Organisasi Tingkat Jaringan Sel Epitel Akar Tumbuhan Tulang Otot Daun Meristem

gambar bab 2 gambar 2 2

Organisasi Tingkat Jaringan Sel Epitel Akar Tumbuhan Tulang Otot Daun Meristem. Pada bab sebelumnya, Anda telah mempelajari materi mengenai organisasi tingkat sel membran. Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari suatu organisme. Sel memiliki organel-organel kompleks yang memegang peranan sangat penting dalam aktivitas metabolisme sel.

Masih ingatkah Anda apa saja organel-organel sel tersebut? Secara umum, sel-sel di dalam tubuh akan saling berhubungan atau berikatan satu sama lain. Kumpulan sel-sel yang sejenis baik struktur maupun fungsinya disebut dengan jaringan. Pada bab ini, Anda akan mempelajari organisasi tingkat jaringan.

Jaringan apa sajakah yang terdapat pada tumbuhan? Apakah berbeda dengan hewan? Lalu, bagaimana struktur dan fungsi jaringan tersebut? Semua pertanyaan tersebut dapat Anda jawab setelah mempelajari materi pada bab ini. Oleh karena itu, pelajarilah bab ini dengan seksama.

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Marie Francois BichatPada bab sebelumnya, Anda dapat membayangkan suatu tembok yang tersusun atas ratusan batu bata merah untuk mempelajari sel. Batu bata merah tersebut disusun sedemikian rupa hingga dapat membentuk tembok atau dinding rumah. Batu bata merah tersebut dapat diumpamakan sebagai sel. Adapun tembok atau dinding yang tersusun atas batu bata merah tersebut, dapat diumpamakan sebagai jaringan.

Pada organisme tingkat tinggi, misalnya manusia, tubuhnya tersusun atas triliunan sel. Sel-sel penyusun tubuh manusia tersebut, ada yang memiliki struktur dan fungsi yang sama, serta ada pula yang berbeda. Kumpulan sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi sama akan membentuk jaringan. Misalnya, jaringan parenkim tersusun atas sel-sel parenkim dan jaringan meristem tersusun atas sel-sel meristem

Jaringan pada Tumbuhan

Tumbuhan dapat tumbuh dengan tinggi karena adanya aktivitas jaringan yang sel-selnya terus membelah. Oleh karena itu, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua berdasarkan aktivitas pembelahannya. Jaringan tersebut adalah jaringan meristem (embrionik) atau jaringan muda dan jaringan dewasa. Apakah perbedaan di antara kedua jaringan tersebut?

Perbedaan jaringan meristem (embrionik) atau jaringan muda dan jaringan dewasa

Jaringan Meristem

Jaringan meristem pada (a) akar dan (b) pucuk

Gambar 2.1 Jaringan meristem pada (a) akar dan (b) pucuk

Sel-sel pada jaringan muda selalu aktif membelah. Hal inilah yang menyebabkan bahwa tumbuhan dapat tumbuh dengan tinggi dan besar. Berdasarkan asalnya, jaringan meristem dibagi menjadi dua, yaitu meristem primer dan meristem sekunder.

Macam-macam jaringan meristem berdasarkan asalnya
Meristem primer

Meristem primer adalah jaringan yang sel-selnya berkembang secara langsung dari sel-sel embrionik. Meristem primer terdapat di daerah ujung tumbuhan, misalnya ujung akar (meristem akar) dan ujung batang (meristem pucuk), perhatikan Gambar 2.1. Meristem akar dan meristem pucuk menyebabkan tumbuhan semakin panjang, baik ke atas maupun ke bawah. Aktivitas meristem primer menghasilkan pertumbuhan primer.

Meristem sekunder

Meristem sekunder adalah jaringan yang sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi. Meristem sekunder sering disebut sebagai meristem lateral karena letaknya di samping dari organ tumbuhan. Aktivitas meristem sekunder menyebabkan batang dan akar tumbuh membesar ke arah samping. Contoh meristem sekunder adalah kambium dan kambium gabus (Gambar 2.2). Aktivitas meristem sekunder menghasilkan pertumbuhan sekunder.

Meristem sekunder pada batang

Gambar 2.2 Meristem sekunder pada batang

Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa adalah jaringan yang berasal dari pembelahan dan diferensiasi meristem primer dan meristem sekunder. Jaringan dewasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Ciri-ciri jaringan dewasa
  1. Tidak memiliki aktivitas untuk membelah diri atau memperbanyak diri
  2. Memiliki rongga yang besar (ruang antarsel)
  3. Dinding selnya telah mengalami penebalan
  4. Berukuran lebih besar daripada sel-sel meristem

Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibagi menjadi jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut.

Macam-macam jaringan dewasa
Jaringan pelindung

Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan pelindung adalah jaringan epidermis. Jaringan epidermis merupakan lapisan sel yang berada di bagian paling luar. Jaringan ini biasa ditemukan pada permukaan organorgan tumbuhan, seperti akar, daun, batang, dan bunga. Sesuai dengan namanya, jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari faktor luar. Oleh karena itu, jaringan ini tersusun atas sel-sel yang rapat.

Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel yang rapat pada tanaman karet

Gambar 2.3 Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel yang rapat pada tanaman karet

Sel-sel pada jaringan epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang berbeda bentuk dan fungsi. Contoh bentuk lain dari epidermis, yaitu mulut daun (stomata) dan trikoma. Stomata (tunggal: stoma) adalah tempat pertukaran gas antara jaringan dan lingkungan. Stomata terdiri atas sepasang sel penjaga dan penutup. Sel-sel tersebut dapat membesar dan memipih sebagai akibat perubahan kandungan air di dalamnya. Adapun trikoma adalah tempat mengurangi penguapan (pada daun) dan penyerapan air dan garam mineral (pada akar).

Bentuk lain dari epidermis, yaitu (a) stomata, (b) daun), dan (c) trikoma

Gambar 2.4 Bentuk lain dari epidermis, yaitu (a) stomata, (b) daun), dan (c) trikoma

Jaringan dasar

Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan dasar adalah jaringan parenkim. Sel-sel parenkim memiliki dinding yang tipis dengan ruang antarsel yang besar. Parenkim disebut jaringan dasar karena hampir terdapat di setiap bagian tumbuhan. Jaringan parenkim dapat ditemukan, di antaranya pada batang, akar, dan daun.

Jaringan parenkim terletak di antara epidermis dan pembuluh angkut, serta terletak di empulur batang. Pada daun, jaringan parenkim berada pada mesofil daun. Jaringan ini dapat berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Oleh karena itu, jaringan parenkim memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Selain itu, jaringan parenkim berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan pada buah dan biji.

Daun (b) Sayatan sel parenkim (c) jaringan parenkim

Gambar 2.5 (a) Daun (b) Sayatan sel parenkim (c) jaringan parenkim

Jaringan penguat

Pernahkah Anda perhatikan, mengapa tumbuhan bisa berdiri tegak? Tumbuhan bisa berdiri tegak karena adanya jaringan penguat. Selain itu, jaringan penguat berfungsi menyokong bagian-bagian tumbuhan, misalnya daun dan batang. Jaringan penguat dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

Macam-macam jaringan penguat tumbuhan
Jaringan kolenkim

Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang dinding sel primernya mengalami penebalan. Penebalan ini lebih banyak terjadi di sudut sel. Jaringan kolenkim terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Perhatikan Gambar 2.6.

Daun (b) Sayatan sel kolenkim (c) Jaringan kolenkim

Gambar 2.6 (a) Daun (b) Sayatan sel kolenkim (c) Jaringan kolenkim

Dinding sel-sel kolenkim tersusun atas selulosa dan asam pektat. Jaringan ini biasanya mendukung pertumbuhan akar, daun, tangkai daun, dan batang yang sedang mengalami proses pemanjangan (elongasi). Bentuk sel-sel kolenkim biasanya berbentuk silinder. Bentuk silinder sangat cocok sebagai penguat karena memberikan kekuatan yang lebih dibandingkan sel berbentuk batang.

Jaringan sklerenkim

Sel-sel pada jaringan sklerenkim memiliki sifat kaku dan dinding sel sekunder yang tebal. Dinding sel yang tebal tersebut mengandung lignin. Jaringan sklerenkim terdapat pada organ-organ tumbuhan yang telah dewasa, seperti daun, batang, akar, dan kulit kayu.

Jaringan sklerenkim terdiri atas sklereid dan serabut sklerenkim (fiber). Skereid memiliki bentuk yang bermacam-macam. Bentuk tersebut menunjukkan fungsinya. Misalnya, sklereid yang berbentuk runcing pada daun berfungsi juga dalam pertahanan diri dari kemungkinan dimakan oleh herbivora. Sklereid terdapat di semua bagian tumbuhan, terutama pada kulit kayu, buah, dan biji. Pada tempurung kelapa, hampir seluruhnya tersusun atas sklereid.

Jaringan sklerenkim terdiri atas (a) sklereid pada daun teratai, (b) serabut sklerenkim, dan (c) sklereid pada tempurung kelapa

Gambar 2.7 Jaringan sklerenkim terdiri atas (a) sklereid pada daun teratai, (b) serabut sklerenkim, dan (c) sklereid pada tempurung kelapa

Serabut sklerenkim (fiber) memiliki panjang antara 20 mm–250 mm. Serabut tersebut biasanya terdapat dalam bentuk untaian atau anyaman. Serabut skelerenkim sering dimanfaatkan oleh manusia. Serabut sklerenkim biasanya digunakan sebagai bahan tekstil dan pembuatan tali. Contoh tumbuhan yang memiliki serabut sklerenkin bernilai ekonomis adalah Agave sisalana, Musa textilis, dan Sansevieria.

Jaringan pengangkut

Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut air, mineral, dan zat-zat makanan hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem.

Macam-macam jaringan pengangkut
Jalur pengangkutan air, mineral dan hasil fotosintesis pada tumbuhan

Gambar 2.8 Jalur pengangkutan air, mineral dan hasil fotosintesis pada tumbuhan

Xilem

Xilem merupakan jaringan kompleks yang tersusun atas dua tipe sel, yaitu trakeid dan unsur pembuluh (vessel element). Keduanya memiliki dinding sel yang mengandung lignin. Trakeid merupakan sel yang panjang dan tipis dengan ujung yang runcing. Unsur pembuluh adalah sel yang lebar dan pendek dengan ujung tidak terlalu runcing.

Trakeid dan unsur pembuluh tersusun saling bertumpuk pada ujungnya membentuk suatu saluran. Saluran tersebut berfungsi mengalirkan air dari akar menuju batang dan daun. Saluran yang dibentuk oleh trakeid dan unsur pembuluh memiliki lubang karena keduanya merupakan sel-sel yang telah mati sehingga hanya tersisa dinding selnya saja. Air akan mengalir melalui lubang-lubang pada trakeid dan unsur pembuluh dan melalui ujung unsur pembuluh yang berlubang.

Struktur xilem

Gambar 2.9 Struktur xilem

Floem

Floem berfungsi mengangkut zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun atas pembuluh tapis, sel pengiring, serabut floem, dan parenkim floem. Pembuluh tapis tersusun atas selsel yang berbentuk tabung dengan ujung berlubang. Sama seperti trakeid, sel-sel pada pembuluh tapis saling berhubungan membentuk saluran tempat pengangkutan zat-zat hasil fotosintesis. Adapun sel pengiring adalah sel-sel berbentuk tabung yang lebih besar daripada sel-sel pada pembuluh tapis. Sel pengiring berfungsi memberi makanan dan mengatur aktivitas pembuluh tapis. Serabut floem memiliki bentuk yang panjang yang ujung-ujungnya saling berimpit.

Serabut floem memiliki dinding yang tebal sebagai penguat jaringan floem. Parenkim floem berfungsi menyimpan zat-zat, seperti tepung, kristal, dan damar.

Struktur floem

Gambar 2.10 Struktur floem

Organ pada Tumbuhan

Seperti telah dipelajari pada materi sebelumnya, pada tumbuhan terdapat beberapa jaringan. Jaringan-jaringan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tingkatan yang lebih tinggi dari jaringan adalah organ. Organ merupakan kumpulan beberapa jaringan yang membentuk suatu fungsi tertentu. Pada tumbuhan, terdapat tiga organ utama, yaitu akar, batang, dan daun. Apakah fungsi dari organ-organ tersebut? Jaringan apakah yang menyusun ketiga jaringan tersebut?

Akar

Pada umumnya, akar terletak di bawah permukaan tanah. Fungsi utama akar adalah menyerap air dan mineral dari tanah. Kemudian, air dan mineral tersebut disebarkan ke seluruh tubuh tumbuhan. Pada beberapa jenis tumbuhan, akar dapat berperan untuk menyimpan makanan cadangan.

Salah satu ciri yang menarik dari akar tumbuhan adalah akar tersebut akan tumbuh terus. Hal ini disebabkan karena pada akar terdapat meristem apikal yang akan melakukan pembelahan terus-menerus (Mader, 1995: 386). Gambar 2.11a menunjukkan potongan membujur dari akar.

Struktur akar (a) Potongan membujur akar, (b) Potongan melintang akar dan (c) Jaringan pengangkut

Gambar 2.11 Struktur akar (a) Potongan membujur akar, (b) Potongan melintang akar dan (c) Jaringan pengangkut

Bagian-bagian akar

Dilihat dari potongan membujur, akar terbagi menjadi empat bagian, yaitu daerah tudung akar, daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.  Daerah tudung akar merupakan pelindung ujung akar. Sel-sel di dalam tudung akar harus diganti jika mengalami kerusakan ketika akar menembus tanah yang kasar.

Di atas daerah tudung akar, terdapat daerah pembelahan (meristematis). Daerah ini tersusun atas jaringan meristem. Sesuai dengan namanya, sel-sel di daerah ini aktif melakukan pembelahan untuk perbanyakan sel. Adanya daerah meristematis ini menyebabkan akar bertambah panjang.

Pada daerah pemanjangan (elongasi), sel-sel hasil pembelahan akan mengalami pemanjangan. Sel-sel akan berdiferensiasi membentuk selsel khusus, setelah mengalami pemanjangan, seperti sel parenkim atau sel endodermis. Daerah ini biasanya mudah dikenali karena sudah terdapat rambut akar. Rambut akar merupakan modifikasi dari sel epidermis. Apakah fungsi rambut akar?

Jaringan penyusun akar

Jika akar dipotong melintang seperti pada Gambar 2.11b, akan tampak jaringan penyusun akar, yaitu epidermis, korteks, endodermis, perisikel, dan jaringan pembuluh. Lapisan terluar akar dilindungi oleh jaringan epidermis.  Sebagai jaringan pelindung, epidermis hanya tersusun atas satu sel. Sebagian besar sel epidermis berdinding tipis dan berbentuk segi empat. Pada daerah diferensiasi, epidermis dapat termodifikasi menjadi rambut akar. Rambut akar mencapai panjang 5-8 mm.

Di bagian dalam dari epidermis terdapat sel-sel parenkim yang besar dan berdinding sel tipis. Sel parenkim ini membentuk korteks akar. Sel-sel parenkim yang terdapat di korteks ini tersusun renggang sehingga terdapat rongga antarsel. Korteks ini berfungsi menyimpan makanan cadangan berupa butir-butir amilum. Perhatikan Gambar 2.12 berikut.

Sel parenkim korteks berfungsi menyimpan butir-butir amilium

Gambar 2.12 Sel parenkim korteks berfungsi menyimpan butir-butir amilium

Endodermis merupakan selapis sel yang menjadi pembatas antara korteks dan silinder pusat. Endodermis berperan dalam mengatur pemasukan air ke dalam jaringan xilem di silinder pusat. Perhatikan Gambar 2.13.

Pergerakan air pada sel endodermis

Gambar 2.13 Pergerakan air pada sel endodermis

Perisikel terletak tepat di belakang endodermis. Jaringan perisikel berperan dalam pembentukan cabang akar atau cabang batang. Perisikel merupakan lapisan terluar dari silinder pusat. Bagian utama dari silinder pusat adalah berkas pembuluh angkut yang terdiri atas jaringan floem dan xilem. Apakah fungsi floem dan xilem?

Batang

Pada umumnya, batang terletak di atas permukaan tanah.

Fungsi batang

Batang berperan dalam menyangga daun dan bunga. Salah satu ciri khas dari batang adalah terdapatnya buku dan ruas. Buku merupakan tempat keluarnya daun atau tunas, sedangkan ruas adalah jarak di antara dua buku. Batang kadang juga berperan untuk menyimpan makanan cadangan.

Hampir mirip dengan akar, potongan melintang batang menunjukkan jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Perhatikan Gambar 2.14 berikut.

Struktur batang (a) dikotil dan (b) monokotil

Gambar 2.14 Struktur batang (a) dikotil dan (b) monokotil

Epidermis merupakan jaringan terluar dari batang. Epidermis ini hanya tersusun atas satu lapis sel. Sel epidermis tersusun rapat sehingga tidak tampak ruang antarsel perhatikan Gambar 2.15. Jika batang tumbuh membesar, epidermis akan pecah dan terbentuk jaringan gabus. Jaringan gabus ini juga seringkali pecah sehingga terbentuk lentisel.

Epidermis tersusun atas sel-sel yang rapat

Gambar 2.15 Epidermis tersusun atas sel-sel yang rapat

Di bawah epidermis terdapat korteks. Jaringan penyusun pada korteks batang adalah parenkim dan kolenkim. Pada beberapa jenis tumbuhan terdapat klorenkim (kolenkim yang memiliki kloroplas) atau skelerenkim. Sel penyusun korteks relatif renggang sehingga terdapat rongga antarsel. Hal ini berguna dalam pertukaran gas.

Jaringan berikutnya adalah endodermis. Endodermis merupakan batas antara korteks dan silinder pusat. Di dalam silinder pusat terdapat jaringan perisikel, empulur, dan pembuluh angkut. Perisikel merupakan bagian terluar dari silinder pusat. Apakah fungsi jaringan perisikel?

Empulur merupakan bagian terdalam dari silinder pusat. Empulur tersusun oleh jaringan parenkim. Jaringan pembuluh angkut tersusun atas xilem dan floem.

Daun

Daun merupakan organ utama tempat terjadinya fotosintesis. Oleh karena itu, sebagian besar daun berwarna hijau. Pada daun terdapat urat daun yang merupakan berkas jaringan pembuluh angkut.

Gambar 2.20b menunjukkan potongan membujur dari daun. Perhatikan baik-baik jaringan penyusun dari daun tersebut.

Struktur daun

Gambar 2.16 Struktur daun

Di bagian atas dan bawah permukaan daun terdapat jaringan epidermis. Epidermis ini tersusun rapat. Mengapa? Pada bagian permukaan daun yang behubungan dengan lingkungan luar, di atas jaringan epidermis, terdapat lapisan lilin, kutin, atau lignin, disebut kutikula. Lapisan ini akan mencegah penguapan yang berlebihan. Mesofil terdapat di antara epidermis atas dan epidermis bawah.

Mesofil

Mesofil pada dasarnya sama dengan parenkim. Terdapat dua jenis mesofil, yaitu mesofil bunga karang (spons) dan mesofil jaringan tiang (palisade). Apakah perbedaan di antara keduanya? Mesofil memiliki kloroplas yang berperan dalam fotosintesis. Jaringan pembuluh angkut pada daun tersusun atas floem dan xilem. Jaringan pembuluh angkut akan bersatu membentuk urat daun.

Percobaan Biologi Mengamati Struktur Jaringan Tumbuhan

Tujuan

Mengamati struktur jaringan tumbuhan

Alat dan Bahan

  1. Mikroskop
  2. Kacaobjek
  3. Kaca penutup
  4. Pinset
  5. Silet
  6. Kertas isap
  7. Anilin sulfat 1%
  8. Akar dan batang muda monokotil dan dikoti seperti jagung dan kacang tanah

Langkah Kerja

  1. Buatlah sayatan melintang setipis mungkin pada akar dan batang tumbuhan monokotil dan dikotil.
  2. Simpanlah sayatan tersebut pada kaca objek yang telah ditetesi anilin sulfat. Amati menggunakan mikroskop.
  3. Gambarlah bagian-bagian yang terlihat pada buku latihan Anda dan berilah keterangannya. Untuk mempermudah gunakan buku panduan.

Pertanyaan

  1.  Jaringan apa saja yang menyusun batang dan akar tumbuhan monokotil dan dikotil?
  2. Adakah perbedaan susunan jaringan monokotil dan dikotil? Jika ada, jelaskan.

Totipotensi Sel Sebagai Dasar Kultur Jaringan

Tuhan memberikan kelebihan pada manusia untuk berkreasi. Dengan pikirannya para pakar dapat menemukan dan memanfaatkan kemampuan totipotensi. Pengetahuan tentang jaringan tumbuhan dapat diaplikasikan untuk perbanyakan tanaman, misalnya melalui setek dan cangkok. Lebih lanjutnya, pengetahuan tentang jaringan tumbuhan ini dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman dengan teknik kultur jaringan.

Sejarah perkembangan kultur jaringan dimulai pada 1898, ketika seorang ahli fisiologi Jerman, G. Heberlant menyatakan bahwa sel memiliki informasi genetik yang lengkap sehingga sel tersebut mampu tumbuh menjadi individu baru. Kemampuan sel seperti tersebut dinamakan totipotensi. Oleh karena itu, totipotensi dapat diartikan sebagai kemampuan satu sel tunggal untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi individu baru yang utuh.

Teori totipotensi dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh F. C. Steward pada 1969. Steward mencoba dengan mengambil sel empulur wortel dan menumbuhkannya pada media yang sesuai. Hasilnya, sel-sel dari empulur wortel tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman wortel yang utuh.

Sel tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang lebih besar daripada hewan. Sel-sel yang berasal dari akar, batang, dan daun dapat dikembangkan menjadi satu individu baru yang utuh. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi hewan. Sel-sel hewan tidak dapat ditumbuhkan menjadi individu baru. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ilmuwan akhirnya mengetahui bahwa jaringan parenkim memiliki sifat totipotensi yang sangat baik.

Kultur jaringan merupakan proses yang sederhana. Pertama-tama, suatu jaringan tumbuhan (eksplan) dimasukkan dan dipelihara dalam sebuah medium dengan nutrisi yang sesuai. Kemudian, eksplan tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi kalus. Kalus tersebut dipindahkan ke dalam medium diferensiasi yang sesuai. Kalus akan membentuk tumbuhan kecil yang lengkap (plantlet).

Percobaan kultur jaringan yang dilakukan oleh F.C Steward

Gambar 2.17 Percobaan kultur jaringan yang dilakukan oleh F.C Steward

Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan

Pada subbab sebelumnya, Anda telah mempelajari materi mengenai jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan memiliki struktur dan fungsi yang bermacam-macam. Pada subbab ini, Anda akan mempelajari jaringan pada hewan. Jaringan pada hewan dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yatu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan saraf,  dan jaringan otot.

Macam-macam jaringan pada hewan

Jaringan Epitel

Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi seluruh permukaan tubuh. Jaringan epitel membatasi antara organ-organ tubuh dengan rongga tubuh. Sel-sel penyusun jaringan epitel sangat erat satu sama lainnya. Struktur yang sangat erat ini berhubungan dengan fungsi jaringan epitel sebagai alat pertahanan dari benturan atau luka, mikroorganisme, dan hilangnya cairan. Contoh jaringan epitel yaitu pada kulit, saluran pernapasan, pembuluh darah, dan rongga perut.

Terdapat dua pengelompokan jaringan epitel, yaitu berdasarkan jumlah lapisan selnya dan berdasarkan bentuk selnya. Berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan epitel dibagi menjadi jaringan epitel selapis (sederhana) dan jaringan epitel berlapis. Adapun berdasarkan bentuk selnya, jaringan epitel dibedakan menjadi epitel pipih, epitel kubus, dan epitel silindris. Perhatikan Gambar 2.18.

Macam-macam jaringan epitel pada hewan berdasarkan bentuk selnya

Jaringan epitel pada beberapa organ tubuh hewan

Gambar 2.18 Jaringan epitel pada beberapa organ tubuh hewan

Epitel Pipih Selapis

Sesuai dengan namanya, jaringan epitel pipih tersusun atas sel-sel dengan bentuk pipih dan hanya satu lapis. Jaringan ini terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, dan alveoli (paru-paru). Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses difusi oksigen dan karbondioksida serta filtrasi darah pada ginjal.

Percobaan Biologi Struktur Jaringan Hewan

Tujuan

Mengamati struktur jaringan hewan

Alat dan Bahan

  1. Kaca objek
  2. Kaca penutup
  3. Mikroskop
  4. Tusuk gigi
  5. Spatula
  6. Larutan metilen biru

Langkah Kerja

  1.  Gosok bagian dalam pipi perlahan-lahan menggunakan tusuk gigi atau spatula.
  2. Buat apusan cairan putih hasil gosokan bagian dalam pipi yang telah Anda peroleh di atas kaca objek sehingga membentuk suatu lapisan tipis. Biarkanlah sampai kering.
  3. Teteskan sedikit metilen biru di atasnya dan biarkan pewarna ini bereaksi selama tiga atau empat menit. Amati preparat tersebut.
  4. Kemudian, larutkan dengan air mengalir. Selanjutnya, tutuplah dengan kaca penutup dan tempatkan di atas meja objek pada mikroskop. Apa yang Anda lihat?
  5. Gambarlah hasil pengamatan Anda, kemudian berilah keterangan pada setiap bagiannya.

Pertanyaan

  1. Bagaimanakah bentuk sel yang Anda amati?
  2. Sel apakah yang Anda amati tersebut?

Epitel Pipih Berlapis

Epitel pipih berlapis tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel pipih memiliki sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini di antaranya terdapat pada rongga mulut, rongga hidung, dan kerongkongan. Sesuai dengan jumlah lapisannya yang banyak, jaringan ini berperan sebagai pelindung, misalnya terhadap gesekan.

Epitel Kubus Selapis

Jaringan ini tersusun atas selapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus selapis di antaranya terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal. Struktur jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi.

Epitel pipih selapis, (b) epitel pipih berlapis dan (c) epitel kubus selapis

Gambar 2.19 (a) Epitel pipih selapis, (b) epitel pipih berlapis dan (c) epitel kubus selapis

Epitel Kubus Berlapis

Jaringan ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus berlapis terdapat pada mulut, kerongkongan, dan kelenjar keringat pada kulit. Sesuai dengan strukturnya, jaringan ini berperan sebagai pelindung dari gesekan.

Epitel Silindris Selapis

Epitel silindris selapis tersusun atas sel-sel berbentuk silinder. Pada jaringan ini, biasanya terdapat sel-sel goblet. Sel goblet berfungsi dalam menghasilkan lendir (mucus) yang berperan dalam mempermudah penyerapan makanan (absorpsi). Biasanya, jaringan ini terdapat pada usus halus dan saluran pencernaan lainnya.

Epitel Silindris Berlapis

Epitel silindris berlapis semu bersilia pada trakea manusia

Gambar 2.20 Epitel silindris berlapis semu bersilia pada trakea manusia

Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan ini berperan dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini berada pada lapisan paling luar.

Epitel Silindris Berlapis Semu Bersila

Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak sejajar sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada jaringan ini terdapat silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya. Misalnya, kotoran atau debu tidak akan masuk ke dalam paru-paru karena digerakkan oleh silia pada sel-sel saluran pernapasan perhatikan Gambar 2.20. Jaringan ini terdapat pada saluran pernapasan, rongga hidung, dan saluran telur (tuba Fallopi).

Epitel Transisi

Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi, sel-sel penyusun jaringan ini selalu berubah bentuknya. Pada keadaan tegang, sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih dan panjang. Adapun pada keadaan normal (relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan besar. Jaringan ini banyak terdapat di kandung kemih, saluran ureter (Gambar 2.21), dan ginjal.

Jaringan epitel transisi pada ureter

Gambar 2.21 Jaringan epitel transisi pada ureter

Epitel Kelenjar

Epitel kelenjar tersusun atas, beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam penyerapan (absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia. Misalnya, sel-sel epitel yang terdapat pada rongga (lumen) dari rongga pencernaan memiliki kemampuan untuk menyekresikan mucus. Mucus tersebut berfungsi menjaga kelembapan permukaan organ pencernaan.

Terdapat dua jenis kelenjar, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Pada kelenjar eksokrin, hasil sekresinya langsung menuju permukaan epitel. Adapun pada kelenjar eksokrin, hasil sekresinya akan dialirkan bersama-sama darah. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar keringat, sedangkan contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar pituitari perhatikan Gambar 2.22. Menurut bentuknya, epitel kelenjar terbagi menjadi tiga, yaitu epitel kelenjar uniseluler, epitel kelenjar multiseluler, dan epitel kelenjar campuran.

Epitel kelenjar uniseluler pada usus halus (b) Epitel kelenjar campuran pada vili usus halus (c) Tiga tipe kelenjar

Gambar 2.22 (a) Epitel kelenjar uniseluler pada usus halus (b) Epitel kelenjar campuran pada vili usus halus (c) Tiga tipe kelenjar

Jaringan Ikat

Jaringan ikat berfungsi mengikat dan mendukung jaringan lainnya. Sebaliknya dari jaringan epitel, jaringan ikat memiliki kumpulan sel yang tipis dan renggang. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dibagi menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan tulang, dan jaringan darah. Perhatikan Gambar 2.23.

Macam-macam jaringan ikat pada hewan berdasarkan struktur dan fungsinya

Beberapa jaringan ikat pada hewan

Gambar 2.23 Beberapa jaringan ikat pada hewan

Jaringan Ikat Longgar

Jaringan ini tersusun atas serat-serat yang longgar. Jaringan ikat longgar berfungsi memberi bentuk pada organ-organ dalam, serta menyokong dan menghubungkan komponen jaringan lain.

Jaringan ini tersusun atas bermacam-macam serabut (fiber) dan selsel. Terdapat dua macam serabut (fiber) pada jaringan ikat longgar, yaitu serabut kolagen dan serabut elastin.  Adapun sel-sel yang terdapat pada jaringan ini, antara lain sel mastosit, sel darah putih, makrofag, dan sel lemak. Contoh jaringan ikat padat adalah jaringan di bawah kulit, serta jaringan yang membatasi jantung dan rongga perut. Perhatikan Gambar 2.24.

Penyusun jaringan ikat longgar

Gambar 2.24 Penyusun jaringan ikat longgar

Jaringan Ikat Padat

Jaringan ini tersusun atas serat-serat yang padat. Komponen utama jaringan ikat padat adalah serabut kolagen. Serabut kolagen tersebut bergabung membentuk bundel-bundel yang paralel, perhatikan Gambar 2.25. Jaringan ini dapat ditemukan pada tendon yang menghubungkan otot dengan tulang, serta ligamen yang menghubungkan antartulang melalui sendi.

Jaringan ikat padat dan (b) struktur serabut kolagen

Gambar 2.25 (a) Jaringan ikat padat dan (b) struktur serabut kolagen

Jaringan Lemak

Jaringan lemak memiliki susunan menyerupai jaringan ikat longgar yang tersusun atas sel-sel lemak. Sel-sel lemak yang mengandung lemak tersebut di dalam matriks jaringan lemak. Setiap sel lemak berisi tetes lemak (fat droplet) yang mengisi hampir seluruh isi sel. Jaringan lemak dapat ditemukan di bawah kulit, ginjal, dan jantung. Fungsi jaringan lemak, antara lain sebagai cadangan makanan dan menjaga hilangnya panas secara berlebihan.

Jaringan lemak

Gambar 2.26 Jaringan lemak

Jaringan Tulang

Jaringan tulang tersusun atas sel-sel yang terkumpul dalam matriks. Jaringan tulang dibagi menjadi dua, yaitu jaringan tulang rawan dan jaringan tulang keras.

Macam-macam jaringan tulang pada hewan
Jaringan tulang rawan

Jaringan tulang rawan (kartilago) tersusun atas sel-sel yang disebut kondrosit. Sel-sel kondrosit berada di dalam lakuna. Matriks pada jaringan tulang rawan tersusun atas serabut kolagen dan serabut elastin.

Terdapat tiga jenis tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastin, dan tulang rawan serabut (fibrosa). Tulang rawan hialin merupakan bentuk sel tulang rawan yang matriksnya tidak mengandung serabut. Contoh tulang rawan hialin terletak pada cuping hidung.

Tulang rawan elastin merupakan tulang rawan yang matriksnya tersusun atas serabut elastin. Contoh tulang rawan ini terdapat pada daun telinga dan laring. Adapun tulang rawan fibrosa merupakan tulang rawan yang matriksnya memiliki serabut kolagen yang padat sehingga tulang rawan ini tampak kaku dan liat. Contoh tulang rawan fibrosa adalah pada tulang sambungan antarruas tulang belakang. Perhatikan Gambar 2.27. Dapatkah Anda memberikan contoh letak tulang rawan yang lainnya pada tubuh Anda?

(a)Tulang rawan hitalin (b) tulang rawan elastin dan (c) tulang rawan fibrosa

Gambar 2.27 (a)Tulang rawan hitalin (b) tulang rawan elastin dan (c) tulang rawan fibrosa

Jaringan tulang keras

Jaringan ini tersusun atas sel-sel osteoblast. Sel-sel osteoblast terletak di dalam lakuna. Sel-sel osteoblast yang terjebak dalam sekretnya sendiri disebut osteosit. Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli.

Jaringan tulang keras ini tersusun atas unit-unit yang dinamakan sistem Harvers. Di dalam setiap sistem Harvers terdapat pembuluh darah sebagai penyuplai zat makanan bagi tulang, perhatikan Gambar 2.28.

Struktur tulang keras

Gambar 2.28 Struktur tulang keras

Jaringan Darah

Meskipun memiliki fungsi yang berbeda, darah masuk ke dalam pengelompokan jaringan ikat karena memiliki matriks ekstraselular. Matriks pada darah tersusun atas plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah terususun atas air, garam, dan berbagai protein. Di dalam plasma darah terletak sel-sel darah yang terdiri atas sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit). Selain itu, di dalam plasma darah terdapat keping darah (trombosit).

Struktur jaringan darah

Gambar 2.29 Struktur jaringan darah

Eritrosit tidak memiliki inti sel. Fungsi utama eritrosit adalah mengikat dan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Eritrosit dan trombosit melakukan fungsi utamanya di dalam pembuluh darah. Sebaliknya, leukosit melakukan fungsi utamanya di luar pembuluh darah. Leukosit berperan dalam sistem pertahanan tubuh.

Beberapa sel darah penyusun jaringan darah

Gambar 2.30 Beberapa sel darah penyusun jaringan darah

Jaringan Saraf

Jaringan saraf tersusun atas unit fungsional yang disebut sel saraf (neuron). Sel saraf terdiri atas badan sel, akson, dan dendrit. Badan sel saraf berfungsi memelihara semua bagian sel saraf. Akson berfungsi menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel ke neuron lain. Adapun dendrit berfungsi menghantarkan rangsang menuju badan sel. Secara keseluruhan, jaringan saraf berfungsi menghantarkan rangsang (impuls) dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya.

Struktur sel saraf (neuron)

Gambar 2.31 Struktur sel saraf (neuron)

Jaringan Otot

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi (memendek) dan berelaksasi (memanjang). Kemampuan tersebut sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak aktif. Bersama dengan tulang, otot akan membentuk gerak. Terdapat tiga jenis jaringan otot, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Perhatikan Gambar 2.32.

Macam-macam jaringan otot pada hewan

Otot polos

tersusun atas sel-sel otot yang polos dengan bentuk lancip dan memanjang. Inti sel otot terletak di tengah. Otot polos berkontraksi dengan lambat, namun dapat bekerja dalam jangka waktu lama. Kerja otot polos ini tidak kita sadari. Sifat seperti ini disebut gerak otonom (involunter). Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, kantung kemih, pembuluh darah, dan saluran pernapasan.

(a) Otot lurik, (b) otot polos dan (c) otot jantung

Gambar 2.32 (a) Otot lurik, (b) otot polos dan (c) otot jantung

Otot lurik

tersusun atas sel-sel berbentuk silinder yang sangat panjang. Otot lurik memiliki inti di bagian tepi sel. Otot lurik disebut juga dengan otot rangka karena melekat di bagian rangka. Kemampuan otot lurik menyebabkan tulang yang dilekatinya dapat berubah posisi (bergerak). Gerak otot rangka merupakan gerakan dengan kesadaran kita sehingga disebut gerak volunter.

Otot jantung

merupakan sel-sel penyusun organ jantung. Sel-selnya berbentuk silinder bercabang dengan sebuah inti di tengahnya. Percabangan pada otot jantung disebut sinsitium. Gerak otot jantung di bawah kesadaran (involunter) dikendalikan oleh sistem saraf otonom.

Rangkuman

  1. Pada organisme tingkat tinggi, tubuh tersusun atas jutaan sel. Kumpulan sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi sama akan membentuk jaringan.
  2. Berdasarkan aktivitas pembelahan sel-selnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya selalu aktif membelah. Adapun jaringan dewasa adalah jaringan yang berasal dari pembelahan dan diferensiasi jaringan meristem.
  3. Jaringan dewasa dibagi menjadi jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut. Jaringan pelindung berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan. Jaringan dasar berfungsi menyimpan makanan cadangan dan tempat fotosintesis. Jaringan penguat berfungsi menyokong bagian-bagian tumbuhan. Jaringan pengangkut berfungsi mengangkut air, mineral, dan hasil fotosintesis.
  4. Sel-sel tumbuhan memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru. Sifat ini disebut dengan totipotensi. Sifat totipotensi ini dapatdigunakan untuk memperbanyak tanaman melalui teknik kultur jaringan.
  5. Jaringan hewan dikelompokkan menjadi empat, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot.
  6. Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi seluruh permukaan tubuh. Berdasarkan jumlah selnya, jaringan epitel dibagi menjadi jaringan epitel selapis dan jaringan epitel berlapis. Contoh jaringan epitel terdapat pada alveoli.
  7. Jaringan ikat berfungsi mengikat dan mendukung jaringan lainnya. Contoh jaringan ikat terdapat pada tendon, ginjal, dan jantung. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dibagi menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan tulang, dan jaringan darah.
  8. Jaringan saraf tersusun atas unit fungsional yang disebut sel saraf (neuron). Jaringan ini berfungsi menghantarkan rangsang.
  9. Jaringan otot berfungsi sebagai otot gerak pasif. Jaringan otot terbagi menjadi otot polos, oto lurik, dan oto jantung.

Peta Konsep

Peta Konsep

Refleksi

Apabila Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari materi tertentu pada bab ini, diskusikanlah bersama teman-teman Anda. Kemudian, bertanyalah kepada guru Anda untuk memecahkan permasalahanpermasalahan berkenaan dengan materi pada bab ini. Agar Anda mampu memahami materi pada bab ini dengan lebih baik, pastikanlah Anda menguasai materi bab ini dengan belajar lebih giat.

Tujuan Anda mempelajari bab ini adalah agar Anda mampu memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan. Apakah Anda dapat mencapai tujuan tersebut?

Bagaimana pendapat Anda setelah mempelajari materi Organisasi Tingkat Jaringan ini? Menarik, bukan? Banyak hal yang bisa Anda peroleh setelah mempelajari bab ini. Misalnya, Anda dapat memelihara tanaman di rumah dengan baik. Anda pun dapat memahami jaringan penyusun tubuh Anda. Adakah manfaat lainnya Anda mempelajari bab ini?

Evaluasi Kompetensi Bab 2

A. Pilihan Ganda

1.Jaringan yang sel-selnya selalu aktif membelah adalah

a. jaringan dewasad. jaringan dasar
b. jaringan pelindunge. jaringan penguat
c. jaringan meristem

2. Jaringan yang tersusun atas sel-sel yang rapat serta berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan adalah..

a. Jaringan epidermisd. jaringan meristem
b. Jaringan penguate. jaringan pengangkut
c. jaringan dasar

3. Stomata berfungsi sebagai..

a. tempat mengurangi penguapand. tempat cadangan air
b. tempat penyerapan aire. tempat pertukaran gas
c. tempat meneruskan rangsangan

Untuk soal nomor 5-7, perhatikan gambar berikut.

gambar bab 2 soal nomor 5

4. Fungsi utama jaringan parenkim adalah..

a. penyokong tubuhd. perlindungan
b. tempat berlangsungnya fotosintesise. pengangkutan
c. tempat transportasi

5. jaringan tiang ditunjukkan oleh nomor..

a. 1d. 4
b. 2e. 5
c. 3

6. Jaringan bunga karang ditunjukkan oleh nomor..

a. 1d. 4
b. 2e. 5
c. 3

7. Tempat terjadinya pertukaran gas ditunjukkan oleh nomor…

a. 1d. 4
b. 2e. 5
c. 3

8. Perbedaan utama antara sel kolenkim dan sel sklerenki adalah..

a. ketebalan dindingd. ukurannya
b. kelenturannyae. letaknya
c. penyusun dinding selnya

9. Berikut ini yang merupakan komponen xilem adalah

 a. trakea, serabut xilem, dan sel pengiring d. serabut xilem, parenkim xilem, dan sel tapis
 b. trakea, trakeid, serabut xilem, dan parenkim xilem e. serabut xilem, sel pengiring, sel tapis, dan parenkim xilem
 c. trakea, trakeid, sel tapis, dan sel pengiring

10. Jaringan yang berfungsi mengangkut zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan adalah..

 a. trakea d. stomata
 b. xilem e. trikoma
 c. floem

11. Sifat totipotensi dari sel tumbuhan yang sangat baik dapat digunakan dalam teknik..

 a. fotosintesis d. kloning
 b. transplantasi e. kultur jaringan
 c. kultur air

12. Jaringan epitel tersusun atas lapisan sel yang memiliki fungsi berkaitan dengan

a. transportasi dan sekresi d, eksresi dan sirkulasi
b.  eksresi dan produksi e. proteksi dan sirkulasi
 c. absorpsi dan transportasi

13. Jaringan dewasa berikut yang sel-sel penyusunnya masih hidup dan memiliki organel lengkap adalah

 a. floem d. parenkim
b. xilem e. kolenkim
 c. meristem

14. Jaringan yang melapisi pembuluh darah dan alveoli paru-paru adalah jaringan epitel..

 a. kubus berlapisd. kubus selapis
b. pipih berlapise. silindris
c. pipih selapis

15. Jaringan yang berfungsi sebagai makanan cadangan serta menjaga hilangnya panas secara berlebihan adalah..

 a. jaringan lemakd. jaringan darah
b. jaringan ikat e. jaringan saraf
 c. jaringan tulang

16. Jaringan yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi adalah ..

 a. jaringan lemakd tulang keras
 b. jaringan sarafe. tulang rawan
 c. jaringan otot

17. Eritrosit pada jaringan darah memiliki fungsi ..

 a. mengangkut oke seluruh tubuh d. sebagai makanan cadangan
 b. mempertahankan tubuh dari penyakit e. menyampaikan impuls
 c. penyuplai makanan bagi tulang

18. Jaringan yang berfungsi mengantarkan rangsang (impuls) adalah ..

 a. jaringan lemak d. jaringan tulang
 b. jaringan saraf e. jaringan ikat
 c. jaringan otot

19. Pernyataan yang merupakan ciri-ciri otot lurik adalah

 a. 1,2 dan 3 d. 2,4 dan 5
 b. 1,2 dan 4 e. 3, 4 dan 5
 c. 2,3 dan 4

20. Otot jantung bergerak secara involunter, artinya ..

a. bergerak tanpa disadarid. bergerak tidak beraturan
b. bergerak dengan kesadarane. bergerak teratur
c. bergerak secara konstan

B. Soal Uraian

  1. Sebutkan ciri-ciri jaringan dewasa.
  2. Gambarlah penampang membujur dari akar, kemudian berilah keterangan dengan lengkap dan benar.
  3. apakah yang dimaksud dengan totipotensi?
  4. apa yang dimaksud dengan epitel transisi? Mengapa dinamakan demikian?
  5. jelaskan mengenai jaringan darah dan komponen penyusunnya.

C. Soal Tantangan

  1. Pada saat mengupas mangga, tanpa sengaja jari anda terluka. Jaringan apa saja yang mungkin terkoyak oleh pisau tersebut?
  2. Air masuk ke dalam tubuh tumbuhan melalui akar. seperti anda ketahui, akar tersusun atas beberapa jaringan. Bagaimana air dapat melalui jaringan yang terdapat di akar? Perhatikan gambar berikut.

gambar bab 2 soal tantangan nomor 2