Keanekaragaman Hayati Makhluk Hidup Gen Jenis Ekosistem Tumbuhan

garis wallace weber

Manusia dengan akalnya menciptakan teknologi untuk mengeksploitasi alam dan keanekaragaman hayati di dalamnya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak sekali kerusakan yang terjadi di alam akibat ulah manusia, namun tidak sedikit pula yang diperbaiki oleh manusia.

Setelah mempelajari bab ini kalian diharapkan dapat merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup dengan mengamati lingkungan. Semakin mengenal dan menghargai keanekaragaman hayati di Indonesia dengan berusaha menjaga dan melestarikannya.

Semenjak meledaknya jumlah penduduk serta berkembangnya industri, eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati (biodiversitas) semakin meningkat. Setiap tahunnya jutaan hektar hutan alam menghilang karena berubah fungsi untuk berbagai kepentingan manusia.

Penggundulan dan pembakaran hutan, reklamasi pantai dan rawa, pengembangan industri yang tidak dilengkapi pengolahan limbah, serta penggunaan bahan kimia, seperti pupuk dan pestisida secara berlebihan, merupakan kegiatan manusia yang secara tidak sadar akan menghancurkan keanekaragaman hayati.

Apabila kegiatan manusia seperti tersebut di atas tidak segera diakhiri, manusia sendirilah yang akan menderita kerugian, jika tindakan penyelamatan keanekaragaman hayati tidak dilaksanakan maka spesies yang hidup hari ini akan menuju kepunahan. Para ilmuwan juga menyatakan bahwa rusaknya hutan hujan tropis menyebabkan hilangnya beberapa tumbuhan yang bermanfaat, karena fungsinya sebagai bank gen atau apotek hidup hilang akibat kepunahan tumbuhan yang bersangkutan.

Di negara agraris yang mulai berkembang, usaha peningkatan produksi pertanian yang secara tidak sadar akan menurunkan keanekaragaman hayati terus dikembangkan, yaitu bercocok tanam sistem monokultur, artinya bercocok tanam dengan lahan yang tetap dan tanamannya satu jenis saja. Dipandang dari keanekaragaman hayati, sistem monokultur tersebut sangat merugikan. Sistem monokultur dapat menurunkan tingkat keanekaragaman hayati karena hanya mengembangkan satu jenis tanaman saja. Hal ini membuat tanaman lain semakin langka. Unsur-unsur tertentu yang dibutuhkan tanaman tersebut semakin lama juga akan semakin menipis sedangkan unsur-unsur lainnya tersedia cukup banyak. Oleh sebab itu, sistem monokultur dapat mengundang hama dan penyakit.

Usaha penciptaan tanaman varietas revolusi hijau di Amerika, gandum di Meksiko, padi di Asia menjadi penyebab kerusakan keanekaragaman hayati di daerah atau negara tersebut. Karena semakin lama akan menghilangkan organisme awal yang merupakan sumber penciptaan keturunan (varietas) tersebut. Untunglah, di hutan belantara Asia masih tersimpan jenis padi liar yang selama ini lepas dari perhatian, yaitu spesies Oryza nivana. Berkat ketekunan para ilmuwan, dihasilkan varietas unggul tahan wereng.

Dalam bidang pertanian, kehutanan, perikanan, dan peternakan, produksi selalu didorong ke arah pemusnahan keanekaragaman hayati. Jadi, produksi yang didasarkan kepada keseragaman menjadi ancaman utama konservasi keaneka-ragaman hayati dan keberlanjutan produksi itu sendiri. Keanekaragaman hanya dapat dilestarikan jika keanekaragaman dijadikan logika produksi. Jika produksi selalu ditempuh dengan keseragaman dan homogenisasi maka keanekaragaman akan terus terancam keberadaannya.

Daftar Isi: tampilkan

Tingkat Keanekaragaman Hayati

Dari sekian banyak organisme yang menghuni bumi, tidak ada sepasang pun yang benar-benar sama untuk segala hal. Kenyataan tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa di alam raya dijumpai keanekaragaman makhluk hidup atau disebut juga keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keaneka-ragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong ilmuwan mencari cara terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi.

Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.

Keanekaragaman gen

Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap individu makhluk hidup mempunyai kromosom yang tersusun atas benang-benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel. Sehingga seluruh organisme yang ada di permukaan bumi ini mempunyai kerangka dasar komponen sifat menurun yang sama. Kerangka dasar tersebut tersusun atas ribuan sampai jutaan faktor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat organisme. Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme sama, namun komposisi atau susunan, dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda. Perbedaan jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.
Di samping itu, setiap individu memiliki banyak gen, bila terjadi perkawinan atau persilangan antar individu yang karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan yang semakin banyak variasinya. Karena pada saat persilangan akan terjadi penggabungan gen-gen individu melalui sel kelamin. Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman gen semakin tinggi. Contoh keanekaragaman tingkat gen ini adalah tanaman bunga mawar putih dengan bunga mawar merah yang memiliki perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna bunga.

Dalam perkembangannya, faktor penentu tidak hanya terdapat pada gen saja, melainkan ada juga faktor lain yang berperan mempengaruhi keanekaragaman hayati ini, yaitu lingkungan. Sifat yang muncul pada setiap individu merupakan interaksi antara gen dengan lingkungan. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan mempengaruhi penampakan (fenotipe) atau bentuk. Misalnya, orang yang hidup di daerah pegunungan dengan orang yang hidup di daerah pantai memiliki perbedaan dalam hal jumlah eritrositnya. Jumlah eritrosit orang yang hidup di daerah pegunungan lebih banyak dibanding yang hidup di pantai disebabkan adaptasi terhadap kandungan oksigen di lingkungannya. Di daerah pegunungan lebih rendah kandungan oksigennya dibandingkan di daerah pantai. Sehingga fenotipe pipi orang pegunungan umumnya lebih kemerahan dibanding orang pantai.

Keanekaragaman jenis

Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies.

Dalam keluarga kacang-kacangan kita kenal kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda. Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon pinang dan juga pada pohon palem.

Keanekaragaman ekosistem

Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Setiap makhluk hidup hanya akan tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai. Pada suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada suatu lingkungan akan terdapat berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan secara damai. Mereka seolah-olah menyatu dengan lingkungan tersebut. Pada lingkungan yang sesuai inilah setiap makhluk hidup akan dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, makhluk hidup yang terbentuk oleh lingkungan akan membentuk lingkungan tersebut. Jadi, antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan terjadi interaksi yang dinamis.

Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen tersebut maupun kuantitasnya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem di muka bumi ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan tanpa saling mengganggu, dan apabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap salah satu anggotanya maka akan mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada komponen-komponen ekosistem ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan (homeostatis) ekosistem tersebut.

Sebagai suatu sistem, di dalam setiap ekosistem akan terjadi proses yang saling terkait. Misalnya, pengambilan makanan, perpindahan energi atau energetika, daur zat atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.

Keanekaragaman Hayati IndonesiaB. Keanekaragaman Hayati Indonesia

Keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan karakteristik wilayahnya

Secara Astronomis, Indonesia terletak pada 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT. Artinya, Indonesia terletak di daerah iklim tropis karena terdapat di antara 23½0 LU dan 23½0 LS, ciri-ciri daerah tropis antara lain memiliki temperatur udara cukup tinggi, yaitu 26 0C – 28 0C, curah hujan pun cukup tinggi, yaitu 700 – 7.000 mm/tahun dan tanahnya subur karena proses pelapukan batuan cukup cepat. Untuk kekayaan hewan, Indonesia memiliki jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negara-negara lain.

Hewan mamalia menduduki peringkat pertama di dunia hampir mencapai 515 jenis, 125 jenis diantaranya endemik, artinya tidak diketemukan di daerah lain. Peringkat kedua diduduki oleh kupu-kupu meliputi 151 jenis. Reptil menduduki peringkat tiga dunia, lebih dari 600 jenis. Sedangkan, burung menduduki peringkat keempat yang mencapai 1519 jenis dan 420 jenis bersifat endemik. Peringkat kelima diduduki oleh amfibi meliputi hampir 270 jenis.

Macam-macam tumbuhan khas dan endemik di Indonesia

a. Kayu ramin (Gonystylus bancanus) terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan dan Maluku.
b. Kayu besi (Euziderozylon zwageri) terdapat di Jambi, Pulau Sumatra.
c. (Rafflesia arnoldii) terdapat di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
d. Matoa (Pometia pinnata) terdapat di daerah Papua.
e. Meranti (Shorea sp), Keruwing (Dipterocarpus sp) dan Rotan (Liana sp) banyak terdapat di hutan Pulau Kalimantan.
f. Durian (Durio zibethinus), Mangga (Mangifera indica), Sukun
(Arthocarpus communis) banyak terdapat di hutan pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
g. Kayu Cendana banyak tumbuh di Nusa Tenggara.
h. Sawo kecik (Manilkara kauki) terdapat di pulau Jawa.
i. Kepuh (Sterculia foetida) terdapat di Pulau Jawa.

Macam-macam hewan khas dan endemik di Indonesia

a. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) berada di Ujung Kulon.
b. Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo.
c. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Pulau Sulawesi.
d. Tapir (Tapirus indicus) ada di Pulau Sumatera.d. Tapir (Tapirus indicus) ada di Pulau Sumatera.
e. Orang utan (Pongo pygmaeus) di pulau Sumatera dan Kalimantan.f. Cendrawasih (Paradisaea minor) dan Kasuari (Casuarius casuarius) di Papua.g. Macan Kumbang (Panthera pardus) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ada di Pulau Jawa dan Sumatera.h. Penyu Hijau (Chelonia mydas) ada di pulau Jawa, Bali dan Sulawesi.i. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) ada di pulau Bali.
j. Gajah (Elephas maximus) terdapat di Sumatra dan Kalimantan.

Keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan penyebarannya (Biogeografi)

Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu di bumi. Indonesia merupakan negara yang amat kaya dengan flora dan fauna yang tersebar di seluruh kepulauannya. Persebaran makhluk hidup yang berbeda ini dapat ditentukan oleh geografis, seperti ketinggian, garis lintang, dan keadaan iklim, misalnya curah hujan, suhu, dan radiasi cahaya. Berdasarkan fauna dan floranya, biogeografi dapat dibagi menjadi dua, yaitu persebaran hewan dan persebaran tumbuhan.

garis wallace weber

Penyebaran hewan (zoogeografi)

Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut.

Paleartik

meliputi daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah beruang eropa, bison dan rusa kutub.

Ethiopia

meliputi daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas, seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila.

Oriental

meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau.

Australia

meliputi daerah Australia, New Zealand dan Indonesia bagian timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung, seperti kanguru.

Neortik

meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi, binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.6) Neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan yang khas meliputi kera dan tapir.

Letak Indonesia termasuk dalam 2 daerah zoogeografi, yaitu oriental dan Australia. Yang termasuk daerah zoogeografi oriental adalah bagian barat Indonesia, sedangkan bagian timur termasuk daerah zoogeografi Australia. Menurut sejarahnya, Indonesia bagian barat menyatu dengan benua Asia dan Indonesia timur menyatu dengan benua Australia. Sehingga tidak mengherankan jika jenis hewan dan tumbuhan yang ada di Indonesia barat mirip dengan hewan dan tumbuhan di Asia Tenggara atau oriental. Jenis hewan dan tumbuhan di Indonesia timur mirip dengan hewan dan tumbuhan yang berada di daerah biografi benua Australia.

Persebaran tumbuhan

Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut vegetasi. Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari garis lintang, di tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian 100 meter dari permukaan laut dan kenaikan garis lintang maka sebesar 10 suhu daerah tersebut akan turun 50C.

Macam-macam vegetasi dan ciri-cirinya
Tundra

memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak (Lichenes) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada.

Taiga

memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia.

Hutan meranggas (4 musim)

memiliki ciri-ciri vegetasi hutan yang hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin. Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika.

Padang rumput

memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput (Graminae). Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara, Argentina dan Rusia Selatan.

Vegetasi gurun

memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). Terdapat pada daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan)

Sabana

memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan. Terdapat pada daerah Asia, Australia dan In-donesia.

Hutan hujan tropis

memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat tumbuhan yang menempel (epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon lain (liana). Terdapat pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika Selatan.

Hutan bakau

memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas karena tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora), kayu api (Avicinea) dan Sonneratia/jenis tumbuhan tahan kering (xerofit). Terdapat di daerah tropik dan subtropik pada zona pasang surut di tempat landai pada pantai.

Hutan lumut

memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan lumut dan terdapat di daerah pegunungan.

Semua suku tumbuhan terwakili dengan baik di Indonesia. Karena pengetahuan tentang tumbuhan masih terbatas maka belum semuanya dapat dipelajari. Oleh karena itu, masih banyak jenis baru yang menunggu untuk dipelajari.Semua suku tumbuhan terwakili dengan baik di Indonesia. Karena pengetahuan tentang tumbuhan masih terbatas maka belum semuanya dapat dipelajari. Oleh karena itu, masih banyak jenis baru yang menunggu untuk dipelajari.
Perkiraan jumlah lumut yang ditemukan di Indonesia sekitar 4.250 sampai 12.000 jenis dari 47.000 jenis yang ada di dunia. Tumbuhan lumut ditemukan hampir 3.000 jenis dari 15.000 jenis lumut yang ada di dunia. Sedangkan, tumbuhan paku-pakuan mencapai 4.000 jenis mewakili seperempat jumlah paku-pakuan yang ada di dunia. Kelompok terbesar terdiri dari tumbuhan berbiji dengan 20.000 jenis, mewakili 8% jumlah yang ada di dunia.
Sebaran jenis tumbuhan di Indonesia sangat heterogen. Daerah terkaya adalah daerah hutan hujan primer dataran rendah Kalimantan yang terdiri atas 10.000 jenis tumbuhan berbiji yang 34%-nya merupakan jenis yang endemik.

Keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan ekosistem perairannya

Macam-macam lingkungan perairan (akuatik)

Ekosistem air tawar

Mempunyai ciri-ciri salinitas atau kadar garam rendah, variasi suhu rendah, penetrasi atau paparan cahaya matahari kurang, adanya aliran air (ekosistem sungai), dan dipengaruhi oleh iklim serta cuaca.

ekosistem air tawar lladskll

Berdasarkan intensitas cahaya yang diterima maka habitat ekosistem air tawar dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu sebagai berikut.Berdasarkan intensitas cahaya yang diterima maka habitat ekosistem air tawar dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu sebagai berikut.

Litoral

adalah daerah dengan intensitas cahaya matahari yang mencapai dasar.

Limnetik

adalah daerah terbuka yang intensitas cahaya mataharinya dapat mencapai dasar.

Profundal

adalah daerah dasar yang dalam sehingga cahaya matahari tidak dapat mencapainya.

Organisme yang hidup di daerah ekosistem air tawar memiliki karakteristik tertentu, seperti tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yang kuat, sedang tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk melekat pada bagian dasar perairan, misalkan teratai, kangkung, ganggang biru dan ganggang hijau. Sedangkan, karakteristik hewannya memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih, garam diabsorpsi (diserap) melalui insang secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara osmosis.

Ekosistem air laut

Adanya hempasan gelombang air laut maka di daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke darat terdapat hutan pantai yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai berikut.

Formasi pescaprae

didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea pescaprae, Pandanus tectorius.

Formasi baringtonia

tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia catapa, Erythrina sp.

Hutan bakau

tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.

Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut

1) Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup rendah.

2) Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

3) Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran bumi.

4) Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas termoklin.

Habitat air laut

Secara fisik habitat air laut terbagi atas 4 zona, sebagai berikut.

1) Litoral, yaitu yang berbatasan dengan darat.
2) Netrik, yaitu kedalaman sampai 200 meter.
3) Batial, yaitu kedalaman 200 meter hingga 2000 meter.
4) Abisal, yaitu kedalaman 2000 meter lebih.

ekosistem air tawar iuiuiuoiu

Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki karakteristik tertentu, seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel kira-kira sama dengan tekanan osmo-sis air laut maka itu adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan bersel banyak, misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan dengan cara melakukan banyak minum, sedikit mengeluarkan urin, penge-luaran air dilakukan secara osmo-sis, sedangkan garam mineral dikeluarkan secara aktif melalui insang.Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki karakteristik tertentu, seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel kira-kira sama dengan tekanan osmo-sis air laut maka itu adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan bersel banyak, misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan dengan cara melakukan banyak minum, sedikit mengeluarkan urin, penge-luaran air dilakukan secara osmo-sis, sedangkan garam mineral dikeluarkan secara aktif melalui insang.

Nilai-Nilai Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia

Untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, manusia harus terus mempelajari keanekaragaman hayati. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati, antara lain:Untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, manusia harus terus mempelajari keanekaragaman hayati. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati, antara lain:

1. mengetahui manfaat setiap jenis organisme;

2. mengetahui adanya saling ketergantungan di antara organisme satu dengan lainnya;

3. memahami ciri-ciri dan sifat setiap organisme;

4. memahami adanya hubungan kekerabatan antar organisme;

5. memahami manfaat keanekaragaman hayati dalam mendukung kelangsungan hidup manusia.

Hingga saat ini berbagai bentuk keanekaragaman hayati terus diselidiki. Di daerah hutan hujan tropis, seperti sebagian besar hutan di Indonesia, diperkirakan terdapat jutaan spesies yang belum teridentifikasi. Orang semakin menyadari bahwa manfaat

keanekaragaman hayati bagi peningkatan kesejahteraan manusia sangat besar. Ada beberapa nilai manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia, diantaranya adalah nilai biologi, nilai pendidikan, nilai estetika dan budaya, nilai ekologi, serta nilai religius.keanekaragaman hayati bagi peningkatan kesejahteraan manusia sangat besar. Ada beberapa nilai manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia, diantaranya adalah nilai biologi, nilai pendidikan, nilai estetika dan budaya, nilai ekologi, serta nilai religius.

Nilai biologi Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia

Kebutuhan pangan, sandang, obat-obatan, bahan bangunan, dan oksigen hampir 100 % berkat jasa keanekaragaman hayati. Seluruh penduduk dunia, kebutuhan makanannya bergantung kepada tumbuhan dan hewan yang langsung diambil dari alam. Di Asia dan Amerika Latin, menggunakan semua bagian dari pohon palem, seperti memakan buahnya, menggunakan batang dan daunnya untuk bahan bangunan, alat penyapu lantai, bahan bakar, memeras minyaknya untuk memasak, obat-obatan, serta untuk penerangan. Para ilmuwan dunia percaya bahwa sekitar 80.000 spesies tumbuhan dapat dimakan. Namun, hanya sekitar 30 spesies saja yang mampu menyediakan 90 % kebutuhan gizi manusia. Sebenarnya alam masih menyimpan banyak keanekaragaman hayati yang belum tersentuh atau tergali oleh tangan manusia, bahkan kemungkinan besar masih banyak spesies-spesies yang sebenarnya jauh lebih berpotensi untuk menghasilkan bahan kebutuhan manusia namun belum diketahui.

Banyak industri yang memerlukan bahan baku dari keane-karagaman hayati hewan dan tumbuhan. Industri benang memerlukan beberapa jenis tumbuhan dan hewan. Tumbuhan ada yang diambil batangnya, umbi, buah, bunga, daun, daging, susu, telur, dan lain-lain. Industri kertas memerlukan jutaan ton batang tumbuhan, begitu pula industri obat-obatan dan kosmetik memerlukan berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki khasiat tertentu.

Nilai pendidikan Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia

Di dalam tubuh makhluk hidup tersimpan sumber gen yang secara alami telah sesuai dengan alamnya. Oleh sebab itu, lestarinya keanekaragaman hayati merupakan syarat mutlak untuk tetap menjaga tersedianya plasma nuftah atau sumber gen. Ini berarti memberi peluang untuk mengembangkan penelitian demi pemulihan keanekaragaman hayati yang belakangan ini cenderung mengalami penyusutan.

Nilai estetika dan budaya Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia

Keanekaragaman hayati juga memberikan pemandangan alam yang indah. Tidak mengherankan apabila para wisatawan mancanegara senang berkunjung ke kawasan hutan alam, sungai, arung jeram, dan laut yang masih alami. Tidak sedikit keanekaragaman hewan mempunyai bentuk fisik yang bagus atau perilaku yang lucu, menjadi incaran koleksi manusia. Hewan-hewan yang memiliki sifat tersebut dapat mendatangkan hiburan bagi manusia.arung jeram, dan laut yang masih alami. Tidak sedikit keanekaragaman hewan mempunyai bentuk fisik yang bagus atau perilaku yang lucu, menjadi incaran koleksi manusia. Hewan-hewan yang memiliki sifat tersebut dapat mendatangkan hiburan bagi manusia.

Nilai ekologi Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia

Keberadaan keanekaragaman hayati pada suatu daerah sangat berperan besar untuk menjaga proses ekosistem, seperti daur zat, dan aliran energi. Di samping itu, keberadaan keanekaragaman hayati, khususnya keanekaragaman tumbuhan, mempunyai peran besar dalam menjaga tanah dari erosi dan terjaganya proses fotosintesis. Dalam skala luas, keanekaragaman tumbuhan menjaga daerah aliran sungai serta stabilitas iklim.

Nilai religius Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia

Keanekaragaman hayati juga memiliki fungsi untuk mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam raya ini dengan keindahan yang tiada tara.

Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap BiodiversitasD. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Biodiversitas

Manusia merupakan salah satu komponen yang dapat memengaruhi ekosistem. Manusia dapat melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan produksi komponen biotik ekosistem, tetapi sebaliknya ulah manusia juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan manusia yang dapat menurunkan keanekaragaman hayati.

Pembukaan hutan

Pembukaan hutan, seperti untuk lahan pertanian, perumahan, pertambangan dan industri yang disebabkan pertambahan populasi manusia akan berakibat terhadap keseimbangan ekosistem hutan. Terjadinya penggundulan hutan akan mengakibatkan banjir. Kegiatan pembukaan hutan akan menghilangkan beribu-ribu spesies asli yang ada di hutan karena habitatnya telah rusak. Contohnya, semakin langkanya jalak putih bali karena habitatnya tergusur, dan menurunnya populasi harimau jawa akibat habitatnya menyempit.

Eksploitasi sumber daya alam hayati yang berlebihan

Pertambahan populasi manusia yang sangat cepat mengakibatkan pengambilan sumber daya alam hayati oleh manusia dapat melebihi batas regenerasi dan reproduksi dari organisme tersebut. Kenyataan semacam itu menyebabkan kepunahan pada berbagai jenis makhluk hidup, sehingga menurunkan keaneka-ragaman hayati. Contohnya perburuan orangutan untuk membuat obat, gading gajah untuk dikoleksi, perburuan beruang dan ular atau buaya untuk pembuatan tas maupun jaket kulit.

Pencemaran lingkungan

Peningkatan jumlah pemukiman dan industri akan membawa konsekuensi terciptanya limbah yang akan mencemari lingkungan baik air, tanah atau udara. Pencemaran merupakan perubahan lingkungan akibat ulah manusia. Perubahan lingkungan ini akan memberikan tekanan terhadap makhluk hidup yang akan sangat membahayakan kelangsungan biodiversitas atau keanekaragaman hayati di permukaan bumi. Contohnya semakin langkanya jenis-jenis ikan air tawar yang ada di sungai Ciliwung akibat pencemaran limbah industri, matinya ribuan ikan laut di Pantai Teluk Jakarta akibat pencemaran limbah industri.

Budidaya monokultur dan dampak negatif rekayasa genetik4. Budidaya monokultur dan dampak negatif rekayasa genetik

Sistem pertanian monokultur yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan, berpengaruh negatif terhadap jenis-jenis tumbuhan yang kurang bersifat unggul karena menjadi kurang dibudidayakan sehingga hilang dari lingkungan dan pada akhirnya menjadi punah. Selain itu, pemanfaatan bibit unggul yang tahan hama dan penyakit hasil rekayasa genetika juga dapat menyebabkan erosi plasma nuftah bagi tanaman yang tidak tahan terhadap hama dan penyakit.

Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Adanya eksploitasi hutan tropis menjadi lahan pertanian dan penggundulan hutan, berdampak besar pada proses hilangnya sumber daya alam hayati. Indonesia memiliki daftar terpanjang jenis umbuhan dan hewan yang terancam kepunahan. Sudah tercatat paling tidak, ada 126 jenis burung, 63 jenis hewan mamalia, dan 21 jenis hewan melata yang dinyatakan terancam punah. Populasi kayu ramin menipis, kayu gaharu, dan kayu cendana terancam punah.tumbuhan dan hewan yang terancam kepunahan. Sudah tercatat paling tidak, ada 126 jenis burung, 63 jenis hewan mamalia, dan 21 jenis hewan melata yang dinyatakan terancam punah. Populasi kayu ramin menipis, kayu gaharu, dan kayu cendana terancam punah.

Dengan menurunnya keanekaragaman hayati, manusia perlu melakukan upaya dan aktivitas yang dapat melestarikan dan mengembangkan keanekaragaman hayati. Ada dua cara pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu pelestarian In situ dan Ek situ.

Pelestarian In situ

yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati di habitat atau tempat aslinya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan karakteristik tumbuhan atau hewan tertentu sangat membahayakan kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat lainnya. Contohnya sebagai berikut.

a. Suaka margasatwa untuk komodo di Taman Nasional Komodo, Pulau Komodo.

b. Suaka margasatwa untuk badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat.

c. Pelestarian bunga Rafflesia di Taman Nasional Bengkulu.

d. Pelestarian terumbu karang di Bunaken.

Pelestarian ek situ

yaitu suatu upaya pelestarian yang dilakukan dengan memindahkan ke tempat lain yang lebih cocok bagi perkembangan kehidupannya. Contohnya sebagai berikut.

a. Kebun Raya dan Kebun Koleksi untuk menyeleksi berbagai tumbuhan langka dalam rangka melestarikan plasma nuftah.

b. Penangkaran jalak bali di kebun binatang Wonokromo.

Kebun Tanaman Obat Keluarga

Salah satu cara untuk ikut melestarikan keanekaragaman hayati secara nyata dan untuk pemenuhan kebutuhan dapur dan tanaman obat maka kita dapat membuat kebun tanaman obat, baik di sekolah ataupun di rumah kita sendiri. Dengan menggalakkan kebun tanaman obat ini, diharapkan tidak akan terjadi kelangkaan tanaman obat akibat kecenderungan mengkonsumsi obat-obatan kimia dan meninggalkan fungsi tanaman obat-obatan tradisional bagi kesehatan kita.

Klasifikasi merupakan suatu cara untuk mengelompokkan makhluk hidup. Dalam pengelompokkan makhluk hidup diperlukan aturan, yaitu dasar yang digunakan untuk pengelompokkan, seperti persamaan dan perbedaan ciri-ciri serta sifat makhluk hidup, yang meliputi ciri morfologis, anatomis, biokimia, dan reproduksinya. Pengelompokan makhluk hidup yang sudah menggunakan aturan tertentu ini disebut sistematika.

Aktivitas Sains

Tugas lapangan

Kompetensi sains

· Membuat kebun tanaman obat dengan prosedur penanaman dan perawatan yang benar.
· Mengetahui nama ilmiah berbagai tanaman obat dan manfaatnya dari literatur yang sesuai.

Tujuan: mengenal jenis-jenis tanaman yang bermanfaat sebagai obat.

Buatlah kelompok dengan anggota maksimal 5 orang.

1. Dengan bimbingan guru, buatlah kebun tanaman obat di lingkungan sekolahmu.

2. Bawalah enam atau lebih jenis tanaman obat, misalkan jahe, kencur, temulawak, kunci, temu ireng, sirih ataupun yang lainnya. Sediakan juga pupuk dan cangkul.

3. Carilah literatur mengenai manfaat dari masing-masing tanaman obat yang kalian bawa.

4. Tanamlah tanaman obat yang telah dibawa tersebut pada lahan yang tersedia, jika tidak ada lahan maka gunakan pot untuk tempat penanaman. Berikan pupuk agar tanaman tersebut tumbuh dengan subur.

5. Berikan identitas pada tanaman yang telah ditanam tersebut dengan menggunakan nama ilmiah dan bahasa Indonesia.

6. Bersama-sama kelompokmu, rawatlah tanaman yang telah ditanam tersebut. Buatlah jadwal piket untuk keperluan itu.

Klasifikasi Makhluk Hidup

Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan bila dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain yang lebih kecil, sehingga dalam kegiatan klasifikasi akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda. Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat-tingkat yang berbeda atau pada takson yang berbeda disebut taksonomi. Semakin tinggi jenjangnya semakin banyak anggotanya, tetapi persamaan sifat yang dimiliki anggotanya semakin sedikit.

Tujuan dan manfaat klasifikasi

Klasifikasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mempelajari keanekaragaman hayati.

Tujuan dari klasifikasi adalah sebagai berikut.

a. menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari;

b. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis;

c. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya;c. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya;d. mengetahui hubungan kekerabatan dan sejarah evolusinya.

Adanya klasifikasi makhluk hidup mempunyai manfaat sangat besar yang langsung dapat dirasakan manusia, yaitu sebagai berikut:

a. Pengklasifikasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan dalam mempelajari organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara organisme satu dengan lainnya.

Tahapan klasifikasi

Untuk mengklasifikasikan makhluk hidup harus melalui serangkaian tahapan. Tahapan tersebut antara lain sebagai berikut.

Pengamatan sifat makhluk hidup

Pengamatan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Mengamati dan mengelompok-kan berdasarkan tingkah laku, bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi.anatomi, dan fisiologi.

Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada ciri yang diamati

Hasil pengamatan kemudian diteruskan ke tingkat pengelompokkan makhluk hidup. Dasar pengelompokkannya adalah ciri dan sifat atau persamaan dan perbedaan makhluk hidup yang diamati.

Pemberian nama makhluk hidup

Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi. Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan sistem tata nama ganda (binomial nomenclature). Dengan adanya nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidupmakhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami.

 Sistem klasifikasi

Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik.

Sistem buatan

Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.

Sistem alami

Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.

Sistem filogenik

Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan
dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.

Takson dalam sistem klasifikasi

Makhluk hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan selain itu sangat beraneka ragam pula jenisnya. Sejak manusia lahir di bumi ini telah sadar akan adanya dua fenomena itu, dan semenjak itu pula manusia telah berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan cabang ilmu hayat yang sekarang disebut ilmu taksonomi. Bergantung pada makhluk hidup yang akan dipelajari. Kita menamakan taksonomi hewan bila yang dijadikan objek studi adalah hewan, dan taksonomi tumbuhan bila yang dijadikan objek studi adalah tumbuhan.

Dalam bukunya yang berjudul Handbuch Der Systematischer Botanik, Wettstein mengemukakan, bahwa tugas taksonomi tumbuhan adalah “Pengenalan (Identifikasi) jenis, baik yang ada di masa sekarang ataupun yang hidup pada masa perkembangan bumi yang telah silam, dan upaya untuk menggolongkan (mengklasifikasikan) ke dalam satu sistem yang di satu pihak sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dengan memberikan gambaran hubungan kekerabatan dalam sejarah perkembangan antara tumbuhan satu dan yang lainnya, serta di lain pihak dapat memenuhi kebutuhan yang praktis berupa ikhtisar ringkas dunia tumbuhan”.

Betapapun panjangnya rumusan yang diberikan, namun tetap menjelaskan apa yang dimaksud dengan taksonomi tumbuhan. Akan tetapi, bila diperhatikan dengan saksama, sebenarnya unsur utama yang menjadi lingkup taksonomi tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi) yang di dalamnya tercakup pemberian nama (klasifikasi).

Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan no-mos (hukum). Istilah taksonomi diperkenalkan oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan Prancis pada tahun 1813, untuk teori klasifikasi tumbuhan, sehingga tidak mengherankan bila ada ahli biologi yang memberikan interpretasi taksonomi sebagai teori dan praktek tentang pengklasifikasian makhluk hidup.

Pada waktu sekarang, kegiatan klasifikasi ini dirasakan sebagai sesuatu yang imperatif, yang tidak boleh tidak harus dilakukan dalam bidang ilmu manapun, apabila bidang ilmu yang bersangkutan menghadapi objek studi seperti yang dihadapi taksonomi tumbuhan. Itulah sebabnya kita mengenal pula taksonomi hewan, dan bila dalam kimia organik kita harus mempelajari bahan-bahan organik yang demikian besar pula jumlah, macam dan ragamnya, penanganannya pun dengan menggunakan pengklasifikasian bahan-bahan organik itu.

Klasifikasi yang bertujuan untuk menyederhanakan objek studi itu pada hakekatnya tidak lain adalah mencari keseragaman dari keanekaragaman. Betapapun besar keanekaragaman yang diperlihatkan oleh suatu populasi, pastilah dapat ditemukan diantara warga populasi itu kesamaan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu, entah berapa besar atau banyaknya kesamaan-kesamaan itu. Kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi. Jelas, bahwa dengan demikian warga suatu unit atau takson mempunyai sejumlah kesamaan-kesamaan sifat. Takson yang warganya menunjukkan kesamaan sifat yang banyak tentulah takson yang lebih kecil daripada suatu takson yang warganya menunjukkan kesamaan yang lebih sedikit. Dengan demikian dari keseluruhan tumbuhan yang ada di bumi ini dapat kita susun takson-takson besar dan kecil, yang dapat ditata menurut suatu hierarki, misalnya berturut-turut dari yang paling besar ke yang paling kecil atau sebaliknya.

Bila suatu tumbuhan tunggal disebut sebagai analog, seperti yang diterapkan pada manusia sebagai suatu individu (individuum) dan seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini disebut sebagai dunia atau kerajaan (regnum) tumbuhan, selanjutnya individu serta istilah dunia (regnum) kita gunakan untuk menyebut berturut-turut takson yang paling kecil sampai yang paling besar. Sesuai dengan kesepakatan internasional, berturut-turut dari yang besar ke yang kecil dapat kita tuliskan sebagai berikut.

Dunia=RegnumAnak marga=Subgenus
Anak dunia=SubregnumSeksi=Sectio
Divisi=DivisioAnak seksi=Subsectio
Anak divisi=SubdivisioSeri=Series
Kelas=ClassisAnak seri=Subseries
Anak kelas=SubclassisJenis=Species
Bangsa=OrdoAnak jenis=Subspecies
Anak bangsa=SubordoVarietas=Varietas
Suku=FamiliaAnak Varietas=Subvarietas
Anak suku=SubfamiliaBentuk=Forma
Rumpun=TribusAnak bentuk=Subforma
Anak rumpun=SubtribusIndividu=Individuum
Marga=Genus

Jika kita mengambil takson atau kelompok utamanya saja maka tiap kingdom/regnum dibagi menjadi golongan yang lebih kecil, yaitu Divisio untuk tumbuhan, sedangkan Phyllum untuk hewan. Tiap divisi atau filum dibagi lagi dalam classis. Tiap classis dibagi lagi menjadi ordo, ordo dibagi menjadi beberapa familia dan familia dibagi menjadi genus, genus dibagi menjadi spesies atau jenis.

Contoh klasifikasi pada manusia dari takson Kingdom sampai dengan Species dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.

TaksonNama  IndonesiaKlasifikasi  manusia
DomainDomainEukariota
KingdomDunia/kerajaanAnimalia
PhyllumFilumChordata
ClassisKelasMammalia
OrdoBangsaPrimata
FamiliaSukuHomonidae
GenusMargaHomo
SpeciesJenis/spesiesHomo sapiens

Kingdom animalia meliputi semua jenis hewan. Filum chordata, meliputi hewan yang bertulang belakang, kelas mamalia meliputi hewan bertulang belakang yang mempunyai rambut dan kelenjar susu. Ordo primata meliputi mamalia yang mempunyai anggota tubuh berupa tangan untuk menggenggam dan kaki untuk berjalan. Famili hominidae meliputi kera, manusia primitif dan  manusia modern. Genus homo meliputi hanya manusia primitif dan manusia modern, sedangkan untuk spesies sapiens hanya untuk manusia modern.

Sejak tahun 1978 sistem klasifikasi mengenal tingkatan takson baru yang terletak di atas Kingdom atau Regnum, yaitu tingkatan Domain. Makhluk hidup dikelompokkan menjadi 3 domain, yaitu Archaea (Eubacteria), Bacteria dan Eukarya. Sistem klasifikasi tiga Domain didasarkan atas urutan basa dalam RNA, sistem ini memberi penekanan lebih pada pemisahan evolusioner awal antara bakteri dan arkhae dengan cara menggunakan suatu takson superkingdom yang disebut dengan Domain. Sistem ini menekankan keanekaragaman biologis diantara protista.

Domain Archaea (Eubacteria) terdiri atas satu kingdom Archaea dengan 2 filum, memiliki ciri-ciri dalam garis evolusi yang lebih dekat dengan Eukariota. Domain bacteria tersusun atas satu Kingdom bacteria dengan 23 filum. Domain eukarya terdiri atas semua kingdom organisme eukariota, yang terdiri atas empat kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi, dan Protista.

Sistem tata nama ganda (binomial nomenclature)5. Sistem tata nama ganda (binomial nomenclature)

Sebelum digunakan nama baku yang diakui dalam dunia ilmu pengetahuan, makhluk hidup diberi nama sesuai dengan nama daerah masing-masing, sehingga terjadi lebih dari satu nama untuk menyebut satu makhluk hidup. Misalnya, mangga ada yang menyebut poah, ada yang menyebut pauh, dan ada pula yang menyebut pelem. Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut dengan gedang, sedangkan di daerah Sunda gedang berarti pepaya. Karena adanya perbedaan penyebutan ini maka akan mengakibatkan salah pengertian sehingga informasi tidak tersampaikan dengan tepat atau pun informasi tidak dapat tersebar luas ke daerah-daerah lain atau pun negara lain.

Carollus Linnaeus seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia berhasil membuat sistem klasifikasi makhluk hidup. Untuk menyebut nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem tata nama ganda, yang aturannya sebagai berikut.

Tata nama untuk menulis nama Species (jenis)

1) Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin.

2) Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.

3) Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.

4) Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza sativa (padi) dan Zea mays dapat juga ditulis Zea mays (jagung).4) Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza sativa (padi) dan Zea mays dapat juga ditulis Zea mays (jagung).

5) Apabila nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu, Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih).

6) Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii.

Tata nama untuk menulis Genus (marga)

Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum (terung-terungan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis (kucing).

Tata nama untuk menulis nama Familia (suku)

Nama familia diambil dari nama genus organisme bersangkutan ditambah akhiran -aceae untuk organisme tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran -idea. Contoh nama familia untuk terung-terungan adalah Solanaceae, sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae.

Tata nama untuk menulis nama Ordo (bangsa)

Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales.

Tata nama untuk menulis nama Classis (kelas)

Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran -nae, contoh untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun juga dapat diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur).

Klasifikasi alternatif

Dengan kemajuan tekhnologi dan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli mengembangkan beberapa sistem klasifikasi makhluk hidup. Para ahli membagi makhluk hidup menjadi beberapa sistem kingdom, yaitu sebagai berikut.

Sistem dua kingdom

Sistem ini membagi makhluk hidup menjadi dua dunia, yaitu dunia hewan dan dunia tumbuhan. Dasar klasifikasi ini adalah ciri dan sifat tumbuhan yang mempunyai dinding sel keras seperti selulosa dan hewan yang mempunyai sifat dapat bergerak aktif, dan berpindah tempat.

Sistem tiga kingdom

Sistem ini mengelompokkan organisme menjadi tiga dunia, yaitu Plantae, Animalia dan Fungi. Sistem ini didasarkan pada cara memperoleh nutrisi. Plantae (tumbuhan) merupakan organisme yang dapat melakukan fotosintesis sehingga dapat memenuhi kebutuhan makan diri sendiri maka disebut organisme autotrop. Animalia sebagai fagotrop, yaitu organisme heterotrop yang menelan makanan berbentuk padat dan menggunakan senyawa organik sebagai sumber energinya. Fungi merupakan organisme heterotrofik dan saprofitik yang memperoleh nutrisi dari organisme yang telah mati. Bila fungi mengambil nutrisi dengan cara mengambil dari organisme hidup lain maka disebut parasitik.

Sistem empat kingdom

Sistem ini mengelompokkan organisme menjadi empat dunia, yaitu Plantae, Animalia, Fungi, dan Prokariotik. Prokariotik adalah organisme yang mempunyai inti, tetapi intinya tidak memiliki membran inti.

Sistem lima kingdom

R.H. Whittaker mengelompokkan organisme menjadi lima dunia berdasarkan tingkat organisme, kondisi inti sel, dan nutrisinya. Kelima dunia tersebut adalah sebagai berikut.

Kingdom Monera

Monera meliputi makhluk hidup yang sangat sederhana. Termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan alga biru (Cyanophyta). Monera bersifat prokariotik, sel-selnya mempunyai nukleus atau inti sel yang tidak bermembran. Sel-selnya membelah secara sederhana, yaitu dengan amitosis. Kromosomnya tunggal dan berbentuk melingkar. Klorofil tersebar dan tidak terlindung oleh membran.

Kingdom Protista

Termasuk ke dalam kingdom ini adalah organisme yang bersel tunggal bersifat eukariotik. Eukariotik berarti inti sel-selnya telah bermembran, meliputi protozoa dan alga. Sistem klasifikasi ini dirintis oleh Ernst Haeckel (1834-1919)

Kingdom Mycota

Kingdom ini meliputi makhluk hidup yang tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak dapat mensintesa makanan sendiri atau bersifat heterotrop, ada yang bersifat parasit, ada juga yang bersifat saprofit. Termasuk di dalamnya adalah berbagai jamur, seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur oncom.

Kingdom Plantae

Kingdom ini meliputi makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis, yaitu makhluk hidup yang mempunyai klorofil, sehingga dapat hidup tanpa mengambil energi dari organisme lain. Makhluk itu disebut organisme autotrop. Termasuk di dalamnya adalah Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta.

Kingdom Animalia

Kingdom ini meliputi makhluk hidup eukariotik bersel banyak, bersifat heterotrop, meliputi Porifera, Platyhelminthes, Hydrozoa, Nematoda, Rotifera, Annelida, Molusca, Arthropoda, Echinoder-mata dan Chordata.

sistem 5 kingdom 54555656

Sistem enam kingdom

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong ilmuwan untuk selalu mengembangkan hasil penelitian termasuk pengelompokan makhluk hidup menjadi enam kingdom. Sistem pengelompokan enam kingdom adalah Archaea (Eubacteria), Bacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom Archea dan Bacteria mempunyai ciri-ciri antara lain, prokariotik, bahan genetik (DNA) tidak berstruktur dalam bentuk nukleus, DNA terdapat pada nuclear area (nukleoid), tidak mempunyai organel (organel tidak bermembran), umumnya lebih kecil dari sel eukariotik, kecuali bakteri Epulofosculum fishelsoni (650—m = 0,65mm) dan Thiomargarrita namimbiensis (800—m = 0,80 mm).

Klasifikasi tumbuhan

Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta. Berikut akan dijelaskan masing-masing kelompok tumbuhan tersebut dari yang paling rendah tingkatannya (Thallophyta) sampai dengan tumbuhan yang paling tinggi tingkatannya (Spermatophyta). Dilihat dari ciri-ciri karakteristik morfologi, dunia tumbuhan dikelompokkan sebagai berikut.

Thallophyta

Thallophyta merupakan tumbuhan yang paling sederhana tingkatannya dibandingkan dengan kelompok tumbuhan yang lain. Thallophyta adalah tumbuhan bertalus, artinya tumbuhan tersebut belum memiliki organ tubuh yang jelas, seperti akar, batang, dan daun. Untuk melestarikan kehidupannya, tumbuhan ini mempunyai tubuh yang sederhana tetapi memiliki fungsi yang sama dengan organ tubuh tanaman pada umumnya.

Fungi (jamur)

Berdasarkan struktur tubuhnya, jamur digolongkan ke dalam tumbuhan tingkat rendah (Thallophyta), tetapi jika dilihat dari ada tidaknya klorofil maka jamur dikelompokkan tersendiri, tidak dijadikan satu kelompok dengan tumbuhan yang lain. Jamur tidak mempunyai klorofil maka tidak dapat mensintesa sendiri makanan yang diperlukan. Mereka mengambil dari sisa-sisa organisme dan mencernanya dengan cara enzimatis. Karena suhu dan kelembaban yang tinggi maka di Indonesia ditemukan banyak sekali jamur dari berbagai jenis.

Jamur dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu.

Oomycotina

(contoh: Pithium sp, Phytophora sp),1) Oomycotina (contoh: Pithium sp, Phytophora sp),

Zygomycotina

(contoh Rhizopus oryzae, Rhizopus nigricans),

Ascomycotina

(contoh: Saccharomyces crevice, Penicillium notatum)

Basidiomycotina

(contoh: Volvariella volvacea, Puccinia graminis)

Deuteromycotina

(contoh Chladosporium sp, Curvularia sp).

Lumut kerak (Lichenes)

Lumut kerak merupakan simbiosis antara alga hijau (Cyanophyta) dengan jamur dari kelompok Ascomycotina atau Basi-diomycotina. Di Indonesia lumut kerak tersebar luas lebih dari 1.000 jenis yang diketahui dari sekitar 2.500 jenis yang ada. Biasanya tanaman simbiosis ini hidup menempel pada kulit batang tanaman, dan dapat hidup di tempat lembap, karena alga memerlukan air untuk fotosintesis.

Tumbuhan lumut (Bryophyta)

Tumbuhan lumut susunan tubuhnya lebih kompleks dibanding dengan Thallophyta. Dalam daur hidupnya terdapat pergantian keturunan (metagenesis) antara turunan vegetatif dengan turunan generatif. Gametofit lebih menonjol dibanding sporofit. Gametofit merupakan turunan vegetatif yang melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid. Sporofit merupakan turunan vegetatif berupa badan penghasil spora (sporangium). Sporofit itu tumbuh pada gametosit bersifat parasit. Habitatnya di daratan yang lembab, ada pula yang hidup sebagai epifit. Tubuhnya tidak memiliki berkas pembuluh (vaskular seperti pembuluh xilem dan floem). Berdasarkan struktur tubuhnya dibedakan atas lumut hati (Hepaticae) dan lumut daun (Musci).

Tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta)

Tumbuhan paku-pakuan sudah memiliki akar, batang dan daun, sehingga tingkatannya lebih tinggi dibanding tumbuhan lumut. Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut xilem dan floem yang teratur. Seperti halnya lumut, tanaman ini dalam reproduksinya mengalami metagenesis, turunan gametofit dan sporofitnya bergantian. Sporofit yang bersifat autotrop merupakan tumbuhan yang sempurna, sehingga mempunyai usia yang relatif panjang dibandingkan dengan gametofitnya. Generasi gametofitnya berupa protalium, merupakan tumbuhan yang tidak sempurna walaupun bersifat autotrop. Oleh karena itu, usianya relatif pendek. Ciri morfologis yang tampak adalah ujung daun yang masih muda terlihat menggulung. Embrionya berkutub dua (bipo-lar), sedangkan tumbuhan dewasanya berkutub satu (monopolar).bersifat autotrop. Oleh karena itu, usianya relatif pendek. Ciri morfologis yang tampak adalah ujung daun yang masih muda terlihat menggulung. Embrionya berkutub dua (bipo-lar), sedangkan tumbuhan dewasanya berkutub satu (monopolar). Tumbuhan paku-pakuan dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang lembap dan ada beberapa jenis paku-pakuan yang dapat hidup di dalam air.

Spermatophyta

Dilihat dari struktur tubuhnya, anggota Spermatophyta merupakan tumbuhan tingkat tinggi. Organ tubuhnya lengkap dan sempurna, sudah terlihat adanya perbedaan antara akar, batang dan daun yang jelas atau sering disebut dengan tumbuhan berkormus (Kormophyta). Sporofit merupakan tanaman yang utama, sedangkan gametofitnya merupakan bagian tanaman yang nantinya akan mereduksi. Tumbuhan yang menjadi anggota Spermatophyta menggunakan biji sebagai alat reproduksi, melalui fertilisasi antara spermatozoid yang dibentuk dalam kepala sari dengan ovum dalam kandung lembaga. Hasil fertilisasi akan disimpan dalam biji yang dilindungi oleh kulit biji dan akan disuplai nutrisi dari endosperm (cadangan makanan).

Berdasarkan kondisi bijinya, Spermatophyta digolongkan menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)Berdasarkan kondisi bijinya, Spermatophyta digolongkan menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)

Gymnospermae

Ciri morfologi tumbuhan ini adalah berakar tunggang, daun sempit, tebal dan kaku, biji terdapat dalam daun buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang lain (mikrosporofil), daun buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari terpisah dan masing-masing disebut dengan strobillus.

Ciri-ciri anatominya memiliki akar dan batang yang berkambium, akar mempunyai kaliptra, batang tua dan batang muda tidak mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang mengandung zat tepung. Pembuahan tunggal dan selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama. Berkas pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna berupa trakeid.mengandung zat tepung. Pembuahan tunggal dan selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama. Berkas pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna berupa trakeid. Yang termasuk golongan ini adalah Cycas rumphii (pakis haji), Ginko opsida (ginko).

Angiospermae

Tanaman angiospermae mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut mempunyai bunga yang sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang bervariasi, bakal biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik, terjadi pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperm berlangsung dalam waktu yang hampir bersamaan.

Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas berdasarkan keping biji (kotiledon), adalah sebagai berikut.

Monokotiledo

yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji tunggal. Contohnya kelapa (Cocos nucifera), melinjo (Gnetum gnemon).

Dikotiledon

yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji dua. Contohnya petai (Parkia speciosa), cabe rawit (Capsicum frustescens).

Tabel perbedaan morfologi dan anatomi monokotiledon dengan dikotiledon
PembedaMonokotiledonDikotiledon
KotiledonSatu buahDua buah
Sistem perakaranSerabutTunggang
KambiumTidak berkambiumBerkambium
Tulang daunSejajar/melengkungMenyirip/menjari
Jumlah bagian bungaKelipatan tigaKelipatan empat/lima
Keadaan   biji   setelah

berkecambah

Tetap utuhTerbelah dua
KaliptraPunya kaliptrogenTidak punya kaliptrogen

 

Determinasi atau identifikasi

Selain mengadakan klasifikasi, tugas utama taksonomi lainnya yang penting ialah pengenalan atau identifikasi. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identifikasi (“jati diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah determinasi yang diambil dari bahasa Belanda, yaitu determinatie yang artinya penentuan.diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah determinasi yang diambil dari bahasa Belanda, yaitu determinatie yang artinya penentuan.

Siapapun yang menghadapi benda yang tidak ia kenal, pertama-tama yang ditanyakan tentulah ” Benda apakah ini ?” Demikian pula setiap orang yang tidak peduli apakah ia seorang pakar ilmu tumbuhan ataukah ia orang awam, menghadapi suatu tumbuhan yang tidak ia kenal, pasti yang pertama-tama ia tanyakan adalah “Tumbuhan apakah ini gerangan?” Itu berarti yang ingin ia ketahui terlebih dahulu adalah identitas tumbuhan itu, yang berarti pula bahwa yang pertama-tama dilakukan oleh siapapun yang tidak atau belum mengenal tumbuhan yang ia hadapi adalah berusaha mengenal atau melakukan identifikasi tumbuhan tadi.

Dari tumbuhan dan hewan yang ada di bumi ini, yang beraneka ragam dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah kita kenal dan ada pula yang belum kita kenal. Yang kita kenal mungkin juga dikenal orang lain tetapi mungkin juga tidak. Sebaliknya pun dapat terjadi, tumbuhan yang tidak kita kenal itu belum dikenal juga oleh siapapun, maka belum dikenal pula oleh dunia ilmu pengetahuan.

Untuk menentukan nama jenis atau kelompok organisme yang diteliti, digunakan cara identifikasi dengan menyamakan ciri-ciri yang ada dengan ciri-ciri yang tercantum dalam kunci determinasi. Kunci determinasi berisi sejumlah keterangan yang digunakan untuk menentukan kelompok atau jenis organisme berdasarkan ciri yang dimilikinya. Untuk menentukan nama kelompok famili, genus, dan spesies dapat dilakukan dengan cara mencocokkan objek tersebut dengan ciri-ciri yang tertulis dalam kunci determinasi tersebut.

Tahapan yang dilakukan dalam menggunakan kunci determinasi untuk menentukan nama suatu kelompok makhluk hidup adalah sebagai berikut.

a. Mengambil objek yang lengkap, jika tumbuhan maka bagian yang diambil harus selengkap mungkin, mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buah serta biji.
b. Mengamati objek, jika perlu gunakan lup untuk memperbesar objek.c. Mencocokkan hasil pengamatan dengan kunci determinasi yang memuat ciri-ciri objek tersebut.d. Menentukan nama atau kelompok objek dan menuliskan rumus determinasinya.

Untuk melakukan pencandraan seperti pada urutan kedua di atas, kita memerlukan daftar ciri-ciri yang dipergunakan untuk melakukan pengamatan tersebut, daftar ciri-ciri itu disebut dengan kunci determinasi atau kunci dikotomi. Disebut dikotomi karena daftar tersebut terdiri atas dua pernyataan yang berlawanan.Untuk melakukan pencandraan seperti pada urutan kedua di atas, kita memerlukan daftar ciri-ciri yang dipergunakan untuk melakukan pengamatan tersebut, daftar ciri-ciri itu disebut dengan kunci determinasi atau kunci dikotomi. Disebut dikotomi karena daftar tersebut terdiri atas dua pernyataan yang berlawanan.

Untuk membuat kunci dikotomis dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini.

a. Kelompokkan seluruh organisme yang akan diamati.
b. Gunakan ciri-ciri umum yang ada pada organisme tersebut, sehingga akan dihasilkan dua kelompok organisme yang berbeda ciri-ciri umumnya.
c. Gunakanlah ciri-ciri atau struktur yang lebih khusus, sehingga dua kelompok tersebut masing-masing terbagi lagi menjadi dua kelompok yang lebih kecil lagi.
d. Kegiatan pengelompokkan dilanjutkan sampai dihasilkan kelompok yang tidak dapat dibagi-bagi lagi ke dalam kelompok yang lebih kecil, sehingga akan ditemukan nama dari organisme tersebut.

“Contoh kunci dikotomi/determinasi sederhana adalah sebagai berikut.”

1. a. Tumbuhan dengan ciri batangnya termasuk dalam batang tidak sejati atau tidak memiliki alat tubuh yang menyerupai batang … lumut hati1. a. Tumbuhan dengan ciri batangnya termasuk dalam batang tidak sejati atau tidak memiliki alat tubuh yang menyerupai batang … lumut hatib. Tumbuhan dengan batang sejati atau memiliki alat tubuh yang menyerupai batang ….22. a.  Pada batang tidak diketemukan pembuluh … Lumut daun
b. Pada batang terdapat jaringan pembuluh ….3
3. a.  Tumbuhan tidak berbunga ….4
b. Tumbuhan berbunga atau memiliki organ yang berfungsi seperti bunga ….44. a. Pada daun terdapat bintik kuning atau coklat, jika ditekan akan keluar serbuk kecil … Tumbuhan pakub. Pada daun tidak diketemukan adanya bintik kuning atau coklat ….5
5. a.  Tumbuhan tidak dengan bunga sejati, pada ujung ranting atau ketiak daun terdapat badan berbentuk kerucut yang menghasilkan bakal biji …Gymnospermae
b. Tumbuhan dengan bunga sejati dan tidak mempunyai organ berbentuk kerucut pada ujung atau ketiak daunnya ….66. a.  Berakar serabut ….7
b. Berakar tunggang ….8
7. a.  Batang berongga … Padi
b. Batang tidak berongga … Jagung
8. a.  Bunga berbentuk kupu-kupu … Kacang
b. Bunga berbentuk terompet …. Terung

Dari contoh kunci determinasi sederhana di atas maka dapat ditulis kunci determinasi dari masing-masing spesies, misalkan padi adalah 1b-2b-3b-4b-5b-6a-7a, sedangkan kacang memiliki kunci determinasi 1b-2b-3b-4b-5b-6b-8a.

Aktivitas Sains Tugas pengamatan

Tujuan: mengidentifikasi jenis-jenis tanaman denga kunci deteminasi.Tujuan: mengidentifikasi jenis-jenis tanaman denga kunci deteminasi.
Kompetensi
sains
· Mengidentifikasi suatu tanaman berdasarkan ciri-ciri morfologi yang dimilikinya.
· Mahir menggunakan kunci determinasi untuk mengidentifikasi jenis tanaman.

Buatlah suatu kelompok yang beranggotakan maksimal 5 orang. Alat dan Bahan
1. Bawalah sepuluh macam jenis tumbuhan, misalkan padi, jagung, mangga, tebu, mawar, kacang tanah, lumut, jahe, buah pinus beserta daunnya, biji nangka beserta daun dan rantingnya. Usahakan membawa tanaman dengan organ yang lengkap, yaitu akar, batang, bunga, daun, ranting, buah atau umbi, dan biji.
2. Lup
3. Alat tulis-menulis
Cara kerja
1. Dengan menggunakan lup buatlah daftar ciri-ciri bagian dari masing-masing tumbuhan yang dibawa, mengenai bentuk daun, pertulangan daun, kelipatan bunga, ada atau tidaknya kambium pada batang, jenis dari akarnya serabut ataukah tunggang, bentuk buah, jumlah keping bijinya dan lainnya.
2. Lakukan pengelompokan berdasarkan persamaan dan perbedaan sifat yang telah ditemukan, menjadi dua kelompok besar.
3. Masing-masing kelompok tersebut, bagilah kembali menjadi dua kelompok yang lebih kecil sesuai dengan persamaan dan perbedaannya.
4. Lakukan langkah ketiga secara berulang-ulang hingga ditemukan satu tanaman saja pada kelompok terakhir.5. Buatlah kunci determinasi dari tumbuhan yang telah dibawa tersebut, yang perlu diingat jumlah kelompok besar akan menunjukkan jumlah nomor yang akan digunakan dalam pembuatan kunci determinasi tersebut. Dan masing-masing nomor terbagi menjadi dua, yaitu a dan b, sesuai dengan pembagian masing-masing kelompok menjadi dua bagian yang lebih kecil.

Garis besar pengklasifikasian dari tumbuhan dapat dilihat pada bagan skema berikut ini.

klasifikasi tumbuhan wuiuqouieowiioquiw

Rangkuman

1. Keanekaragaman makhluk hidup (biodiversitas) yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah, merupakan dasar kehidupan yang ada di Bumi.
2. Keanekaragaman hayati meliputi variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkatan gen, spesies hingga ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para ilmuwan membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
3. Keanekaragaman hayati juga dapat dilihat berdasarkan karakteristik wilayahnya dan penyebarannya.4. Penyebaran hewan di muka bumi menurut Alfred Russel Wallace dapat dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu Paleatrik, Ethiopia, Oriental, Aus-tralia, Neortik, dan Neotropik.
5. Vegetasi adalah tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu. Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis dan curah hujan.
6. Tipe vegetasi berdasarkan ciri-cirinya, yaitu tundra, taiga, hutan gugur, padang rumput, padang rumput, vegetasi gurun, sabana, hutan hujan tropis, hutan bakau, dan hutan lumut.
7. Klasifikasi adalah cara para ilmuwan untuk mengelompokkan makhluk hidup. Dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah dengan melihat dari persamaan dan perbedaan ciri-ciri dan sifat makhluk hidup, yang meliputi ciri morfologis, anatomis, biokimia, dan reproduksinya. Pengelompokan makhluk hidup yang sudah menggunakan aturan tertentu disebut sistematika.

Pelatihan

Kerjakan di buku tugasmu!

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Jika kamu seorang ahli klasifikasi dan menemukan organisme yang memiliki ciri-ciri, termasuk organisme multiseluler, tidak dapat berfotosintesis, memperoleh makanan dengan menyerapnya dari lingkungan, terdiri dari sel eukariotik dan memiliki dinding sel. Ke dalam kingdom manakah kamu akan mengklasifikasikan
organisme tersebut?
a. Kingdom animalia d. Kingdom monerab. Kingdom protista e. Kingdom fungi
2. Kunci dikotomi, mengklasifikasikan organisme dengan membagi kelompoknya menjadi ….2. Kunci dikotomi, mengklasifikasikan organisme dengan membagi kelompoknya menjadi ….a. empat kelompok yang lebih kecil
b. dua kelompok yang lebih kecil
c. tiga kelompok yang lebih kecil
d. tiga atau empat kelompok yang lebih kecil
e. dua atau lebih kelompok yang lebih kecil
3. Tingkat takson hewan yang terbesar adalah ….
a. Phyllum
b. Species
c. Divisio
d. Genus
e. Familia
4. Sistem klasifikasi yang berdasarkan cara memperoleh makanan menghasilkan kingdom ….a. fungi, animalia, dan plantae
b. fungi dan animalia
c. virus dan monera
d. plantae dan animalia
e. fungi, monera, dan plantae
5. Urutan takson dalam klasifikasi hewan dari takson yang terkecil hingga ke takson yang terbesar adalah ….a. species-genus-familia-ordo-classis-phyllum
b. species-ordo-genus-familia-classis-phyllum
c. species-familia-genus-ordo-classis-phyllum
d. classis-phyllum-ordo-familia-genus-species
e. classis-phyllum-familia-ordo-genus-species
6. Di dalam sistem klasifikasi, Solanum tuberosum dan Solanum lycopersicum termasuk ke dalam satu takson, yaitu pada tingkat ….a. classis
b. ordo
c. familia
d. genus
e. species
7. Tanaman kapri (Pisum sativum) yang digunakan oleh Mendel untuk percobaan genetika, termasuk satu familia dengan ….a. bawang putih (Allium sativum)
b. nanas (Ananas sativus)
c. mentimun (Cucumis comosus)
d. kedelai (Soja max)
e. semangka (Citrullus vulgaris)
8. Tingkatan takson yang paling rendah yang menempatkan jagung dan padi dalam satu kedudukan sistematik adalah ….8. Tingkatan takson yang paling rendah yang menempatkan jagung dan padi dalam satu kedudukan sistematik adalah ….
a.  divisio d.  familia
b.  classis e.  genus
c.  ordo9. Kata indica dari Mangifera indica, sebagai penunjuk ….
a. species d. familia b. ordo e. divisio
c.  genus
10. Sistem klasifikasi yang didasarkan pada kesamaan struktur, morfologi, anatomi,
fisiologi dan struktur alat reproduksinya adalah sistem klasifikasi ….
a. alami d. konvergen b. buatan e. divergen
c. filogenik
11. Yang bukan merupakan perbedaan antara monokotil dan dikotil dilihat dari ciri khasnya, terdapat pada ….a. susunan akarnya
b. susunan anatomi batangnya
c. morfologi bunganya
d. sifat haploid sel kelaminnya
e. bangun dasar daunnya
12. Suatu tumbuhan dengan ciri-ciri akarnya tunggang, bercabang, daun umumnya sempit dan kaku, organ reproduksi berupa strobilus. Dari ciri-ciri tersebut maka dapat dipastikan bahwa tumbuhan tersebut tergolong ….
a. thallophyta
b. monokotil
c. dikotil
d. angiospermae
e. gymnospermae
13. Pada pasangan tanaman di bawah ini, manakah yang paling banyak memiliki kesamaan ciri ….a. Citrus nobilis dan Citrus maxima
b. Citrus maxima dan Shorgum vulgare
c. Citrus nobilis dan Citrullus vulgaris
d. Shorghum vulgare dan Phaseolus vulgaris
e. Citrullus vulgaris dan Phaseolus vulgaris
14. Misalnya dua individu dalam satu jenis memiliki faktor genetik yang sama tetapi fenotipe keduanya berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh ….
a. lingkungan yang berbeda d.  faktor reproduksib. makanan yang berbeda e.  sumber nutrisi yang berbeda
15.  Ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan makhluk hidup adalah ….15.  Ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan makhluk hidup adalah ….
a. identifikasi d. taksonomi b. klasifikasi e. pencandraan
c. anatomi biogeografi
16. Tujuan dari klasifikasi adalah ….
a. mencari perbedaan makhluk hidup
b. mencari kesamaan dan perbedaan makhluk hidup
c. menyederhanakan objek studi tentang makhluk hidup
d. setiap makhluk hidup diberi satu nama
e. mengidentifikasikan tumbuhan untuk herbarium
17. Salah satu dasar untuk mengklasifikasikan makhluk hidup adalah sejarah perkembangan evolusinya. Ini berarti setiap makhluk hidup yang ….a. berbeda fillumnya berarti dekat kekerabatannya
b. makin tinggi taksonnya makin dekat kekerabatannya
c. speciesnya berlainan maka makin dekat kekerabatannya
d. makin dekat kekerabatannya makin banyak pula persamaan sifatnya
e. makin tinggi tingkat taksonnya maka makin banyak pula persamaannya
18. Manfaat utama pemberian nama species dengan sistem tata nama ganda adalah ….
a. mudah dihafal oleh semua orang
b. ditulis dengan bahasa latin
c. hanya satu nama diberikan untuk satu jenis organisme
d. setiap jenis organisme dapat dikelompok-kelompokkan
e. mudah untuk mengetahui ciri-ciri organisme19. Dari nama ilmiah di bawah ini yang termasuk ke dalam nama suku adalah ….
a. solanaceae d. equisetinae b. pandanales e. selaginales
c.  solanum
20. Cara penulisan species pada tumbuhan berikut yang benar adalah ….a. Hibiscus rosasinensis d. Hibiscus Rosasinensisb. Hibiscus rosasinensis e. Hibiscus Rosasinensis
c.  Hibiscus Rosasinensis

B. Tulislah B jika pernyataan di bawah ini Benar dan S jika salah serta berikan alasannya!

1. Nama Species (jenis) terdiri dari dua kata dalam bahasa latin. Kata pertama menunjukkan nama spesies dan kata kedua merupakan penunjuk genus.
2. Sistem klasifikasi lima kingdom mengelompokkan organisme menjadi lima dunia, yaitu Plantae, Animalia, Fungi, Protista dan Monera.
3. Pelestarian bunga Raflesia di Taman Nasional Bengkulu dan pelestarian terumbu karang di Bunaken, termasuk dalam pelestarian keanekaragaman hayati tipe In situ.3. Pelestarian bunga Raflesia di Taman Nasional Bengkulu dan pelestarian terumbu karang di Bunaken, termasuk dalam pelestarian keanekaragaman hayati tipe In situ.
4. Takson yang warganya menunjukkan kesamaan sifat yang banyak tentulah takson yang lebih kecil daripada suatu takson yang warganya menunjukkan kesamaan yang lebih sedikit.
5. Tumbuhan yang memiliki organ tubuh lengkap dan sempurna, sehingga sudah jelas terlihat adanya perbedaan antara akar, batang dan daun termasuk ke dalam kelompok Bryophyta.

C. Jodohkan pernyataan A dan pernyataan B!

No. Pernyataan A

1 Keanekaragaman organisme yang menunjukkan
keseluruhan atau totalitas variasi gen,
jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
2 Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus)
berada di Ujung Kulon dan Komodo
(Varanus komodoensis) di Pulau Komodo.
3 Vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun,
pohon-pohon tinggi, jenisnya sangat banyak,
terdapat tumbuhan yang menempel (epifit)
dan tumbuhan yang memanjat pohon lain (liana)
yang terdapat pada daerah Asia, Afrika,
Indonesia, Amerika Selatan dan lain-lain.
4 Hewan bersel banyak, misalnya ikan, cara
adaptasi yang dilakukan dengan cara
melakukan banyak minum, sedikit
mengeluarkan urin, pengeluaran air
dilakukan secara osmosis sedangkan
garam mineral dikeluarkan secara aktif
melalui insang.
5 Pembukaan hutan, eksploitasi sumber daya
alam yang berlebihan, pencemaran dan
sistem pertanian monokultur.

Pernyataan B

a Endemik
b Keanekaragaman hayati
c Hutan hujan tropis
d Ekosistem air laut
e Ekosistem air tawar
f Ancaman terhadap keanekaragaman hayati
g Epidemik
h Sabana

D. Jawablah pertanyaan berikut ini!D. Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati!
2. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem merupakan suatu kesatuan yang utuh!
3. Jelaskan dan sebutkan berdasarkan apakah pembagian makhluk hidup sistem lima kingdom!3. Jelaskan dan sebutkan berdasarkan apakah pembagian makhluk hidup sistem lima kingdom!
4. Sebutkan dan jelaskan enam biogeografi menurut Alfred Russel Wallace!
5. Bagaimana cara memberi nama ordo dan familia pada tumbuhan?
6. Dengan menggunakan bagan berikut ini, buatlah kunci determinasi tumbuhan!
7. Tuliskan aktifitas manusia yang dapat mengganggu kelestarian ekosistem dan jelaskan bahayanya bagi kehidupan manusia itu sendiri!
8. Sebutkan masing-masing lima hewan dan tumbuhan yang mengalami kelangkaan dan hampir punah, dan jelaskan upaya yang perlu dilakukan agar yang hampir punah tersebut dapat dilindungi dan dikembangbiakkan!
9. Apa manfaat kita mempelajari keanekaragaman hayati!
10. Jelaskan mengenai binomial nomenklatur dengan menggunakan contoh!
11. Bagaimana cara memberi nama ordo dan familia pada tumbuhan?

E.  Tuliskan pernyataan sikapmu terhadap pernyataan di bawah ini!

Terdapat suatu tempat yang masih terisolir dari peradaban, namun kerena pertumbuhan dan perkembangan populasi manusia yang demikian pesat maka kemudian pulau terisolir itu akhirnya dihuni. Pendatang membawa juga hewan peliharaan mereka. Menurutmu setelah pulau itu dihuni, apakah terjadi perubahan ekosistem? Apakah keanekaragaman di pulau tersebut dapat berubah? Jelaskan pernyataan sikapmu terhadap permasalahan tersebut!