan tingkat harga.

Teori Irving Fisher (Kuantitas Uang)

 Irving Fisher (1867–1947)

Gambar 9.11 Irving Fisher (1867–1947)

Pada awal mulanya, teori kuantitas uang tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seseorang atau masyarakat menyimpan kekayaan dalam bentuk uang kas, tetapi lebih menjelaskan tentang peranan uang dalam perekonomian.

Secara sederhana, Irving Fisher merumuskan teorinya dalam persamaan:

MV = PT

Keterangan:

M = jumlah uang beredar

V = tingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu mata uang berpindah tangan

P = harga dan barang

T = volume barang yang menjadi objek transaksi

Menurut teori ini, perubahan jumlah uang beredar akan mengakibatkan perubahan harga secara proporsional. Artinya, kalau jumlah uang naik dua kali lipat maka tingkat harga naik dua kali.

Hubungan proporsional antara jumlah uang beredar dengan harga dapat digambarkan dalam perhitungan berikut. Diketahui: M = 25 V=4 T = 100

Maka P dapat dihitung = MV/ T = 100/100 = 1

Jika M naik 2 kali menjadi 50, maka P juga akan naik dua kali menjadi = 50 × 4 = 2 × 100.

Teori Alfred Marshall

Alfred Marshall merupakan tokoh ekonomi dari Universitas Cambridge, Inggris. Alfred Marshall tidak menekankan pada perputaran uang dalam suatu periode tetapi pada proporsi pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam bentuk kas.

matematik sederhana, teori Marshall dapat dirumuskan dalam persamaan berikut.

M = k PY

Keterangan:

M = jumlah uang beredar

k = proporsi/bagian dari GNP yang diwujudkan bentuk kas

PY = GNP (Gross National Product)/Pendapatan Nasional

Alfred Marshall (1842–1924)

Gambar 9.12 Alfred Marshall (1842–1924)

Seperti kamu lihat pada persamaan di atas, Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai alat pengukur jumlah output dalam perekonomian, tetapi sudah terwakili oleh Y. Dalam teori Marshall ini telah tersirat pengertian tentang permintaan uang, sebab Marshall memandang bahwa individu atau masyarakat selalu menginginkan sebagian (proporsi) tertentu dari pendapatannya diwujudkan dalam bentuk kas. Dengan demikian, jelas bahwa persamaan Marshall menunjukkan adanya keinginan untuk memegang uang kas.

Hubungan proporsional antara jumlah uang dengan harga seperti pada persamaan Irving Fisher dapat pula dijelaskan dengan menggunakan persamaan Marshall.

Misalnya diketahui k = 0.25 (berarti 0.25 bagian dari GNP diwujudkan dalam bentuk uang kas). Apabila GNP (PY) sama dengan 400, maka keinginan masyarakat memegang uang kas adalah:

M = k PY

Apabila GNP naik menjadi 800, maka besarnya uang kas yang diminta masyarakat menjadi 0.25 x 800 = 200

Tugas Individu

Bank Indonesia memperoleh informasi bahwa jumlah barang diperdagangkan saat ini 10.000.000 unit pada tingkat harga umum Rp25.000,00. Kecepatan uang beredar diperkirakan 30 kali. Dari informasi tersebut, coba hitunglah jumlah uang beredar menurut teori kuantitas uang.

Kebijakan Moneter

Di depan, Anda telah memahami bahwa jumlah uang beredar dapat memengaruhi tingkat harga. Jumlah uang beredar yang terlalu berlebihan dapat menaikkan tingkat harga umum atau dengan kata lain menyebabkan inflasi. Oleh karena itu, kebijakan moneter merupakan salah satu kebijakan di bidang ekonomi yang sangat penting untuk mengatur dan menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Kebijakan ini lebih menekankan pada upaya memengaruhi jumlah uang yang beredar di suatu negara.

Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil bank sentral untuk mempertahankan, menambah, atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Perubahan jumlah uang yang beredar itu diharapkan akan berpengaruh pada tingkat harga. Melalui kebijakan moneter, bank sentral dapat menjaga kestabilan moneter dan diharapkan keadaan ekonomi menjadi stabil. Kebijakan moneter yang berhasil, dapat dilihat dari adanya kesempatan kerja dan perbaikan neraca pembayaran. Selain itu, kebijakan moneter ini dilakukan dalam upaya mempertahankan kemampuan pertumbuhan ekonomi, sekaligus mengendalikan tingkat harga.

Jumlah uang beredar harus terkendali.

Gambar 9.13 Jumlah uang beredar harus terkendali.

Jika bank sentral menambah jumlah uang yang beredar, maka bank sentral dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive). Sebaliknya, jika jumlah uang beredar dikurangi, bank sentral menempuh kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive). Istilah lain yang sering digunakan untuk kebijakan moneter kontraktif ini adalah kebijakan uang ketat (tight money policy).

Tujuan Kebijakan Moneter

Bank sentral melaksanakan kebijakan moneter  dengan tujuan sebagai berikut.

  1. Menjaga Stabilitas Ekonomi Stabilitas ekonomi yang mantap merupakan dambaan hampir setiap negara. Mengapa demikian? Karena stabilitas ekonomi merupakan keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan, artinya pertumbuhan arus barang dan jasa serta arus perputaran uang berlangsung secara berimbang. Jika bank sentral mampu mengatur jumlah uang yang beredar ini dan sesuai kebutuhan, maka akan tercipta keadaan ekonomi yang stabil.
  2. Menjaga Stabilitas Harga Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang atau jasa. Interaksi jumlah uang beredar dengan jumlah barang atau jasa akan menghasilkan harga dan memberi pengaruh terhadap tingkat harga-harga yang berlaku. Untuk itu diperlukan pengaturan jumlah uang yang beredar oleh bank sentral melalui kebijakan moneter, agar tingkat harga bisa relatif stabil.
  3. Meningkatkan Kesempatan Kerja Stabilitas ekonomi dapat tercapai dengan pengaturan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jika jumlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil. Perekonomian yang stabil akan menarik para investor untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan investasi-investasi baru. Apabila produksi meningkat maka kesempatan kerja juga akan semakin bertambah.
  4. Perbaikan Neraca Pembayaran Kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral ternyata juga bisa berpengaruh pada perbaikan neraca pembayaran. Misalnya saja dengan melakukan devaluasi, perdagangan luar negeri akan menjadi surplus. Devaluasi menyebabkan harga produk dalam negeri menjadi lebih murah jika dibeli dengan mata uang asing.

Sumber: Tempo, 5 Desember 2004 Gambar 9.13 Jumlah uang beredar harus terkendali.

Dengan hal ini diharapkan nilai ekspor akan meningkat. Tetapi devaluasi ini hanya bisa diterapkan pada negara yang menganut sistem kurs tetap.

Macam-Macam Kebijakan Moneter

Untuk menyeimbangkan jumlah kebutuhan uang yang sesuai dengan keadaan, pemerintah menetapkan kebijakan moneter melalui bank sentral. Apa sajakah itu? Simaklah baik-baik uraian berikut.

Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Politik pasar terbuka (open market operation) adalah kebijakan yang dilakukan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual atau membeli suratsurat berharga berupa obligasi. Apabila bank sentral menjual surat berharga (open market selling) kepada bank-bank umum berarti bank sentral bermaksud mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Penjualan SBI dilakukan oleh bank sentral apabila perekonomian mengalami gejala-gejala inflasi. Sebaliknya, apabila bank sentral membeli kembali surat berharga (open market buying) berarti bank sentral bermaksud untuk menambah jumlah uang yang beredar ke dalam perekonomian. Dana dari bank sentral atas penjualan surat berharga oleh bank umum digunakan untuk menyalurkan kredit ke masyarakat. Kebijakan bank sentral membeli surat berharga dari bank umum biasanya digunakan untuk menanggulangi ekonomi yang sedang mengalami kelesuan (resesi) atau berada pada kondisi deflasi.

Politik Diskonto (Discount Rate Policy)

Politik diskonto adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk menambah dan mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Pada saat bank sentral menaikkan suku bunga, maka tujuannya adalah mengurangi jumlah uang beredar. Naiknya suku bunga menyebabkan masyarakat atau bank umum akan cenderung menyimpan uangnya di bank. Jika bank sentral menurunkan suku bunga bank berarti bank sentral akan menambah uang yang beredar. Rendahnya suku bunga di bank menyebabkan minat menabung masyarakat berkurang dan banyak orang yang justru mengambil uang tabungannya, sehingga peredaran uang di masyarakat semakin banyak.

Tugas Individu

Politik diskonto merupakan kebijakan moneter yang ditempuh dengan mengubah-ubah tingkat suku bunga. Dari sisi moneter, kebijakan ini berdampak langsung pada jumlah uang beredar. Sedangkan dari sektor riil (dunia usaha), kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga juga membawa pengaruh. Bersama kelompok Anda, carilah artikel atau opini dari analis ekonomi yang membahas dampak politik diskonto yang dirasakan dunia usaha.

Politik Cadangan Kas (Cash Ratio)

Politik cadangan kas (cash ratio) adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh bank-bank umum dalam mengedarkan/ memberikan kredit kepada masyarakat. Dengan menaikkan cadangan kas, berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar. Bagaimana bisa terjadi? Dengan naiknya cadangan kas, berarti bank umum harus lebih banyak menahan uang tunai untuk tidak diedarkan. Kebijakan ini biasa dilakukan pada saat perekonomian sedang mengalami gejala inflasi. Pada saat bank sentral menurunkan cadangan kas (cash ratio), berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar. Hal ini bisa dilakukan karena pada saat bank sentral menurunkan cadangan kas, berarti bank-bank umum bisa mengedarkan uang lebih banyak.

Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan untuk mengurangi jumlah yang beredar di masyarakat dengan cara menentukan syarat-syarat yang ketat. Bank yang ingin memberikan kredit harus memerhatikan syarat-syarat kredit yang dikenal dengan 5C (Character, Collateral, Capital, Capacity, and Condition of Economy). Dengan kebijakan kredit ketat ini, bank sentral bisa mengontrol jumlah uang yang beredar di masyarakat. Langkah kebijakan ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi.

Imbauan Moral (Moral Persuasion)

Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba untuk mengarahkan atau mengendalikan jumlah uang beredar. Bank sentral melalui media massa, pengumuman atau pidato-pidato bisa memengaruhi sikap lembaga moneter dan individu yang bergerak di bidang moneter. Misalnya, gubernur Bank Indonesia dapat memberi saran agar perbankan berhati-hati dengan kreditnya atau membatasi keinginannya meminjam uang dari bank sentral.

Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi

Kebijakan yang terkait dengan kurs dapat memengaruhi ekspor dan impor.

Gambar 9.14 Kebijakan yang terkait dengan kurs dapat memengaruhi ekspor dan impor.

Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah terhadap mata uang asing. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki neraca pembayaran luar negeri. Dengan devaluasi, harga barang ekspor akan menjadi murah di luar negeri sehingga nilai ekspor bisa meningkat. Sementara itu harga barang impor (dalam mata uang domestik/ rupiah) menjadi lebih mahal sehingga dapat mengurangi besarnya impor. Peningkatan ekspor dan penurunan impor ini akan mendorong neraca perdagangan surplus, artinya ekspor lebih besar daripada impor. Sedangkan revaluasi merupakan kebijakan bank sentral untuk menaikkan kembali nilai rupiah terhadap mata uang

Tugas Individu

Setelah Anda memahami berbagai macam kebijakan moneter, maka untuk menguji pemahaman Anda jawablah pertanyaan berikut. Mengapa kebijakan moneter berupa devaluasi dapat memperbaiki neraca perdagangan dan pembayaran? Berikan ilustrasinya. Tulislah hasilnya pada selembar kertas dan kumpulkan kepada guru Anda.

Perbankan

Penawaran uang atau jumlah uang beredar dalam perekonomian berasal dari sistem moneter dan perbankan yang merupakan bagian dari sektor keuangan. Sistem moneter dan perbankan terdiri atas otoritas moneter (Bank Indonesia dan pemerintah) serta bank-bank umum atau bank komersial. Kali ini Anda akan mempelajari bagaimana peranan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan bank umum sebagai lembaga perbankan dalam perekonomian.

Peran Bank Sentral

Pada beberapa bab dalam buku ini, Anda sering menemukan nama Bank Indonesia. Misalnya pada bab yang membahas tentang inflasi. Masihkah Anda mengingat apa saja peranan Bank Indonesia dalam mengatasi inflasi? Ternyata, peran Bank Indonesia tidak hanya itu saja. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia dijalankan untuk memenuhi kepentingan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan untuk menyusun kebijakan moneter-perbankan.

Nah, untuk memenuhi tujuan tersebut, Bank Indonesia memiliki tugas sebagai berikut.

a. Menjaga Kestabilan Nilai Rupiah

Bank Indonesia sebagai bank sentral berwenang menjaga kestabilan nilai rupiah.

Gambar 9.15 Bank Indonesia sebagai bank sentral berwenang menjaga kestabilan nilai rupiah.

Kestabilan nilai rupiah dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang kuat seperti dolar Amerika. Keduanya merupakan indikator ekonomi utama yang dapat memengaruhi kondisi perekonomian secara keseluruhan. Dalam menjaga kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia berwenang menetapkan kebijakan yang disebut kebijakan moneter dengan mengatur laju inflasi. Implementasi kebijakan moneter ini dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional, yaitu uang primer (base money). Selain itu, Bank Indonesia dapat melakukan berbagai kebijakan moneter seperti operasi pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan minimum, dan sebagainya. Faktor lain yang harus dijaga adalah ketersediaan cadangan devisa (valuta asing) agar sewaktu-waktu dapat digunakan untuk membiayai pembayaran uang asing. Misalnya, apabila di pasar uang internasional permintaan terhadap mata uang dolar meningkat dan menyebabkan kurs rupiah melemah, maka Bank Indonesia dapat melakukan campur tangan dengan menjual cadangan dolarnya. Tujuannya agar penawaran mata uang dolar di pasar uang meningkat dan nilai tukarnya menurun terhadap rupiah.

b. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

Dalam menjalankan tugas ini, Bank Indonesia berwenang: 1) Melaksanakan dan memberikan persetujuan serta izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran. 2) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya. 3) Menetapkan penggunaan alat pembayaran yang sah. Terkait dengan tugasnya tersebut, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik uang tersebut dari peredaran.

c. Mengawasi Kegiatan Bank Umum dan Lembaga Keuangan Lainnya

Bank Global dicabut izin kegiatannya karena dinilai tidak memenuhi rasio kecukupan modal.

Gambar 9.16 Bank Global dicabut izin kegiatannya karena dinilai tidak memenuhi rasio kecukupan modal.

Kondisi perbankan nasional yang sehat akan menunjang kegiatan pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan lembaga yang mengawasi dan mengatur kegiatan bankbank umum dan lembaga keuangan yang ada. Dalam menjalankan tugas ini, Bank Indonesia mengawasi, menetapkan berbagai peraturan, dan mencabut izin atas kelembagaan serta kegiatan bank dengan ketentuan perundang-undangan. Sering dalam menjalankan usahanya, bank umum dan lembaga keuangan lain tidak sesuai aturan. Misalnya, memberikan pinjaman yang terlalu banyak (di atas batas maksimal pemberian kredit), sehingga uang tunai yang terdapat di bank tidak mencukupi sebagai cadangan. Kredit yang terlalu besar juga menimbulkan risiko kredit macet. Batas maksimum pemberian kredit tidak boleh melebihi 30% dari modal bank. Bank Indonesia juga sebagai bank sentral yang merupakan bank dari bank umum (banker’s of bank) atau sumber pinjaman terakhir (lender of the last resort). Maksudnya, bahwa bank sentral dapat memberikan pinjaman dan menerima simpanan dari bank umum.

d. Sebagai Bank bagi Pemerintah

Pemerintah dapat diibaratkan sebagai suatu perusahaan besar. Setiap harinya harus mengurus pengeluaran-pengeluaran dan menerima berbagai jenis pendapatan, seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan pajak impor. Untuk mengurus pengeluaran dan pendapatan tersebut, pemerintah memerlukan jasa bank. Bank sentral didirikan antara lain untuk memenuhi kebutuhan ini. Bank sentral bertindak sebagai lembaga keuangan utama yang menyimpan uang milik pemerintah. Selanjutnya, pemerintah menggunakan jasa-jasa bank sentral untuk membayar dan mengirimkan uang kepada pemerintah daerah dan departemen-departemen yang lain.

Tugas Individu

Anda telah mengenal tugas dan fungsi Bank Indonesia. Ujilah pemahaman Anda dengan menyalin dan mengisi tabel berikut pada buku tugas Anda.

PengertianTujuan BITugas BI

Analisis: Dalam melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan bank, BI berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian. Mengapa? Diskusikanlah dengan kelompok Anda.

Bank Umum

Jenis tabungan apa yang Anda miliki? Keuntungan dan fasilitas apa saja yang bisa Anda peroleh dengan memiliki rekening tabungan tersebut? Tabungan merupakan salah satu produk perbankan. Namun, dapatkah Anda menabung di Bank Indonesia? Tentu saja tidak bukan? Inilah salah satu perbedaan antara bank sentral dan bank umum. Lalu, apakah yang dimaksud dengan bank umum?

Pengertian Bank Umum

BRI adalah salah satu bank umum yang terbesar di Indonesia.

Gambar 9.17 BRI adalah salah satu bank umum yang terbesar di Indonesia.

Bank umum disebut juga bank komersial. Mengapa demikian? Karena tujuan utamanya adalah mencari keuntungan. Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Pendapatan diperoleh dari hasil kegiatan berupa pemberian kredit dan pemberian surat-surat berharga. Sedangkan biayanya berupa pembayaran bunga dan biaya-biaya lain dalam upaya menarik dana masyarakat.

Bank umum melaksanakan semua kegiatan usaha dalam jasa lalu lintas pembayaran. Tugas pokok bank umum adalah menghimpun dana dari masyarakat, memberikan pinjaman kepada masyarakat, dan memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank umum dikelola oleh pemerintah, swasta nasional, koperasi, atau asing.

Peranan Bank Umum

Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur, dan pelayan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Secara umum terdapat tiga fungsi bank sebagai berikut. 1) Sebagai Tempat Menyimpan Uang dari Masyarakat Bank menerima kredit pasif dalam bentuk: a) simpanan atau tabungan biasa yang pengambilannya dapat dilakukan setiap saat, b) deposito atau tabungan berjangka yang hanya bisa diambil dalam jangka waktu tertentu, dan c) simpanan dalam bentuk giro/rekening koran, yaitu simpanan atas nama penyimpan yang hanya bisa diambil dengan menggunakan cek atau bilyet giro.

2) Sebagai Pemberi Kredit (Kredit Aktif) kepada Masyarakat Bank dapat memberikan kredit kepada masyarakat, baik kredit produktif maupun konsumtif. Dana kredit ini berasal dari simpanan/deposito masyarakat maupun dari bank sendiri.

3) Sebagai Perantara Lalu Lintas Moneter Untuk menjalankan fungsi ini, bank dapat melakukan jasa pengiriman uang (transfer) diskonto, inkaso, dan lain-lain.

Kegiatan utama lembaga perbankan adalah menyalurkan dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana (kelompok penabung) kepada masyarakat yang kekurangan dana (kelompok peminjam). Bank mengambil keuntungan dari adanya selisih antara bunga tabungan dan bunga pinjaman. Oleh karena itu, bunga pinjaman akan selalu lebih tinggi dari bunga tabungan. Selain itu, lembaga perbankan juga memperoleh penghasilan dengan memberikan jasajasa dalam bidang keuangan lainnya.

Produk-Produk Bank Umum

Seperti telah dibahas sebelumnya, kegiatan pokok lembaga perbankan adalah menarik dana dari masyarakat (kredit pasif), menyalurkan dana ke masyarakat yang membutuhkan (kredit aktif), dan memberikan jasa-jasa keuangan lainnya. Agar Anda lebih mengenal produk-produk perbankan dan dapat memanfaatkannya dalam kehidupan, berikut ini akan diuraikan berbagai macam produk perbankan.

Tabungan

Tabungan adalah simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Penarikan tabungan dapat dilakukan sewaktu-waktu (tidak terikat waktu).

Giro

Giro adalah simpanan pada bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan. Simpanan giro disebut pula simpanan rekening koran. Penarikan rekening dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro.

Deposito Berjangka
Sertifikat deposito

Gambar 9.18 Sertifikat deposito

Deposito berjangka adalah simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara penyimpan/nasabah dengan bank yang bersangkutan. Anda dapat membuka rekening deposito dengan jangka waktu simpanan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. Bunga deposito untuk masing-masing jangka waktu tersebut berlainan. Bukti/sertifikat kepemilikan deposito dapat diperdagangkan.

Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito pada dasarnya sama dengan deposito berjangka, hanya saja bukti/sertifikat simpanannya dapat diperdagangkan.

Deposits on Call

Deposits on Call adalah simpanan yang tetap di bank selama deposan tersebut tidak memerlukannya. Jika deposan tersebut akan mengambil uangnya, ia harus memberitahukan pihak bank terlebih dahulu.

Loan Deposits

Loan deposits adalah pinjaman yang dititipkan lagi di bank dan dapat diambil sewaktu-waktu.

Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Di ATM, nasabah bisa menarik uang sekaligus melakukan transfer dana.

Gambar 9.19 Di ATM, nasabah bisa menarik uang sekaligus melakukan transfer dana.

Melalui ATM Anda dapat mengambil uang yang disimpan di bank dalam jumlah yang dikehendaki (tetapi ada batas maksimum pengambilan dalam sehari) setiap saat (selama 24 jam sehari). Selain untuk menarik uang tunai, melalui ATM juga dapat dilihat saldo rekening atau tabungan di bank. Mesin ATM banyak Anda jumpai di tempat-tempat keramaian atau pusat perbelanjaan. Fasilitas ATM ini memang mempermudah nasabah dalam mendapatkan dana tunai. Namun dampak negatifnya, nasabah menjadi sulit membatasi diri dalam mengambil uang dan cenderung konsumtif.

Kiriman Uang

Kiriman uang adalah suatu jasa dalam pengiriman uang antarbank atas permintaan seseorang atau perusahaan yang ditujukan kepada penerima (perorangan/perusahaan) di tempat lain. Alat atau sarana yang digunakan bermacam-macam, yaitu faksimile, telepon, dan EFT. EFT (Electronic Funds Transfer) adalah sistem kiriman uang dengan alat elektronik dari salah satu kantor cabang bank yang telah on-line/otomatis ke kantor cabang bank lainnya yang juga telah otomatis.

Safe Deposit Box (SDB)
Safe Deposit Box

Gambar 9.20 Safe Deposit Box

SDB adalah suatu jasa yang disediakan dalam bentuk tempat penitipan (box), yaitu tempat-tempat khusus yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang sangat berharga, misalnya perhiasan berupa emas dan berlian, ijazah, surat-surat berharga (surat tanah/rumah), dan lain-lain. Meskipun barang-barang tersebut dapat disimpan dalam brankas di rumah, namun dengan menyimpan di SDB, masyarakat bisa mengurangi risiko akibat pencurian, kebakaran, atau bencana alam.

Bursa Info

Alasan Memanfaatkan Produk Perbankan Ada sebuah pepatah yang menyatakan, ”sedikit demi sedikit, lamalama menjadi bukit”. Pepatah ini sangat tepat untuk menggambarkan manfaat dari kebiasaan menabung. Apalagi jika Anda memanfaatkan jasa perbankan. Pemanfaatan jasa perbankan didorong berbagai alasan berikut ini. 1. Sikap hidup hemat Dengan memanfaatkan jasa tabungan/deposito, kita dituntut untuk hidup lebih hemat dan mengurangi pembelian atau pengeluaran yang tidak bermanfaat. 2. Penghasilan Menyimpan uang di bank juga bisa menambah penghasilan, karena kita akan mendapat bunga uang atau bagi hasil. 3. Keamanan Dengan menyimpan uang di bank, akan meminimalkan risiko yang dapat merugikan. 4. Produktivitas Dengan menabung, uang tersebut oleh bank dapat dipinjamkan kepada orang atau perusahaan untuk tujuan produksi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan usaha mereka.

Perbankan Syariah

Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan hukum Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dan lain-lain), di mana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

Bank syariah

Gambar 9.21 Bank syariah

Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir dan dirintis oleh Ahmad El Najjar. Ia mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di Kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Di Indonesia, pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90an sehingga modalnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. Bank Pembangunan Islam (IDB) kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999–2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini terdapat beberapa bank syariah di Indonesia dan sebagian di antaranya merupakan anak dari perbankan konvensional seperti Bank Syariah Mandiri, Bank Permata Syariah, BRI Syariah, dan BNI Syariah.

Prinsip Perbankan Syariah

Beberapa prinsip/hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain:

  • Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
  • Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.
  • Islam tidak memperbolehkan ”menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.
  • Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.
  • Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam Islam. Usaha minuman keras misalnya, tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.

Produk Bank Berbasis Syariah

Produk Bank Berbasis Syariah

  • Mudharabah adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Risiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian, dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.
  • Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati, sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak.
  • Murabahah, yaitu penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa, kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut.
  • Wadiah (jasa penitipan) adalah jasa penitipan dana (tabungan) di mana penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan untuk memberikan bonus kepada nasabah.
  • Deposito Mudharabah, nasabah menyimpan dana di bank dalam kurun waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan rasio tertentu.

Bank Perkrediatan Rakyat (BPR)

Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jadi, BPR merupakan lembaga yang menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan. Yang termasuk BPR adalah bank desa, lumbung desa, bank pasar, Badan Kredit Desa (BKD), dan bank lainnya yang sejenis. Kegiatan usaha yang dilakukan BPR antara lain:

  1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito.
  2. Memberikan kredit/pinjaman kepada masyarakat.
  3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.
  4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, atau tabungan di bank lainnya.

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, antara lain:

  1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. Lalu lintas pembayaran yang dimaksud adalah dengan menggunakan bilyet giro, cek, dan alat pemindahbukuan lainnya.
  2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
  3. Melakukan penyertaan modal.
  4. Melakukan usaha perasuransian.

Bank perkreditan rakyat (BPR) menempati fungsi yang cukup strategis dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam mendorong perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dalam menjalankan fungsi ini, BPR memiliki beberapa kelebihan dibandingkan bank umum.

Petugas BPR mendatangi nasabahnya di pasar.

Gambar 9.22 Petugas BPR mendatangi nasabahnya di pasar.

Untuk mendapatkan nasabah, setiap BPR memiliki divisi pemasaran yang selalu berkeliling ke pasar, sentra industri kecil, dan permukiman, terutama untuk menjangkau warung dan toko. Dengan mengendarai sepeda motor, staf pemasaran menawarkan pinjaman, mengambil cicilan, dan mengumpulkan tabungan. Para staf tersebut yang menjadi ujung tombak BPR untuk menjaga hubungan dengan para nasabah mereka.

Dengan sistem jemput bola, para nasabah akan merasa mudah melakukan transaksi perbankan tanpa harus datang ke bank. Sistem itu yang membuat mereka lebih memilih BPR daripada bank umum dalam pengambilan pinjaman. Selain itu, BPR juga menerapkan syarat yang longgar dan proses yang mudah bagi para nasabahnya untuk mengambil kredit. BPR hanya membutuhkan waktu 2–3 hari untuk mencairkan pinjaman.

Tugas Individu

Anda telah mengenal empat bentuk lembaga perbankan. Bank umum, bank syariah, dan BPR merupakan tiga bentuk lembaga perbankan yang bisa dimanfaatkan produknya. Nah, tugas Anda kali ini adalah melakukan studi lapangan untuk mengetahui cara-cara memanfaatkan produk perbankan. Untuk melakukan tugas ini, bagilah kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok I : kelompok bank umum

Kelompok II : kelompok bank syariah

Kelompok III : kelompok bank perkreditan rakyat

Tugas masing-masing kelompok adalah:

  1. Melakukan kunjungan ke bank.
  2. Menanyakan tentang produk-produk bank bersangkutan yang dapat dimanfaatkan oleh siswa/pelajar.
  3. Menanyakan cara (prosedur) pemanfaatan produk perbankan tersebut.
  4. Membuat laporan sebagai bahan diskusi.

Laporan yang dibuat masing-masing kelompok selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Lakukan diskusi untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing bentuk lembaga perbankan dalam kaitannya dengan produk dan cara memanfaatkannya.

Kredit

Di depan, kita telah mempelajari bagaimana bank menarik dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan. Kemudian di kemanakan uang tersebut? Jika hanya disimpan saja uang tersebut menjadi tidak produktif. Untuk itulah, selain sebagai lembaga yang bertugas menarik uang dari masyarakat, bank juga bertugas menyalurkan uang tersebut dalam bentuk pinjaman (kredit).

Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani credere, yang artinya kepercayaan. Pada dasarnya, kredit adalah pemberian izin pemakaian suatu barang atau uang kepada orang lain dalam jangka waktu tertentu dengan jaminan atau tanpa jaminan dan dengan pemberian jasa bunga atau tanpa bunga. Pemilik uang atau barang akan memberikan kepercayaan kepada peminjam untuk menggunakan uang atau barang tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pihak yang memberikan pinjaman disebut kreditor, sedangkan pihak yang meminjam dan menggunakan uang atau barang tersebut disebut debitur.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kredit diberikan dengan mempertimbangkan beberapa unsur antara lain kepercayaan, risiko, waktu, dan prestasi (imbalan). Kepercayaan merupakan keyakinan dari pihak kreditor terhadap calon debiturnya untuk mengembalikan pinjamannya sesuai kesepakatan sebelumnya. Selain kepercayaan, kreditor juga harus memerhatikan faktor risiko, yaitu pinjamannya mungkin saja tidak akan kembali atau tidak tertagih. Dalam pemberian kredit ada juga unsur waktu, yaitu tenggang waktu antara waktu peminjaman dan waktu pengembalian kredit. Unsur terakhir dalam kredit adalah prestasi (imbalan) atas kredit yang diberikan berupa bunga uang.

Syarat- Syarat Kredit

Syarat yang umum digunakan adalah 5C (the five c’s of credit) yang meliputi:

Character (Kepribadian atau Watak)

Sifat pribadi dan perilaku pemohon kredit perlu diteliti secara hati-hati. Riwayat pemohon diselidiki dengan saksama. Misalnya, ketaatan dan kejujuran memenuhi kewajiban-kewajibannya di masa lalu, pernah atau tidak terlibat dalam suatu perkara, keadaan keluarga, kebiasaan, serta sifat-sifat dalam pergaulan. Seseorang yang hanya membayar utangnya apabila dipaksa oleh pengadilan tentu tidak akan diberi kredit meskipun ia cukup kaya. Terhadap badan usaha, yang dinilai adalah orang-orang yang mengendalikan perusahaan (pimpinan). Misalnya, ada/ tidaknya kerja sama (kekompakan) di antara mereka sehingga tanpa sengketa.

Capacity (Kemampuan atau Kesanggupan)

Capacity atau kemampuan menyangkut dua hal, yaitu kemampuan mengelola perusahaan dengan baik sehingga bisa berkembang (managerial capacity) dan kemampuan melunasi kredit (capacity to repay).

Collateral (Jaminan)

Jaminan bisa berupa barang tidak bergerak (tanah, rumah) atau barang bergerak (kendaraan bermotor) yang digunakan untuk menjamin kredit yang diterima. Jaminan menjadi sangat berguna untuk berjaga-jaga seandainya debitur tidak mampu mengembalikan pinjaman tepat waktu.

Capital (Modal atau Kekayaan)

Penilaian terhadap modal perusahaan sangat penting. Kredit hanyalah tambahan pembiayaan yang diperlukan nasabah. Dalam penilaian, yang diutamakan yaitu sejauh mana kekayaan itu dapat diuangkan dengan mudah dan cepat tanpa kehilangan nilainya. Biasanya bank membiayai kredit maksimum sebesar 70% dari total kebutuhan dana, sedangkan yang 30% harus disediakan sendiri oleh nasabah (self financing).

Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)

Dalam memberikan kredit perlu penilaian terhadap kondisi ekonomi terutama di sekitar tempat tinggal calon debitur. Kreditor harus melihat kondisi ekonomi di mana kreditnya akan diberikan serta kemungkinan perubahan kondisi ekonomi di masa yang akan datang. Misalnya, seorang kreditor harus mempertimbangkan tingkat inflasi sehingga nilai uang sekarang tidak berbeda jauh dengan nilai uang yang akan datang.

Kebaikan dan Keburukan Kredit

Selain berdampak positif, kredit yang diberikan kepada masyarakat juga bisa berdampak negatif.

Kebaikan Kredit

Bagi sebuah perekonomian, kredit memberi dampak positif, antara lain:

a. Meningkatkan Produktivitas Modal

Produktivitas modal dapat ditingkatkan melalui kredit. Kredit yang mendukung peningkatan produksi bisa berdampak pada peningkatan modal. Selain itu, pemilik modal bisa meminjamkan uangnya kepada pengusaha dan akan mendapatkan bunga modal atau pembagian laba usaha.

b. Memperlancar Transaksi

Dengan adanya kredit, masyarakat tidak harus menyediakan uang tunai untuk membeli barang. Mereka dapat membayar secara bertahap sesuai kemampuan keuangan mereka.

c. Meningkatkan Peredaran Barang

Kredit mendorong dan mempermudah konsumen untuk membeli barang kebutuhannya. Hal ini menyebabkan jumlah peredaran barang akan semakin meningkat.

Keburukan Kredit

Selain beberapa kebaikan tersebut, kredit juga bisa memberi dampak negatif, antara lain:

a. Mendorong Pola Hidup Konsumtif

Meningkatnya kredit konsumsi menandakan bahwa pola konsumsi masyarakat juga mulai meningkat. Kemudahan memperoleh barang secara kredit menyebabkan masyarakat cenderung melakukan transaksi untuk konsumsi di luar batas kemampuan ekonominya.

b. Meningkatkan Jumlah Uang Beredar

Besarnya pemberian kredit oleh pihak kreditor menyebabkan peredaran uang dalam perekonomian meningkat. Lebih lanjut, hal ini akan berdampak pada kenaikan harga atau inflasi.

c. Mendorong Kegiatan Spekulasi

Kredit dapat mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan spekulasi. Debitur berharap mendapat keuntungan yang lebih besar dan terus meminjam untuk menambah modal. Dia bahkan tidak lagi mempertimbangkan kemampuannya untuk membayar atau mengembalikan kreditnya.

Tugas Individu

Lily seorang pegawai swasta, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya setelah membeli rumah seharga 74 juta di sebuah lokasi perumahan. Bagi karyawan swasta yang baru akan menikah ini, uang sejumlah itu relatif besar. Untuk memiliki rumah tersebut ia harus menguras tabungan dan harus meminjam dari bank swasta nasional. ”Kalau tidak meminjam dari bank, mungkin akan semakin panjang untuk mewujudkan impiannya memiliki rumah sendiri,” katanya.

Saat ini rumah, mobil, sepeda motor hingga barang-barang elektronik lebih mudah dimiliki dengan cara kredit. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat, kredit konsumsi akan semakin diminati konsumen. Pertumbuhan kredit konsumsi ini disambut baik oleh perbankan. Hingga saat ini, perkembangan kredit masih didominasi atau terfokus kepada sektor konsumtif. Padahal agar pemulihan dan pertumbuhan ekonomi terjaga dan berkelanjutan, dana dari perbankan harus disalurkan kepada sektor-sektor produktif.

Diskusikan masalah-masalah berikut bersama kelompok Anda!

  1. Mengapa masyarakat saat ini cenderung membeli barang kebutuhan hidupnya dengan cara kredit?
  2. Mengapa perbankan juga menyediakan banyak dana untuk memberikan kredit konsumsi?
  3. Apa risiko kredit konsumsi bagi perbankan?

Lembaga Keuangan Bukan Bank

Perusahaan Asuransi

Asuransi berasal dari kata insurance yang artinya pertanggungan. Asuransi adalah suatu perjanjian antara tertanggung dan penanggung untuk merundingkan kerugian yang diderita tertanggung setelah ia menyepakati pembayaran uang yang disebut premi. Syarat-syarat perjanjian asuransi serta hak dan kewajiban kedua belah pihak tertuang dalam sebuah polis asuransi. Contoh asuransi adalah asuransi jiwa, kecelakaan, kehilangan, dan kebakaran.

Perum Pegadaian

Pegadaian berasal dari kata gadai, artinya barang yang dijaminkan saat meminjam uang pada lembaga atau seseorang. Apabila pinjaman tidak dapat dikembalikan maka barang yang digadaikan akan menjadi hak milik tempat pegadaian.

Kegiatan pokok lembaga pegadaian adalah memberikan dana pinjaman kepada masyarakat dengan jaminan suatu barang bergerak atau tidak bergerak. Jenis barang bergerak contohnya adalah alat-alat elektronik, kendaraan, dan perhiasan. Sedangkan jaminan barang tidak bergerak adalah rumah dan tanah.

Koperasi Kredit

Koperasi kredit merupakan satu jenis koperasi yang mengkhususkan diri pada kegiatan simpan pinjam. Oleh karena koperasi memiliki asas kekeluargaan, maka dalam pinjaman koperasi tidak diperlukan syarat-syarat yang berat seperti jaminan tanah atau barang harga lainnya. Sanksi bagi yang tidak melunasi pinjaman adalah peringatan dan mungkin dikeluarkan dari keanggotaan. Prosedur kreditnya mudah, calon peminjam cukup datang ke kantor koperasi untuk mengajukan permohonan kredit.

Perusahaan Penjaminan

Bidang usaha lembaga penjaminan adalah memberikan jasa pinjaman untuk menanggung pembayaran kewajiban keuangan apabila terjamin tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan. Kewajiban pembayaran yang dijamin berasal dari transaksi kredit, sewa guna usaha, pembiayaan dengan sistem bagi hasil, dan pembelian barang secara angsuran.

Dana Pensiunan

Dana pensiun merupakan lembaga keuangan yang mengelola dan menjalankan program manfaat pensiun. Dana pensiun diperoleh melalui pemotongan gaji pegawai setiap bulan selama seseorang masih aktif bekerja. Uang yang terkumpul tersebut dibayarkan kembali pada pegawai yang bersangkutan pada saat ia telah pensiun.

Uji Kompetensi

A. Pilihan Ganda

1.Kemampuan masyarakat untuk memegang uang dengan motif berjaga-jaga dipengaruhi oleh

a. tingkat bungad. kebijakan moneter
b. pendapatane. banyaknya jumlah bank
c. pajak

2. Apabila seseorang memegang uang dengan tujuan untuk membayar tagihan-tagihan bulanan seperti rekening listrik dan telepon, motif orang tersebut dalam memegang uang adalah

a. spekulasid. transaksi
b. berjaga-jagae. anjuran pemerintah
c. menabung

3. Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka jumlah uang beredar akan semakin

a. kecild. rendah
b. besare. berkurang
c. sedikit

4. M1 terdiri atas

a. uang kertas dan uang logamd. uang kuasi dan sertifikat deposito
b. uang kuasie. cek dan uang kuasi
c. uang kartal dan uang giral

5. Bank Indonesia menerbitkan uang baru mendekati hari Idul Fitri. Kegiatan di atas terkait dengan tugas bank sentral, yaitu

a. menjaga kelancaran sistem pembayaran
b. mengawasi bank
c. menjadi bank bagi pemerintah
d. sebagai bank dari bank umum
e. mengendalikan jumlah uang beredar

6. Berikut ini yang termasuk kegiatan dari bank perkreditan rakyat adalah

a. menciptakan uang kartald. melakukan perdagangan valuta asing
b. memberikan usaha perasuransiane. menyalurkan kredit usaha kecil
c. melakukan penyertaan modal

7. Kebijakan Bank Indonesia yang dapat mengurangi jumlah uang beredar adalah

a. membeli surat berhargad. menurunkan giro wajib minimum
b. menjual surat berhargae. mengawasi bank umum
c. menurunkan suku bunga

8. Jasa layanan bank umum yang mempermudah nasabah untuk mengambil uang tunai adalah

a. girod. sertifikat deposito
b. SDBe. transfer telegrafis
c. kartu ATM

9. Lembaga keuangan bukan perbankan yang menyediakan pinjaman dengan jaminan harta bergerak adalah

a. asuransid. sewa guna
b. pegadaiane. koperasi kredit
c. bursa efek

10. Berikut ini adalah kebaikan dan keburukan kredit.

1) Meningkatkan produktivitas uang dan modal.

2) Mendorong seseorang untuk hidup konsumtif.

3) Memperlancar transaksi tukar-menukar.

4) Menimbulkan produksi yang berlebihan.

5) Memperlancar peredaran barang.

Yang termasuk kebaikan kredit adalah

a. 1), 2), dan 3)d. 1), 3), dan 5)
b. 1), 2) dan 5)e. 1), 4), dan 5)
c. 1), 3), dan 4)

 

B. Soal Uraian

  1. Faktor apa yang memengaruhi keinginan masyarakat untuk bertransaksi?
  2. Apakah yang dimaksud dengan uang kuasi? Berikan contohnya!
  3. Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang!
  4. Mengapa pada saat jumlah uang beredar terlalu berlebihan, harga-harga dapat merambat naik? Jelaskan dengan teori kuantitas uang!
  5. Dalam suatu perekonomian besarnya jumlah uang beredar adalah Rp600 miliar. Jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan adalah 100.000.000. Kecepatan uang beredar 25 kali. Hitunglah tingkat harga umum yang berlaku!
  6. Jelaskan tujuan pokok kebijakan moneter!
  7. Bagaimana cara menerapkan kebijakan kredit selektif dan apa dampaknya terhadap dunia usaha?
  8. Apa saja upaya yang ditempuh oleh Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan nilai rupiah?
  9. Sebutkan jenis-jenis produk bank umum!
  10. Apakah perbedaan antara produk tabungan pada bank umum dengan simpanan pada bank syariah?

C. Soal Tantangan (Mari Belajar dari Masalah)

Menjelang hari raya Idul Fitri, permintaan atau penarikan uang dari bank serta penukaran uang meningkat drastis dibanding harihari biasa. Kebanyakan warga masyarakat menukar uang dari pecahan besar ke pecahan Rp5.000,00 atau Rp1.000,00. Ini karena tradisi masyarakat yang biasa membagi-bagikan uang baru berupa pecahan seribu hingga sepuluh ribu kepada anak-anak dan kerabat pada hari Lebaran.

Kondisi itu salah satunya bisa terlihat di Medan, Sumatra Utara. Ratusan warga Medan dan sekitarnya berdesakan di depan lima mobil penukaran uang pecahan baru milik Bank Indonesia yang ditempatkan di Lapangan Merdeka, Medan. Mereka rela berdesakan dan antre untuk menukar uang ke pecahan baru mulai dari nilai Rp1.000,00 hingga Rp10 ribu. Tahun ini BI Cabang Medan menyediakan tidak kurang dari Rp40 miliar uang pecahan untuk masyarakat.

Antrean serupa juga terjadi di BI Kediri, Jawa Timur. Setiap hari sedikitnya tujuh ratus warga datang menukarkan uang mereka dengan uang pecahan seribu, lima ribu, dan Rp10 ribu. BI memang sudah jauh-jauh hari mengantisipasi kebiasaan masyarakat di hari Lebaran ini. Kabarnya, pada bulan puasa dan Lebaran tahun ini, jumlah uang yang diedarkan mencapai Rp851 miliar.

Sumber: metroTVonline

Berdasarkan tulisan di atas, lakukan analisis sebagai berikut.

  1. Motif apa yang mendasari meningkatnya permintaan uang menjelang hari raya?.
  2. Dampak apa saja yang mungkin ditimbulkan oleh peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat pada setiap hari raya?
  3. Kebijakan moneter apa yang diterapkan Bank Indonesia untuk mengendalikan jumlah uang beredar?