Sistem Reproduksi Manusia Hormon Tumbuhan Proses Ovarium Uterus Fase

gambar bab 9 gambar 9 9

Tahukah Anda bahwa sistem reproduksi sangat berhubungan erat dengan sistem endokrin? Pada bab sebelumnya, Anda telah mempelajari materi mengenai sistem endokrin atau sistem hormon. Sistem endokrin merupakan bagian dari sistem koordinasi yang berperan dalam kerja organorgan pada tubuh manusia. Salah satu penghasil hormon dalam sistem endokrin adalah ovarium (pada wanita) dan testis (pada laki-laki).

Ovarium dan testis menghasilkan hormon-hormon yang berperan penting dalam sistem reproduksi. Mengapa Tuhan memberikan organ reproduksi pada makhluk hidup? Pada bab ini, Anda akan mempelajari materi mengenai sistem reproduksi. Sistem reproduksi memiliki satu tujuan utama, yaitu membentuk suatu individu baru untuk kelanjutan generasi suatu spesies makhluk hidup.

Untuk menjalankan fungsinya, sistem reproduksi didukung oleh organ-organ reproduksi. Bagaimana struktur dan fungsi organ reproduksi pada manusia? Dengan mempelajari bab ini, Anda akan dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Daftar Isi: tampilkan

Sistem Reproduksi pada Manusia

Organ-Organ Reproduksi pada Manusia

Pria dan wanita memiliki organ reproduksi yang berbeda. Kedua organ reproduksi tersebut sama-sama berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet) pria dan wanita. Selain itu, organ reproduksi tersebut mendukung dalam proses fertilisasi.

Organ Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria dibagi menjadi

Organ reproduksi bagian luar pria
Organ reproduksi bagian dalam pria

Organ reproduksi bagian luar terdiri atas

Pen*s
Skrotum

Adapun organ reproduksi bagian dalam terdiri atas

Testis
Saluran pengeluaran
Kelenjar aksesoris

Pen*s adalah organ reproduksi yang berperan menyampaikan sel-sel sperma ke dalam organ reproduksi wanita melalui proses kopulasi. Pen*s tersusun atas jaringan yang dapat terisi oleh darah sehingga mengakibatkan ereksi. Organ reproduksi bagian luar lainnya adalah skrotum. Skrotum merupakan sebuah kantung yang berfungsi melindungi testis.

Fungsi testis

Testis merupakan organ tempat pembentukan sel-sel sperma. Testis terletak di luar rongga perut. Selain tempat pembentukan sperma, testis berfungsi menghasilkan hormon testosteron. Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus.

Tubulus seminiferus

Sebenarnya, tubulus seminiferuslah yang berfungsi menghasilkan sel-sel sperma.

Sel interstitial (sel leydig)

Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel interstitial (sel leydig) yang berfungsi menghasilkan hormon testosteron. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) akan dibahas pada bahasan selanjutnya.

Saluran pengeluaran terdiri atas

Epididimis
Vas deferens
Saluran ejakulatoris
Uretra

Dari tubulus seminiferus, sperma akan masuk ke dalam epididimis yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma. Apabila terjadi ejakulasi, sperma keluar dari epididimis menuju vas deferens. Dari vas deferens, sperma akan melewati saluran ejakulatoris untuk dikeluarkan melalui uretra.

Kelenjar aksesoris

Kelenjar aksesoris terdiri atas

Vesika seminalis
Kelenjar prostat
Kelenjar bulbouretral (Cowper)

Sperma dikeluarkan dalam bentuk semen. Semen yang dikeluarkan dari uretra mengandung zat-zat yang dihasilkan oleh kelenjar aksesoris. Sekitar 60% dari total volume semen merupakan hasil sekresi dari vesika seminalis. Cairan yang dihasilkan vesika seminalis banyak mengandung mukosa, asam amino, fruktosa, dan prostaglandin.

Kelenjar prostat merupakan kelenjar terbesar dari kelenjar aksesoris. Hasil dari sekresi kelenjar ini akan langsung disalurkan ke uretra. Kelenjar prostat menghasilkan sekresi yang mengandung kolesterol, garam, dan enzim.

Kelenjar bulbouretral merupakan sepasang kelenjar yang berhubungan langsung dengan uretra. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang berfungsi menetralkan urine yang mengandung asam di dalam uretra. Perhatikan Gambar 9.1.

Organ reproduksi pria

Gambar 9.1 Organ reproduksi pria

Organ Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita berfungsi menghasilkan sel kelamin betina, yaitu sel telur (ovum). Organ reproduksi wanita dibagi menjadi

Organ reproduksi luar wanita
Organ  reproduksi dalam wanita

Organ reproduksi luar terdiri atas

Klitoris
Labia

Adapun organ reproduksi dalam terdiri atas

Ovarium
Saluran telur (oviduct)
V*gina
Uterus

Pada bagian paling luar, organ reproduksi wanita terdapat labia. Labia tersebut dibagi menjadi dua, yaitu

Labia mayora
Labia minora

Pada bagian atas labia terdapat klitoris. Klitoris merupakan organ erektil yang banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf.

Fungsi ovarium

Pada organ reproduksi dalam, ovarium memegang peranan yang sangat penting karena menghasilkan sel telur (ovum). Selain itu, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan hormon progesteron.

Ovum setelah dibentuk di ovarium akan dilepaskan menuju uterus melalui oviduct (tuba Fallopi).

Tuba fallopi

Tuba fallopi berbentuk saluran yang tersusun atas sel-sel epitel bersilia. Silia tersebut berfungsi menggerakkan ovum menuju uterus.

Fungsi uterus

Uterus merupakan tempat perkembangan janin. Dinding uterus diliputi oleh banyak pembuluh darah. Dinding uterus disebut endometrium. Pada leher uterus terdapat serviks yang merupakan pembatas antara uterus dan vagina. Vagina merupakan sebuah tabung berlapis otot. Vagina memiliki dinding yang tipis sebagai tempat keluarnya bayi pada waktu melahirkan. Dinding vagina selalu basah oleh lendir yang dihasilkan oleh kelenjar Bartholin.

Kelenjar Bartholin

Kelenjar Bartholin terletak di tepi lubang vagina.

Organ reproduksi wanita

Gambar 9.2 Organ reproduksi wanita

Gametogenesis

Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin). Gametogenesis dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan (sperma), sedangkan oogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (ovum). Bagaimana mekanisme kedua gametogenesis tersebut? Adakah perbedaannya

Spermatognesis

Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus. Spermatogonesis memakan waktu 65–75 hari di dalam tubuh pria. Di dalam tubulus seminiferus, terdapat banyak sel induk sperma (spermatogonium).

Spermatogonium

Spermatogonium bersifat diploid (2n), mengandung 46 kromosom. Spermatogonium akan membelah secara mitosis menjadi spermatosit primer.

Spermatosit

Spermatosit ini akan membelah pula secara meiosis menjadi dua spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Haploid (n) artinya mengandung 23 kromosom atau setengah dari sel induk. Kemudian, setiap spermatosit sekunder akan membelah lagi secara meiosis menjadi dua spermatosit sehingga terbentuklah empat spermatid. Sel-sel spermatid tersebut akan mengalami pendewasaan menjadi sperma.

Spermatogenesis

Gambar 9.3 Spermatogenesis

Ogenesis

Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Ovarium mengandung banyak sel induk telur (oogonium) yang bersifat diploid (2n).

Oosit primer

Oogonium tersebut akan membelah secara mitosis menjadi oosit primer.

Oosit sekunder

Oosit primer akan membelah secara meiosis menjadi satu oosit sekunder dan satu badan polar primer. Kemudian, oosit sekunder membelah secara meiosis menjadi satu ootid dan satu badan polar sekunder. Ootid akan mengalami pematangan menjadi sel telur (ovum), sedangkan badan polar sekunder akan luruh (degenerasi).

Oogenesis terjadi di ovarium

Gambar 9.4 Oogenesis terjadi di ovarium

Ovulasi

Sel telur yang telah matang akan dilepaskan oleh ovarium. Pelepasan sel telur oleh ovarium disebut ovulasi.

Proses pelepasan sel telur oleh ovarium (ovulasi).

Gambar 9.5 Proses pelepasan sel telur oleh ovarium (ovulasi).

Di dalam ovarium terdapat banyak folikel yang merupakan pelindung dan pemberi nutrisi bagi sel telur yang sedang dibentuk. Pada proses ovulasi, folikel akan mengeluarkan sel telur. Folikel yang telah mengeluarkan sel telurnya disebut corpus luteum.

Corpus luteum

Corpus luteum menyekresikan hormon estrogen dan progesteron.

Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi mengacu kepada perubahan yang muncul di dalam uterus. Rata-rata siklus menstruasi pada wanita sekitar 28 hari. Siklus menstruasi terdiri atas tiga fase, yaitu

Fase menstruasi

Fase proliferasi

Fase sekretori

(Campbell, 1998: 951).

Fase menstruasi merupakan fase pada saat terjadi peluruhan dinding uterus yang menebal (endometrium). Endometrium yang luruh tersebut merupakan proses menstruasi (keluarnya darah dari vagina). Fase menstruasi hanya terjadi dalam beberapa hari saja (4–7 hari). Menstruasi menyebabkan dinding uterus menjadi tipis seperti semula.

Setelah  1–2 minggu, dinding uterus kembali menebal. Proses ini terjadi pada fase proliferasi. Fase terakhir dari siklus menstruasi adalah fase sekretori. Fase sekretori berlangsung selama dua minggu. Pada fase ini, endometrium semakin menebal, kaya akan pembuluh darah. Apabila tidak terjadi implantasi embrio pada endometrium, maka endometrium akan luruh. Hal ini akan mengawali terjadinya kembali siklus menstruasi.

Pada saat terjadi siklus menstruasi, berlangsung pula siklus ovarium. Siklus ini, terdiri atas tiga fase, yaitu fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal. Siklus ovarium diawali oleh fase folikular. Pada fase ini, folikelfolikel pada ovarium akan tumbuh dan berkembang. Dari beberapa folikel yang tumbuh, hanya satu saja yang akan matang, sementara folikel yang lainnya akan luruh. Fase ini berakhir pada saat sel telur dikeluarkan (ovulasi). Peristiwa ini merupakan fase ovulasi. Folikel yang telah mengeluarkan sel telur akan tetap berada di ovarium dan berubah menjadi corpus luteum. Proses tersebut terjadi pada fase luteal.

Siklus menstruasi dan siklus ovarium sangat dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebut berpengaruh terhadap perkembangan folikel, ovulasi, dan penebalan dinding rahim. Terdapat lima jenis hormon yang berperan dalam siklus menstruasi dan siklus ovarium (Campbell, 1998: 951). Kelima hormon tersebut adalah Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), estrogen, dan progesteron.

Pada fase folikular dari siklus ovarium, hipotalamus akan mengeluarkan GnRH yang akan merangsang sekresi hormon FSH dan LH. FSH akan merangsang perkembangan folikel yang akan menyekresikan estrogen. LH sendiri menyebabkan terjadinya ovulasi dan pembentukan corpus luteum. Corpus luteum akan menyekresikan hormon estrogen dan progesteron. Kadar estrogen akan meningkat pada hari ke12 siklus. Hal ini akan menyebabkan peristiwa ovulasi pada hari ke-14 siklus. Produksi estrogen dan progesteron akan mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus.

Apabila tidak terjadi pembuahan, kadar estrogen dan progesteron yang tinggi akan menghambat produksi FSH dan LH. Turunnya kadar LH akan menyebabkan luruhnya corpus luteum sehingga kadar estrogen dan progesteron pun menurun. Hal ini mengawali siklus menstruasi yang baru. Berdasarkan Gambar 9.6 dapatkah Anda menjelaskan hubungan antara siklus menstruasi, siklus ovarium, dan keadaan hormon dalam tubuh?

Grafik siklus menstruasi

Gambar 9.6 Grafik siklus menstruasi

Fertilisasi dan Kehamilan

Kehamilan akan terjadi karena adanya fertilisasi.

Fertilisasi

Fertilisasi merupakan proses bertemunya sel telur (ovum) dengan sel sperma. Pada manusia, sel sperma akan masuk ke dalam vagina untuk bertemu dengan sel telur melalui proses kopulasi.

Pada lelaki normal, sperma akan dikeluarkan sebanyak 300–400 juta dalam satu kali ejakulasi. Sel-sel sperma yang masuk ke dalam vagina akan berenang menuju oviduct (tuba Fallopi). Apabila sel sperma bertemu dengan sel telur pada tuba Fallopi, maka akan terjadi fertilisasi (Gambar 9.7). Fertilisasi akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid (2n), hasil peleburan antara inti sperma dan inti sel telur.

Fertilisasi terjadi di tuba Fallopi

Gambar 9.7 Fertilisasi terjadi di tuba Fallopi

Dalam perjalanan menuju uterus, zigot akan mengalami pembelahan.

Morula

Zigot yang mengalami pembelahan tersebut dinamakan morula.

Blastula

Morula tersebut akan terus mengalami pembelahan menjadi blastula.

Blastosol

Blastula memiliki rongga yang disebut blastosol.

Endometrium

Pada tutup blastula, zigot akan melekat pada endometrium.

Implantasi

Proses melekatnya zigot pada endometrium disebut implantasi.

Setelah implantasi, dimulailah proses kehamilan, secara umum, kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pada trimester pertama, blastuta akan terus berkembang membentuk tiga lapisan, yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Tahap ini disebut gastrulasi.

Organogenesis

Setelah itu, zigot akan mengalami organogenesis, yaitu proses pembentukan berbagai organ tubuh dari masing-masing lapisan. Ektoderm akan membentuk sisem saraf, kulit, mata, dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limfa, dan organ reproduksi. Endoderm akan membentuk organ-organ pernapasan dan pencernaan. Blastula yang mengalami organogenesis membentuk embrio. Embrio tersebut mendapatkan nutrisi dari endometrium melalui plasenta.

Trimester pertama kehamilan

Pada trimester pertama, embrio akan merangsang kelenjar-kelenjar dalam dinding uterus untuk memproduksi hormon-hormon reproduksi. Salah satu hormon yang diproduksi, adalah Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Hormon ini berfungsi merangsang corpus luteum untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut akan menyebabkan dinding uterus tetap tebal yang berguna sebagai implantasi dan memelihara janin. Pada trimester pertama, kadar HCG dari dalam darah ibu sangat tinggi sehingga sebagian di antaranya diekskresikan bersama urine. Adanya HCG di dalam urine dapat dipakai sebagai indikator dalam uji kehamilan.

Trimester kedua kehamilan

Pada trimester kedua, embrio tumbuh secara cepat dan aktif mencapai ukuran sekitar 30 cm. Embrio atau janin akan aktif bergerak pada trimester kedua ini. Pada periode ini, hormon HCG akan stabil dan plasenta akan menyekresikan sendiri progesteron untuk menjaga kehamilan.

Trimester ketiga kehamilan

Pada trimester ketiga, janin akan tumbuh mencapai berat sekitar 3–3,5 kg dan panjang sekitar 50 cm. Pada periode ini, perut ibu akan kelihatan sangat membesar.

Kelahiran

Kehamilan berlangsung sekitar 9 bulan 10 hari. Janin setelah mencapai usia tersebut akan siap untuk dilahirkan. Proses kelahiran diawali dengan meningkatnya hormon estrogen. Meningkatnya hormon estrogen ini akan meningkatkan kemampuan otot-otot uterus untuk berkontraksi. Selama minggu terakhir kehamilan, hormon estrogen meningkat secara pesat. Otototot uterus pun dipengaruhi oleh hormon oksitosin.

Kontraksi otot-otot uterus akan menekan kepala bayi menuju serviks (leher rahim). Akibatnya, serviks akan merenggang sehingga bayi keluar dari uterus. Secara bersamaan, kontraksi tersebut akan mendorong bayi menuju vagina dan akhirnya keluar dari tubuh ibu.

Pada saat kelahiran (Gambar 9.8), bayi masih terhubung dengan plasenta melalui tali pusar. Ketika masih berada di dalam uterus, janin tidak perlu bernapas. Akan tetapi, setelah keluar, bayi akan mulai bernapas.

Proses kelahiran bayi

Gambar 9.8 Proses kelahiran bayi

Air susu ibu atau ASI lebih banyak diproduksi setelah bayi lahir karena hormon prolaktin lebih aktif. Kelenjar susu dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.

Kolostrum

Kolostrum, cairan kuning yang disintesis dan disimpan oleh kelenjar mamae mulai dari bulan keempat atau kelima kehamilan, akan menjadi makanan pertama bagi bayi.

Kolostrum kaya akan kandungan antibodi ibu, menjaga bayi dari infeksi. Kandungan proteinnya yang tinggi juga membantu mencegah diare pada bayi. Beberapa hari setelah kelahiran, bayi yang menyusui dikombinasikan dengan hormon prolaktin merangsang sintesis ASI sebenarnya dalam payudara ibu.

Manfaat ASI (Air Susu Ibu)

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan.

Manfaat ASI (Air Susu Ibu)

Gangguan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia

Seperti halnya sistem-sistem tubuh lainnya, sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami gangguan dan penyakit. Gangguan dan penyakit tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tumor, infeksi virus atau bakteri, serta kelainan fisiologis pada organ reproduksi. Berikut akan dijelaskan beberapa contoh gangguan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia.

Endometriosis

Endometriosis merupakan gangguan akibat adanya jaringan endometrium dari luar rahim (uterus). Kelainan ini berupa tumbuhnya jaringan endometrium pada ovarium, usus besar ataupun kandung kemih. Endometriosis menyebabkan sakit pada saat menstruasi.

Impot*nsi

Impotensi, merupakan ketidakmampuan penis untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan produksi hormon testosteron, penyakit diabetes mellitus, kecanduan alkohol, dan gangguan sistem saraf.

Prostatitis

Prostatitis, merupakan peradangan pada kelenjar prostat. Peradangan kelenjar prostat ini dapat diikuti oleh peradangan uretra. Penderita prostatitis memiliki gejala-gejala seperti sakit saat buang air kecil.

Infertilitas

Infertilitas, merupakan ketidakmampuan untuk menghasilkan keturunan. Pada pria, infertilitas diartikan ketidakmampuan sperma untuk membuahi ovum. Infertilitas dapat disebabkan oleh gangguan spermatogenesis dan oogenesis, tersumbatnya saluran sperma, tersumbatnya tuba Fallopi, dan gangguan pada rahim.

Kanker serviks

Kanker serviks, merupakan kanker pada bagian serviks wanita, banyak menyerang wanita di atas umur 40 tahun. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus herpes dan human papilloma virus.

Sistem Reproduksi pada Tumbuhan

Sistem Reproduksi pada Tumbuhan

Tumbuhan dapat bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Keduanya memiliki mekanisme dan keuntungan yang berbeda. Apakah perbedaan reproduksi secara vegetatif dan generatif?

Reproduksi secara Vegetatif

Reproduksi secara vegetatif diartikan sebagai pembentukan individu baru tanpa adanya peleburan antara gamet jantan dan betina. Pada tumbuhan, reproduksi vegetatif merupakan pembentukan tumbuhan baru hanya dari satu induk. Tumbuhan baru dapat tumbuh dari induk tumbuhan yang berbeda.

Tumbuhan baru tersebut dapat tumbuh dari akar, batang, bahkan daun sekalipun. Karena hanya berasal dari satu induk, tumbuhan baru tersebut akan sama dengan induknya secara genetis. Reproduksi secara vegetatif dibagi menjadi dua, yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan.

Reproduksi Vegetatif Alami

Reproduksi vegetatif alami terjadi tanpa adanya campur tangan manusia. Rizom, stolon, kormus, umbi batang, dan bulbus (umbi lapis) merupakan struktur batang yang dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Rizom merupakan batang yang tumbuh mendatar (lateral) di bawah tanah. Dari batang yang mendatar tersebut akan muncul akar dan batang baru menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan rizom adalah jahe (Zingiber officinale).

Stolon

Stolon adalah adalah batang yang mendatar di atas tanah dari batang utama. Dari batang tersebut akan muncul akar dan tunas baru sehingga tumbuh menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan stolon adalah stroberi (Fragaria vesca).

Kormus

Kormus merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah. Gladiol dan tulip adalah contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan kormus.

Tuber (umbi batang)

Tuber (umbi batang) adalah bentuk modifikasi batang yang dapat tumbuh menjadi individu baru. Dari tuber akan tumbuh “mata” atau tunas baru yang dapat tumbuh menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang bereproduksi dengan tuber (umbi batang) adalah kentang (Solanum tuberosum).

Pada bulbus (umbi lapis)

Pada bulbus (umbi lapis), tunas akan muncul pada setiap lapisan umbi. Tunas tersebut akan tumbuh ke arah samping dari tubuh induk. Tunas baru tersebut akan tumbuh menjadi individu baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan bulbus adalah bawang merah (Allium ascalonicum) dan bawang putih (Allium sativum).

Selain batang, daun pun dapat termodifikasi untuk tumbuh menjadi individu baru. Pada cocor bebek (Kalanchoe daigremontiana), dari ujung daunnya akan tumbuh tunas adventif yang akan tumbuh akar baru sehingga tumbuh menjadi satu individu baru.

Vegetatif alami dengan (a) kormus dan (b) tunas adventif.

Gambar 9.9 Vegetatif alami dengan (a) kormus dan (b) tunas adventif.

Reproduksi Vegetatif Buatan

Reproduksi ini terjadi karena adanya campur tangan manusia. Pada umumnya, tumbuhan hasil reproduksi vegetatif lebih cepat pertumbuhannya daripada melalui biji. Beberapa teknik reproduksi vegetatif buatan yang biasa dilakukan oleh manusia, antara lain setek, merunduk, dan menempel (okulasi) (Gambar 9.10).

Setek

Setek adalah teknik reproduksi vegetatif buatan yang paling mudah dilakukan. Pada teknik ini, daun dan batang dipotong dan diletakkan di air atau ditanam di dalam tanah. Dari potongan batang atau daun tersebut akan tumbuh akar sehingga tumbuh menjadi individu baru.

Teknik merunduk

Pada teknik merunduk, akar akan tumbuh dari batang yang masih terhubung dengan tumbuhan induk. Pada teknik ini, cabang dari tumbuhan dibengkokkan sehingga menyentuh tanah. Cabang yang menyentuh tanah tersebut ditutupi oleh tanah. Dari cabang yang ditutupi tanah tersebut akan tumbuh akar. Individu baru dapat diperoleh dengan cara memotong cabang tersebut.

Teknik menempel (okulasi)

Pada teknik menempel (okulasi), tunas dari satu tumbuhan ditempelkan ke tumbuhan lainnya. Kulit kayu tumbuhan yang akan ditempeli tunas diiris membentuk huruf T. Tunas akan tumbuh menjadi batang. Bagian tumbuhan di atas tunas baru tersebut harus dipotong agar bagian tunas tersebut menjadi ujung meristem dari tumbuhan tersebut.

Vegetatif buatan dengan cara (a)merunduk, (b) menyambung, dan (c) menempel (okulasi).

Gambar 9.10 Vegetatif buatan dengan cara (a)merunduk, (b) menyambung, dan (c) menempel (okulasi).

Percobaan Biologi Pertumbuhan Setek

Tujuan

Mengamati pertumbuhan setek

Alat dan Bahan

  1. Tanaman dikotil dan monokotil
  2. Tanah
  3. Sekam padi

Langkah Kerja

  1. Potonglah cabang atau ranting tanaman dikotil (misalnya, mangga) dan monokotil (misalnya, tebu) yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua masingmasing tiga potong dengan panjang sekitar 20 cm.
  2. Tanamlah tiap potongan tersebut ke dalam media campuran antara tanah dan sekam padi dengan perbandingan 2:1.
  3. Letakkan cabang tumbuhan tersebut di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung dan usahakan tanah tetap lembap. Biarkan selama dua minggu.

Pertanyaan

  1. Cabang dari tumbuhan manakah yang tumbuh tunas? Cabang dari tumbuhan manakah yang tidak tumbuh tunas, atau bahkan mati? Mengapa demikian?
  2. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi pertumbuhan setek tanaman? Diskusikan hasil temuan Anda bersama teman-teman.

Reproduksi secara Generatif

Reproduksi generatif merupakan pembentukan individu baru dengan adanya peleburan antara gamet jantan dan gamet betina. Reproduksi generatif dapat terjadi pada tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) maupun tumbuhan berbunga (Angiospermae). Pada bahasan kali ini, akan diterangkan reproduksi generatif pada Angiospermae saja.

Organ reproduksi Angiospermae adalah bunga. Bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap terdiri atas kelopak (kaliks), mahkota (korola), benang sari (stamen) dan putik (pistilum). Benang sari disusun oleh kepala sari (antera) dan tangkai benang sari (filamen). Adapun putik (pistilum) terdiri atas kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus), dan ovarium (Gambar 9.11).

Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu atau lebih dari bagian-bagian bunga. Misalnya, bunga yang tidak memiliki kelopak bunga atau mahkota bunga.

Struktur bunga sebagai alat perkembangbiakan pada Angiospermae.

Gambar 9.11 Struktur bunga sebagai alat perkembangbiakan pada Angiospermae.

Penyerbukan (Polinasi)

Polinasi adalah proses melekatnya polen dari kepala satu bunga ke kepala putik bunga lain. Terdapat dua macam polinasi, yaitu penyerbukan silang (cross pollination) dan penyerbukan sendiri (self pollination). Penyerbukan silang terjadi apabila serbuk sari yang melekat pada kepala putik berasal dari bunga lain. Adapun penyerbukan sendiri terjadi apabila serbuk sari berasal dari bunga itu sendiri.

Beberapa tumbuhan memerlukan bantuan atau perantara dalam melakukan penyerbukan. Berdasarkan perantaranya, penyerbukan dibagi menjadi

Anemogami (bantuan angin)
Hidrogami (bantuan air)
Zoodiogami (bantuan hewan)

seperti Gambar 9.12.

Perantara penyerbukan disebut juga polinator. Angin merupakan polinator secara acak. Angin tidak dapat diperkirakan ketika membawa polen dari suatu bunga. Tumbuhan  yang penyerbukannya melalui angin menghasilkan jumlah polen yang sangat banyak.

Berbeda dengan angin, hewan merupakan polinator yang lebih efisien. Tumbuhan Angiospermae yang bergantung pada hewan menyediakan makanan untuk hewan tersebut. Kebanyakan hewan memakan polen. Pada saat hewan (khususnya serangga) berpindah dari satu bunga ke bunga lain, tanpa sengaja hewan tersebut membawa polen. Polen tersebut akan melekat pada kepala putik bunga lain tanpa disadari. Tumbuhan yang penyerbukannya melalui hewan, tidak menghasilkan polen yang banyak. Selain itu, tumbuhan jenis ini memiliki mahkota yang besar dan berwarna cerah untuk menarik perhatian serangga.

Polinasi dengan bantuan hewan (zoodiogami).

Gambar 9.12 Polinasi dengan bantuan hewan (zoodiogami).

Pembuahan (Fertilisasi)

Proses penyerbukan selesai setelah polen melekat pada stigma dari tumbuhan satu spesies. Senyawa kimia di dalam kepala putik (stigma) akan membuat perluasan pula sebagai tempat pertumbuhan polen. Kemudian, terbentuklah sel tabung (pollen tube) pada putik. Sel tabung ini akan menghubungkan stigma dengan ovarium. Pada ujung saluran tersebut terdapat inti. Inti generatif dari polen akan membelah secara mitosis membentuk inti sel sperma yang haploid. Pada saat sel tabung mencapai mikrofil, ujung selnya akan mendorong dinding ovarium sehingga membuka. Inti sel tabung akan menghilang. Dua inti sel sperma akan membuahi inti sel pada ovarium (ovum).

Endosperma

Satu inti sel sperma akan membuahi sel telur, sedangkan satu inti sel sperma lainnya bergabung dengan inti sel kutub membentuk endosperma yang bersifat triploid (3n). Inti sel sperma yang membuahi sel telur berubah menjadi zigot yang kemudian menjadi embrio. Endosperma merupakan pemberi nutrisi bagi embrio. Embrio dan endosperma akan membentuk biji. Proses pembuahan tersebut merupakan proses pembuahan ganda karena terjadi dua proses pembuahan, yaitu pembuahan sel telur dan sel kutub.

Pembuahan ganda pada tumbuhan

Gambar 9.13 Pembuahan ganda pada tumbuhan

Rangkuman

  1. Sistem reproduksi berfungsi membentuk suatu individu baru untuk kelanjutan generasi suatu spesies makhluk hidup. Pada hewan, terdapat dua jenis reproduksi, yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi seksual. Reproduksi aseksual merupakan proses pembentukan individu baru tanpa melalui peleburan sel telur (ovum) dan sel sperma. Reproduksi seksual merupakan proses pembentukan individu baru melalui peleburan ovum dan sperma.
  2. Pada manusia, sistem reproduksi didukung oleh organorgan reproduksi. Organ reproduksi tersebut terbagi menjadi organ reproduksi pria dan organ reproduksi wanita.
  3. Organ reproduksi pria dibagi dua, yaitu organ reproduksi bagian luar yang terdiri atas penis dan skrotum, sedangkan organ reproduksi bagian dalam terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar aksesoris.
  4. Organ reproduksi wanita dibagi menjadi reproduksi bagian luar yang terdiri atas labia mayora dan labia minora, sedangkan organ reproduksi bagian dalam terdiri atas ovarium, tuba Fallopi, uterus, dan vagina.
  5. Organ reproduksi pada pria menghasilkan sperma yang diproduksi oleh testis dan organ reproduksi. Pada wanita menghasilkan ovum yang diproduksi oleh ovarium.
  6. Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin). Gametogenesis dibagi menjadi dua, terdiri atas spermatogenesis, yaitu proses pembentukan gamet jantan (sperma) dan oogenesis, yaitu pembentukan gamet betina (ovum).
  7. Menstruasi merupakan fase pada saat terjadi peluruhan dinding uterus yang menebal (endometrium). Menstruasi terjadi apabila tidak ada implantasi embrio pada endometrium. Fase menstruasi dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
  8. .Fertilisasi antara sperma dan ovum terjadi di oviduct. Fertilisasi akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid. Zigot berkembang melalui pembelahan sel yang disebut morula, kemudian pembelahan berlanjut menjadi blastula dan berimplantasi di endometrium.
  9. Proses kehamilan dimulai pada saat embrio implantasi di endometrium. Blastula akan terus berkembang menjadi gastrula, kemudian berkembang ke tahap organogenesis sampai janin memiliki organ yang lengkap. Proses kehamilan ini dipengaruhi oleh HCG yagn dapat merangsang pengeluaran hormon estrogen dan progesteron. 10. Gangguan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan oleh faktor tumor, infeksi virus, bakteri serta kelainan fisiologis pada organ
  10. Gangguan pada sistem reproduksi tersebut contohnya endometriosis, impotensi, prostatitis, infertilitas dan kanker serviks.
  11. Sistem reproduksi pada tumbuhan dapat terjadi secara vegetatif dan generatif.
  12. Reroduksi vegetatif di bagi menjadi dua, yaitu reproduksi vegetatif alami yaitu terjadi tanpa campur tangan manusia, contohnya, rozom, stolon, kormus, dan umbi. Adapun reproduksi vegetatif buatan terjadi dengan bantuan manusia, contohnya setek, merunduk, dan okulasi.
  13. Reproduksi generatif pada tumbuhan terjadi melalui peleburan antara gamet jantan yang terdapat di benang sari, dan ovum yang terdapat di putik.

Peta Konsep

peta konsep bab 9

Refleksi

Bagaimana pendapat Anda setelah mempelajari materi Sistem Reproduksi ini? Menarik, bukan? Banyak hal yang bisa Anda dapatkan setelah mempelajari bab ini. Misalnya, Anda dapat memperbanyak tumbuhan di rumah Anda dengan cara merunduk atau menempel (okulasi) secara mandiri. Dapatkah Anda menyebutkan manfaat yang lainnya.

Tujuan Anda mempelajari bab ini adalah agar Anda mampu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia. Apakah Anda dapat mencapai tujuan tersebut?

Apabila Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari materi tertentu pada bab ini, diskusikanlah bersama teman-teman Anda. Kemudian, bertanyalah kepada guru Anda untuk memecahkan permasalahanpermasalahan berkenaan dengan materi pada bab ini. Agar Anda mampu memahami materi pada bab ini dengan lebih baik, pastikanlah Anda menguasai materi bab ini dengan belajar lebih giat.

Evaluasi Kompetensi Bab 9

A. Pilihan Ganda

1.Suatu  proses reproduksi melalui peleburan sel telur dan sel sperma disebut ….

a. reproduksi aseksuald. reproduksi ganda
b. reproduksi seksuale. reproduksi vegetatif
c. reproduksi tungga

2. Pembentukan sperma terjadi di ….

a. vas deferensd. tubulus seminiferus
b.  epididimise. uretra
c. penis

3.  Organ yang berperan menyampaikan sel-sel sperma ke dalam organ reproduksi wanita adalah ….

a. skrotumd. testis
b. uretrae. penis
c. epididimis

4. Testis merupakan organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan ….

a. sperma dan ovumd. hormon dan enzim
b. sperma dan urinee. enzim dan sperma
c. sperma dan hormon

5.  Setelah dibentuk di tubulus seminifenus, sperma akan disimpan di tempat penyimpanan yang disebut ….

a. vas deferensd. uretra
b. epididimise. skrotum
c. testis

6. Organ reproduksi wanita yang berfungsi menghasilkan ovum adalah ….

a. labiad. ovarium
b. vaginae. tuba Fallopi
c. uterus

7. Selain menghasilkan ovum, ovarium pun dapat menghasilkan ….

a. hormon estrogen dan hormon testosterond. hormon progesteron dan hormon prolakti
b. hormon estrogen dan hormon insuline. hormon testosteron dan hormon insulin
c. hormon estrogen dan hormon progesteron

8. Urutan jalur yang dilalui oleh sperma pada organ reproduksi pria adalah ….

a. testis, vas deferens, vesika seminalis, uretrad. testis, vesika seminalis, vas deferens, uretra
b. testis, vas deferens, uretra, vesika seminalise. testis, uretra, vas deferens, vesika seminalis
c. testis, vesika seminalis, vas deferens, uretra

Untuk soal nomor 9-11, perhatikan gambar berikut.

gambar bab 9 soal ganda no 9

9. Tempat perkembangan janin ditunjukkan oleh nomor ….

a. 1d. 4
b. 2e. 5
c. 3

10.  Tempat terjadinya fertilisasi ditunjukkan oleh nomor ….

a. 1d. 4
b. 2e. 5
c. 3

11.  Bagian yang selalu basah oleh lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin adalah ….

a. 1d. 4
b. 2e. 5
c. 3

12. Pada spermatogenesis, sel yang memiliki kromosom haploid (n) adalah ….

a. spermatogonium dan spermatidd. spermatosit primer dan spermatosit sekunder
b. spermatosit sekunder dan spermatide. spermatosit primer dan spermatid
c. spermatogonium dan spermatosit sekunder

13. Proses pelepasan sel telur oleh ovarium disebut …

a. oogenesisd. fertilisasi
b. spermatogenesise. ereksi
c. ovulasi

14. Perhatikan gambar ovarium berikut.

gambar bab 9 soal ganda no 14

Bagian yang ditunjukan oleh huruf X disebut ….

a. ovumd. oviduct
b. tuba Fallopie. copus luteum
c. ovulasi

15.  Dinding uterus yang menebal disebut ….

a. corpus luteumd. ovarium
b. oviducte. tuba Fallopi
c. endometrium

16.  Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) berfungsi ….

a. merangsang corpus luteum untuk menghasilkan estrogen dan progesterond. merangsang terjadinya ovulasi
b. merangsang pengeluaran air susue. merangsang proses kelahiran
c. memberi nutrisi pada janin

17.  Hormon yang berfungsi merangsang pembentukan air susu adalah ….

a. estrogend. testosteron
b. progesterone. insulin
c. prolaktin

18.  Urutan perkembangan sel telur yang sudah dibuahi adalah ….

a. zigot, morula, blastula, gastrulad. zigot, blastula, morula, gastrula
b. zigot, morula, gastrula, blastulae. zigot, gastrula, morula, blastula
c. zigot, gastrula, blastula, morula

19.  Organ reproduksi pada tumbuhan Angiospermae adalah ….

a. stolond. bunga
b. rizome. daun
c. . kormes

20.  Embrio pada tumbuhan merupakan hasil fertilisasi antara inti generatif dengan

a. sinegird. mikropil
b. ovume. inti sel kutub
c. antipoda

B. Soal Uraian

  1. Jelaskan organ reproduksi pada pria beserta fungsinya.
  2. Jelaskan tiga kelenjar aksesoris pada organ reproduksi pria.
  3. Jelaskan secara singkat mengenai spermatogenis dan orgenesis.
  4. Apa yang dimaksud dengan menstruasi? Hormon apa saja yang memengaruhinya?
  5. Perhatikan gambar bunga berikut.

gambar bab 9 soal uraian no 5

Sebutkan nama organ yang diberi nomor beserta fungsinya.

C. Soal Tantangan

  1. Jelaskan beberapa perubahan pada laki-laki dan perempuan saat mencapai usia pubertas, baik itu secara fisik maupun fisiologis.
  2. Apabila blastosit membelah menjadi empat bagian yang sama dan berkembang secara terpisah, apa yang akan terjadi?
  3. Apakah Anda pernah melihat orang kembar? Apakah Anda dapat membedakannya? Berdasarkan prosesnya, terdapat dua jenis kembar, yaitu kembar identik dan kembar non-identik. Perhatikan gambar berikut.

gambar bab 9 soal tantangan no 3

a. Jelaskan proses terjadinya kembar identik dan kembar non-identik

b. Apakah perbedaan di antara keduanya?

c. Kembar jenis manakah yang memiliki banyak persamaan sifat di antara keduanya?